GUNUNG Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal sebagai salah satu destinasi favorit pendaki karena pemandangan alamnya yang memesona.
Namun, di balik keindahan tersebut, tersimpan jalur ekstrem yang menjadi momok bagi para pendaki, Cemara Nunggal.
Titik ini kembali menjadi sorotan setelah seorang pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins (27), dilaporkan terjatuh ke jurang di kawasan tersebut pada Sabtu (21/6/2025).
Lokasi jatuhnya Juliana terletak di jalur menanjak yang diapit jurang dan batuan lepas, dalam perjalanan menuju puncak atau summit attack dari jalur Plawangan Sembalun.
Jenazah Pendaki Brasil Dievakuasi dari Kedalaman 600 Meter Jurang Rinjani
Banu Adikara, seorang pendaki asal Jakarta yang mendaki Rinjani pada 2017, masih mengingat betul kondisi mencekam saat melewati Cemara Nunggal di waktu dini hari.
“Parah banget, kanan itu kawah, kiri jurang. Jurangnya bisa lebih dari 500 meter ke bawah. Saya jalan sangat pelan, pakai buff, kacamata, dan senter,” ujar Banu mengutip dari kompas.com, Selasa (24/6/2025).
Banu melakukan pendakian bersama seorang rekan pria, memulai perjalanan dari Desa Bawak Nao, dan mendirikan tenda di Plawangan Sembalun.
Mereka memulai summit attack pukul 02.00 dini hari dan tiba di Cemara Nunggal sekitar pukul 04.30, dalam kondisi gelap dan angin kencang.
“Saya pernah ketemu bule yang nangis di situ. Dia bilang, ‘Nggak mau mati di sini,’” kenangnya.
Kondisi ekstrem Cemara Nunggal juga dibenarkan oleh Riyan Setiawan, pendaki lainnya asal Jakarta. Ia menyebut jalur tersebut berbatu, minim penerangan, dan bisa membingungkan.
“Biasanya mulai summit jam dua atau tiga pagi. Jalurnya nggak jelas, kadang melebar, jadi bisa salah jalur kalau nggak fokus,” ungkap Riyan.
Sementara itu, pendaki lain bernama Bayu Adji menambahkan bahwa jalur menuju puncak Rinjani sangat sempit dan berada tepat di sisi jurang yang menghadap Danau Segara Anak.
Ia juga menekankan bahwa puncaknya sendiri hanya bisa menampung beberapa orang sehingga pendaki harus bergantian.
“Saya naik lewat Sembalun dan camp di Plawangan. Jalur summit itu pasirnya licin dan sempit, di sebelahnya langsung jurang. Puncaknya juga kecil, harus antre,” jelas Bayu.
Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Rinjani menjadi favorit pendaki dari dalam dan luar negeri.
Namun, jalur menuju puncak, terutama dari Plawangan Sembalun hingga Cemara Nunggal, menjadi salah satu segmen paling berbahaya. (net/abw)