HARI raya Waisak tidak hanya menjadi momentum spiritual bagi umat Buddha untuk mengenang tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, tetapi juga menjadi waktu yang sarat makna dalam berbagai tradisi budaya, termasuk kuliner.
Di balik suasana khidmat perayaan di vihara dan ritual melepas lampion, tersimpan kekayaan rasa dari beragam makanan khas yang disajikan untuk merayakan hari suci ini.
Dalam suasana penuh ketenangan, umat Buddha biasanya menyiapkan makanan-terutama yang berbahan dasar nabati-sebagai bentuk penghormatan, persembahan, maupun wujud berbagi kepada sesama. Berikut beberapa jenis makanan yang kerap hadir di atas meja dalam perayaan Waisak.
1. Nasi Gemuk
Nasi Gemuk merupakan salah satu makanan tradisional khas Jambi yang paling sering disajikan saat perayaan hari Waisak. Nasi Gemuk juga dikenal sebagai nasi lemak di sejumlah daerah.
2. Kue Burgo
Kue Burgo merupakan makanan tradisional khas Palembang yang menjadi salah satu hidangan yang kerap hadir pada saat perayaan Waisak. Jangan tertipu dengan namanya yang disebut “kue”, karena pada dasarnya Kue Burgo memiliki rasa yang gurih lho.
3. Tempoyak
Warga Sumatra dan Kalimantan pasti sudah tidak asing dengan sajian yang satu ini. Tempoyak sendiri merupakan olahan dari fermentasi durian. Dengan aroma yang khas dan sedikit asam, tempoyak biasanya digunakan sebagai bahan tambahan untuk gulai. (*afa)