Sabtu, Mei 17, 2025
23.1 C
Palangkaraya

RSUD Doris Sylvanus Gelar Penyuluhan Bahaya Hipertensi

Tak Tertangani, Hipertensi Bisa Picu Komplikasi Serius

PALANGKA RAYA – Dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2025, RSUD Dr Doris Sylvanus (RSDDS) mengadakan kegiatan penyuluhan tentang penyakit hipertensi. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, 14 – 15 Mei 2025 bertempat di ruang tunggu Poli Jantung.

Pada hari pertama penyuluhan disampaikan oleh Dr dr Sanggap Indra Sitompul Sp JP (K) FIHA. Hari kedua giliran dr Yusuf Galenta Sp JP (K) FIHA yang memberikan materi. Dua dokter muda Daniel Yuantara SKed dan Chopifah Ariani SKed turun mendampingi.

Dalam penyuluhan tersebut dr Yusuf Galenta menyampaikan bahwa hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang sangat serius. Sepertiga penduduk dunia mengalami hipertensi. “Saya berharap kita semua dapat menjaga kesehatan agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih buruk,” ujarnya.

Baca Juga :  Minamas Group Tunjukkan Kepedulian bagi Korban Banjir di Kalbar dan Kalteng

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai “pembunuh senyap” karena sering tidak menunjukkan gejala yang jelas. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah sistoliknya ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg.

Berdasarkan data WHO tahun 2023 terdapat sekitar 1,28 miliar orang dewasa usia 30–79 tahun di seluruh dunia yang menderita hipertensi. Gejala hipertensi dapat meliputi sakit kepala, pusing, sesak napas, nyeri dada, penglihatan kabur, dan mudah lelah.

Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua yakni faktor yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, riwayat keluarga, dan usia. Sedangkan faktor yang dapat diubah seperti kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebihan, obesitas, kurang berolahraga, dan konsumsi alkohol.

Baca Juga :  Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya Terinfeksi Covid-19

Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti stroke, gangguan penglihatan, gagal jantung, kerusakan pembuluh darah, gagal ginjal, hingga penurunan kepadatan tulang.

Untuk masyarakat Kalimantan Tengah penyuluhan ini diharapkan menjadi pengingat penting akan bahaya hipertensi dan pentingnya pola hidup sehat. Dengan memahami faktor risiko dan cara pencegahan, diharapkan angka penderita hipertensi di wilayah ini dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat semakin meningkat. (chi)

PALANGKA RAYA – Dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2025, RSUD Dr Doris Sylvanus (RSDDS) mengadakan kegiatan penyuluhan tentang penyakit hipertensi. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, 14 – 15 Mei 2025 bertempat di ruang tunggu Poli Jantung.

Pada hari pertama penyuluhan disampaikan oleh Dr dr Sanggap Indra Sitompul Sp JP (K) FIHA. Hari kedua giliran dr Yusuf Galenta Sp JP (K) FIHA yang memberikan materi. Dua dokter muda Daniel Yuantara SKed dan Chopifah Ariani SKed turun mendampingi.

Dalam penyuluhan tersebut dr Yusuf Galenta menyampaikan bahwa hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang sangat serius. Sepertiga penduduk dunia mengalami hipertensi. “Saya berharap kita semua dapat menjaga kesehatan agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih buruk,” ujarnya.

Baca Juga :  Minamas Group Tunjukkan Kepedulian bagi Korban Banjir di Kalbar dan Kalteng

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai “pembunuh senyap” karena sering tidak menunjukkan gejala yang jelas. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah sistoliknya ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg.

Berdasarkan data WHO tahun 2023 terdapat sekitar 1,28 miliar orang dewasa usia 30–79 tahun di seluruh dunia yang menderita hipertensi. Gejala hipertensi dapat meliputi sakit kepala, pusing, sesak napas, nyeri dada, penglihatan kabur, dan mudah lelah.

Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua yakni faktor yang tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, riwayat keluarga, dan usia. Sedangkan faktor yang dapat diubah seperti kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebihan, obesitas, kurang berolahraga, dan konsumsi alkohol.

Baca Juga :  Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya Terinfeksi Covid-19

Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti stroke, gangguan penglihatan, gagal jantung, kerusakan pembuluh darah, gagal ginjal, hingga penurunan kepadatan tulang.

Untuk masyarakat Kalimantan Tengah penyuluhan ini diharapkan menjadi pengingat penting akan bahaya hipertensi dan pentingnya pola hidup sehat. Dengan memahami faktor risiko dan cara pencegahan, diharapkan angka penderita hipertensi di wilayah ini dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat semakin meningkat. (chi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/