Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Murai Albino Dihargai Puluhan hingga Ratusan Juta

Di kalangan peternak, burung di bawah usia enam bulan semacam itu biasa disebut trotol. Harga fantastis tersebut bukan tanpa alasan. Iman –sapaan Rohiman– menyebutkan, murai albino dengan warna dominan putih tergolong langka dan unik. Dengan demikian, banyak penggemar murai yang memburunya. Makin hari, jumlah peminatnya terus bertambah. ”Makanya, harganya jadi mahal,” terangnya.

Di pasar online dan media sosial (medsos) Tanah Air, murai albino dewasa umumnya dibanderol dengan harga di atas Rp 100 juta. Harga tersebut biasanya sudah termasuk ongkos kirim (ongkir). ”Saya sering bilang itu (beternak murai albino, Red) mutasi berinvestasi,” kata pria 31 tahun tersebut.

Istilah mutasi berinvestasi itu mengacu nilai albino yang cenderung naik saat ini. Bahkan, kata Iman, peminatnya bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri seperti Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Iman mengaku pernah bertransaksi dengan pembeli dari Vietnam.

Baca Juga :  Belajar Pengelolaan Lingkungan, Bisa Diterapkan di Kalteng

”Teman di Vietnam beli (anakan murai albino, Red) sama saya Rp 60 juta. Di sana (Vietnam, Red) dia jual Rp 150 juta,” ungkap bapak satu anak tersebut.

Saking ngebetnya dengan murai albino, kata Iman, pembeli dari luar negeri itu berani menanggung risiko pengiriman jarak jauh seperti sakit hingga kematian.

Selain beternak murai albino, Iman mengembangbiakkan jenis lainnya. Di antaranya, panda, blorok, dan black shama. Total ada 70 murai berbagai jenis yang dipelihara di halaman belakang rumah Iman. Usianya beragam. Ada yang baru lahir hingga usia dewasa. Di rumah itu, Iman juga ternak jangkrik untuk pakan.

Sejauh ini, Iman lebih fokus mengawinkan murai beda jenis agar bisa memiliki warna unik. Perkawinan silang itulah yang dia gaungkan ke komunitas pencinta murai dengan istilah mutasi berinvestasi. ”Dari mutasi, kita bisa investasi,” ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai penyuplai bahan bangunan itu.

Baca Juga :  Pakar Kesehatan Pastikan Galon Guna Ulang Aman untuk Janin

Iman telah membangun 14 kandang untuk produksi murai tersebut. Setiap sisi muka kamar diberi tirai hitam. Tirai itu akan ditutup saat malam untuk menghindarkan murai dari gangguan binatang lain. Gangguan itu bisa membuat murai stres. ”Jadi, dikasih tutup biar (burung, Red) nggak takut,” terangnya.

Di kalangan peternak, burung di bawah usia enam bulan semacam itu biasa disebut trotol. Harga fantastis tersebut bukan tanpa alasan. Iman –sapaan Rohiman– menyebutkan, murai albino dengan warna dominan putih tergolong langka dan unik. Dengan demikian, banyak penggemar murai yang memburunya. Makin hari, jumlah peminatnya terus bertambah. ”Makanya, harganya jadi mahal,” terangnya.

Di pasar online dan media sosial (medsos) Tanah Air, murai albino dewasa umumnya dibanderol dengan harga di atas Rp 100 juta. Harga tersebut biasanya sudah termasuk ongkos kirim (ongkir). ”Saya sering bilang itu (beternak murai albino, Red) mutasi berinvestasi,” kata pria 31 tahun tersebut.

Istilah mutasi berinvestasi itu mengacu nilai albino yang cenderung naik saat ini. Bahkan, kata Iman, peminatnya bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri seperti Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Iman mengaku pernah bertransaksi dengan pembeli dari Vietnam.

Baca Juga :  Belajar Pengelolaan Lingkungan, Bisa Diterapkan di Kalteng

”Teman di Vietnam beli (anakan murai albino, Red) sama saya Rp 60 juta. Di sana (Vietnam, Red) dia jual Rp 150 juta,” ungkap bapak satu anak tersebut.

Saking ngebetnya dengan murai albino, kata Iman, pembeli dari luar negeri itu berani menanggung risiko pengiriman jarak jauh seperti sakit hingga kematian.

Selain beternak murai albino, Iman mengembangbiakkan jenis lainnya. Di antaranya, panda, blorok, dan black shama. Total ada 70 murai berbagai jenis yang dipelihara di halaman belakang rumah Iman. Usianya beragam. Ada yang baru lahir hingga usia dewasa. Di rumah itu, Iman juga ternak jangkrik untuk pakan.

Sejauh ini, Iman lebih fokus mengawinkan murai beda jenis agar bisa memiliki warna unik. Perkawinan silang itulah yang dia gaungkan ke komunitas pencinta murai dengan istilah mutasi berinvestasi. ”Dari mutasi, kita bisa investasi,” ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai penyuplai bahan bangunan itu.

Baca Juga :  Pakar Kesehatan Pastikan Galon Guna Ulang Aman untuk Janin

Iman telah membangun 14 kandang untuk produksi murai tersebut. Setiap sisi muka kamar diberi tirai hitam. Tirai itu akan ditutup saat malam untuk menghindarkan murai dari gangguan binatang lain. Gangguan itu bisa membuat murai stres. ”Jadi, dikasih tutup biar (burung, Red) nggak takut,” terangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/