Sabtu, Mei 18, 2024
32.6 C
Palangkaraya

Ribuan Warga Kalteng Mengungsi, Ratusan Fasilitas Sosial Terdampak Banjir

PALANGKA RAYA-Tingginya intensitas hujan di Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir makin meluas. Jumlah daerah yang terendam pun terus bertambah. Berdasarkan data terbaru, sudah ada 10 kabupaten/kota yang terdampak banjir dan ribuan warga yang terpaksa mengungsi.

Penambahan jumlah wilayah yang terdampak banjir ini diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran (BPBPK) Kalteng Falery Tuwan. Dikatakannya, banjir di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) membuat jumlah kabupaten/kota yang terdampak banjir bertambah menjadi 10 daerah.

“Ya, memang ada penambahan data daerah yang terkena banjir pada hari ini (kemarin, red), sudah 10 kabupaten dan kota, sebelumnya hanya ada 9 kabupaten, bertambah satu lagi yakni Kabupaten Barsel,” ucap Falery Tuwan kepada Kalteng Pos melalui pesan WhatsApp, Minggu (23/10).

Berdasarkan data tersebut, kini ada penambahan jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak yakni 44.837 KK dengan jumlah total 144.626 jiwa. Kotawaringin Barat menjadi kabupaten yang terdampak banjir paling parah. Ketinggian air mencapai 80 cm hingga 200 cm. meski demikian, jumlah warga terbanyak paling banyak justru ada di Kabupaten Katingan, yakni 10.084 KK dengan 27.523 jiwa terdampak. Dari 10 daerah yang terdampak banjir, ada 1.164 KK atau 3.702 jiwa yang terpaksa mengungsi. Tepatnya di Kabupaten Kobar, Lamandau, Kotim, Sukamara, Seruyan, dan Katingan (data lengkap lihat di grafis).

Falery menyebut bahwa pemerintah telah menyiapkan fasilitas pendukung untuk membantu warga terdampak bencana banjir. Yakni 10 posko kesehatan, 17 tenda pengungsian, 11 gedung pengungsi, 9 dapur umum, dan 7 tempat mandi cuci kakus (MCK). Fasilitas-fasilitas tersebut tersebar di Kabupaten Kobar, Lamandau, Katingan, dan Sukamara.

“Untuk membantu warga yang terdampak, pemerintah melalui BPBD setempat juga telah mendirikan sarana pendukung seperti posko kesehatan, tenda pengungsian, dapur umum, dan MCK, jumlah tenda terbanyak ada di Kobar yakni 7 tenda pengungsian, juga ada gedung pengungsian di sana,” beber Falery.

Baca Juga :  Banjir Kobar Terparah, Pengungsi Bertambah

Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap fenomena alam. Apabila terjadi musibah, segera mungkin melaporkan kepada pihak berwenang di daerah masing-masing.

Falery menjelaskan, bantuan berupa paket sembako diserahkan kepada Korem 102/Panju Panjung dan Kepolisian Daerah (Polda) Kalteng pada tanggal 19 Oktober 2022 lalu, masing-masing sebanyak 20.000 paket. Selanjutnya paket-paket sembako tersebut didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak banjir.

“Sampai dengan hari Jumat, 21 Oktober 2022, pendistribusian bantuan ke masyarakat sudah dilaksanakan, dimulai dari Kota Palangka Raya, dan sudah diterima oleh masyarakat,” tuturnya.

Bantuan untuk Kabupaten Lamandau sudah diambil oleh polres dan kodim setempat, untuk selanjutnya dibag-bagikan kepada masyarakat.

“Pendistribusian untuk kabupaten lainnya terus dilakukan dan ditargetkan selesai sebelum masa tanggap darurat banjir berakhir,” tambahnya.

Kabupaten Kobar menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir. Debit air terus naik dan merendam permukiman warga. Ratusan warga terus berdatangan ke lokasi pengungsian yang telah disiapkan pemerintah. Salah satunya gedung di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan. Bahkan beberapa dapur umum juga didirikan, baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat sekitar.

Melonjaknya jumlah pengungsi mengakibatkan pelayanan di lokasi pengungsian tidak bisa maksimal. Tak sedikit warga yang mengeluh kebingungan harus mengungsi ke mana lagi, karena tidak punya sanak saudara. Apalagi untuk berpindah tempat perlu biaya yang tak sedikit.

“Saya bingung harus pindah ke mana, karena tidak ada sanak saudara, saya juga memikirkan berbagai perabotan rumah tangga, kalau kami punya uang, mungkin bisa cari barak atau kos-kosan, tapi saya ini hanyalah pedagang sayur keliling,” kata Mina, salah satu warga Kelurahan Raja Seberang, Minggu (23/10).

Baca Juga :  Kafe Tentang Kopi Sajikan Biji Kopi Terbaik

Menurutnya, kondisi di kampungnya cukup memprihatinkan. Baru kali ini banjir merendam rumahnya. Dalam 13 tahun, baru kali ini terjadi banjir besar. Ketinggian air mencapai paha orang dewasa.

Sementara itu, Pj Bupati Kobar Anang Dirjo menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya agar masyatakat korban banjir mendapat perhatian. Banjir yang terjadi kali ini disebabkan curah hujan yang tinggi. Bahkan tiap hari selalu turun hujan deras. Akibatnya, genangan air yang sempat surut naik kembali. Banjir tidak hanya menenggelamkan rumah warga di pinggiran sungai, tapi juga menggenangi jalan-jalan protokol di perkotaan.

“Kami sudah melakukan berbagai upaya, pemerintah tidak berdiam diri dengan kondisi yang terjadi, kami bersama dengan BPBD, TNI, dan Polri terus melakukan tindakan,” ucapnya.

Wakil Ketua I DPRD Kobar Mulyadin juga merasa prihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat. Wakil rakyat ini mengingatkan kepada perusahaan besar swasta di sector pertambangan, perkebunan sawit, maupun kehutanan berempati membantu masyarakat.

“Jangan sampai malah perusahaan berdiam diri atas kondisi yang terjadi saat ini. Kami akan koordinasi dengan pemkab terkait dukungan dan support perusahaan, apakah sudah membantu atau banyak yang justru tidak peduli,” tegasnya.

Terpisah, Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono menyebut bahwa kondisi jalan Kotawaringin Lama masih cukup membahayakan untuk dilewati kendaraan. Karena itu pihaknya senantiasa mengingatkan para petugas agar terus menjaga dan mengimbau pengendara agar tidak nekat melintas jalur tersebut. Beberapa kali muncul kejadian yang tak diinginkan, lantaran para pengemudi nekat dan mengabaikan imbauan.

“Kami ingatkan, jangan nekat melintas jalur Kotawaringin Lama-Pangkalan Bun atau sebaliknya, genangan air masih tinggi dan itu sangat membahayakan bagi pengendara yang nekat melintas,” pungkasnya. (irj/son/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Tingginya intensitas hujan di Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir makin meluas. Jumlah daerah yang terendam pun terus bertambah. Berdasarkan data terbaru, sudah ada 10 kabupaten/kota yang terdampak banjir dan ribuan warga yang terpaksa mengungsi.

Penambahan jumlah wilayah yang terdampak banjir ini diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran (BPBPK) Kalteng Falery Tuwan. Dikatakannya, banjir di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) membuat jumlah kabupaten/kota yang terdampak banjir bertambah menjadi 10 daerah.

“Ya, memang ada penambahan data daerah yang terkena banjir pada hari ini (kemarin, red), sudah 10 kabupaten dan kota, sebelumnya hanya ada 9 kabupaten, bertambah satu lagi yakni Kabupaten Barsel,” ucap Falery Tuwan kepada Kalteng Pos melalui pesan WhatsApp, Minggu (23/10).

Berdasarkan data tersebut, kini ada penambahan jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak yakni 44.837 KK dengan jumlah total 144.626 jiwa. Kotawaringin Barat menjadi kabupaten yang terdampak banjir paling parah. Ketinggian air mencapai 80 cm hingga 200 cm. meski demikian, jumlah warga terbanyak paling banyak justru ada di Kabupaten Katingan, yakni 10.084 KK dengan 27.523 jiwa terdampak. Dari 10 daerah yang terdampak banjir, ada 1.164 KK atau 3.702 jiwa yang terpaksa mengungsi. Tepatnya di Kabupaten Kobar, Lamandau, Kotim, Sukamara, Seruyan, dan Katingan (data lengkap lihat di grafis).

Falery menyebut bahwa pemerintah telah menyiapkan fasilitas pendukung untuk membantu warga terdampak bencana banjir. Yakni 10 posko kesehatan, 17 tenda pengungsian, 11 gedung pengungsi, 9 dapur umum, dan 7 tempat mandi cuci kakus (MCK). Fasilitas-fasilitas tersebut tersebar di Kabupaten Kobar, Lamandau, Katingan, dan Sukamara.

“Untuk membantu warga yang terdampak, pemerintah melalui BPBD setempat juga telah mendirikan sarana pendukung seperti posko kesehatan, tenda pengungsian, dapur umum, dan MCK, jumlah tenda terbanyak ada di Kobar yakni 7 tenda pengungsian, juga ada gedung pengungsian di sana,” beber Falery.

Baca Juga :  Banjir Kobar Terparah, Pengungsi Bertambah

Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap fenomena alam. Apabila terjadi musibah, segera mungkin melaporkan kepada pihak berwenang di daerah masing-masing.

Falery menjelaskan, bantuan berupa paket sembako diserahkan kepada Korem 102/Panju Panjung dan Kepolisian Daerah (Polda) Kalteng pada tanggal 19 Oktober 2022 lalu, masing-masing sebanyak 20.000 paket. Selanjutnya paket-paket sembako tersebut didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak banjir.

“Sampai dengan hari Jumat, 21 Oktober 2022, pendistribusian bantuan ke masyarakat sudah dilaksanakan, dimulai dari Kota Palangka Raya, dan sudah diterima oleh masyarakat,” tuturnya.

Bantuan untuk Kabupaten Lamandau sudah diambil oleh polres dan kodim setempat, untuk selanjutnya dibag-bagikan kepada masyarakat.

“Pendistribusian untuk kabupaten lainnya terus dilakukan dan ditargetkan selesai sebelum masa tanggap darurat banjir berakhir,” tambahnya.

Kabupaten Kobar menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir. Debit air terus naik dan merendam permukiman warga. Ratusan warga terus berdatangan ke lokasi pengungsian yang telah disiapkan pemerintah. Salah satunya gedung di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan. Bahkan beberapa dapur umum juga didirikan, baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat sekitar.

Melonjaknya jumlah pengungsi mengakibatkan pelayanan di lokasi pengungsian tidak bisa maksimal. Tak sedikit warga yang mengeluh kebingungan harus mengungsi ke mana lagi, karena tidak punya sanak saudara. Apalagi untuk berpindah tempat perlu biaya yang tak sedikit.

“Saya bingung harus pindah ke mana, karena tidak ada sanak saudara, saya juga memikirkan berbagai perabotan rumah tangga, kalau kami punya uang, mungkin bisa cari barak atau kos-kosan, tapi saya ini hanyalah pedagang sayur keliling,” kata Mina, salah satu warga Kelurahan Raja Seberang, Minggu (23/10).

Baca Juga :  Kafe Tentang Kopi Sajikan Biji Kopi Terbaik

Menurutnya, kondisi di kampungnya cukup memprihatinkan. Baru kali ini banjir merendam rumahnya. Dalam 13 tahun, baru kali ini terjadi banjir besar. Ketinggian air mencapai paha orang dewasa.

Sementara itu, Pj Bupati Kobar Anang Dirjo menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya agar masyatakat korban banjir mendapat perhatian. Banjir yang terjadi kali ini disebabkan curah hujan yang tinggi. Bahkan tiap hari selalu turun hujan deras. Akibatnya, genangan air yang sempat surut naik kembali. Banjir tidak hanya menenggelamkan rumah warga di pinggiran sungai, tapi juga menggenangi jalan-jalan protokol di perkotaan.

“Kami sudah melakukan berbagai upaya, pemerintah tidak berdiam diri dengan kondisi yang terjadi, kami bersama dengan BPBD, TNI, dan Polri terus melakukan tindakan,” ucapnya.

Wakil Ketua I DPRD Kobar Mulyadin juga merasa prihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat. Wakil rakyat ini mengingatkan kepada perusahaan besar swasta di sector pertambangan, perkebunan sawit, maupun kehutanan berempati membantu masyarakat.

“Jangan sampai malah perusahaan berdiam diri atas kondisi yang terjadi saat ini. Kami akan koordinasi dengan pemkab terkait dukungan dan support perusahaan, apakah sudah membantu atau banyak yang justru tidak peduli,” tegasnya.

Terpisah, Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono menyebut bahwa kondisi jalan Kotawaringin Lama masih cukup membahayakan untuk dilewati kendaraan. Karena itu pihaknya senantiasa mengingatkan para petugas agar terus menjaga dan mengimbau pengendara agar tidak nekat melintas jalur tersebut. Beberapa kali muncul kejadian yang tak diinginkan, lantaran para pengemudi nekat dan mengabaikan imbauan.

“Kami ingatkan, jangan nekat melintas jalur Kotawaringin Lama-Pangkalan Bun atau sebaliknya, genangan air masih tinggi dan itu sangat membahayakan bagi pengendara yang nekat melintas,” pungkasnya. (irj/son/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/