Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Nomor 1 Indonesia Kalahkan Nomor 1 Dunia

TOKYO – Pasangan nomor satu Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menciptakan kejutan besar pada laga terakhir Grup A ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.

Bertarung di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Selasa (27/7), Greysia/Apriyani mengalahkan ganda nomor satu dunia Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dalam rubber game dengan skor 24-22, 13-21, dan 21-8. Pertandingan ini berjalan dalam tempo yang panjang, sampai 84 menit.

Dengan hasil ini, Greysia/Apriyani menjadi pemuncak klasemen akhir Grup A dengan menyapu bersih tiga kemenangan dalam tiga pertandingan. Fukushima/Hirota finis di peringkat kedua.

Bagi Greysia/Apriyani, kemenangan ini mengakhiri rentetan kekalahannya dalam delapan pertemuan terakhir. Namun, ganda nomor satu Indonesia tersebut sedikit terbantu dengan tidak maksimalnya Hirota.

Hirota mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) pada lutut kanan. Kondisi Hirota hanya di sekitar 70 sampai 80 persen. Jadi sepanjang pertandingan, dia harus memakai penyangga pada lututnya. Terlihat jelas terutama pada game ketiga, Hirota sudah tidak mampu untuk bergerak dinamis dan lincah. Dia juga sering melakukan kesalahan sendiri. Akhirnya, Fukushima/Hirota cuma mendapatkan satu digit angka.

Baca Juga :  Dibantai Jepang 5-0, Tim Uber Indonesia Tetap Lolos

“Luar biasa, sebagai sesama atlet yang bermain di Olimpiade saya mendapatkan semangat dari Hirota. Saya bisa merasakan perjuangan melawan cederanya, karena saya juga pernah mengalami hal yang sama,” kata Greysia dikutip dari siaran pers NOC Indonesia.

“Jadi saya sangat mengapresiasi mereka berdua. Tapi, dia lawan saya di lapangan. Jadi saya tidak mau berpikir dia lagi cedera atau fit atau apa. Yang kami pikirkan hanya bagaimana performa kami di lapangan dan mendapatkan poin demi poin. Sikat saja. Tidak ada rasa kasihan,” imbuhnya.

Apriyani menambahkan bahwa dari awal, mereka hanya memikirkan strategi permainan yang pas. Mereka berusaha mengatur ritme pertandingan.

“Saya dan Kak Greys sudah menyatu, jadi mau bola bagaimana, saya mati, Kak Greys mati tidak masalah untuk kami berdua karena sudah kami antisipasi itu sebelum masuk lapangan. Dan, kami sama-sama bilang ayo nikmati dan mainkan pertandingan ini,” kata Apriyani “Mereka kelihatan menurun di game ketiga. Nah, saat mereka turun, kami harus manfaatkan,” timpal Greysia. “Betul. Gas pol, no rem-rem,” imbuh Apri.

Baca Juga :  Target 8 Besar, Tapi Dapat Perunggu

Sementara itu, Hirota mengatakan bahwa dia dan Fukushima berusaha untuk bereksperimen dan melakukan rotasi. Sebab, sebelum laga, mereka sudah memastikan tempat ke perempat final.

Hirota juga merasa bahwa kemarinm shuttlecock melaju dengan cara yang berbeda. Tetapi, apapun hasilnya, kata Hirota, mereka belajar banyak dari pengalaman kali ini. “Gerakan saya memang terbatas, tetapi Fuki (Fukushima) melakukan yang terbaik untuk meng-cover saya. Jadi sebetulnya, kami baik-baik saja,” kata Hirota dikutip dari siaran pers BWF. (jpc)

TOKYO – Pasangan nomor satu Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menciptakan kejutan besar pada laga terakhir Grup A ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.

Bertarung di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Selasa (27/7), Greysia/Apriyani mengalahkan ganda nomor satu dunia Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dalam rubber game dengan skor 24-22, 13-21, dan 21-8. Pertandingan ini berjalan dalam tempo yang panjang, sampai 84 menit.

Dengan hasil ini, Greysia/Apriyani menjadi pemuncak klasemen akhir Grup A dengan menyapu bersih tiga kemenangan dalam tiga pertandingan. Fukushima/Hirota finis di peringkat kedua.

Bagi Greysia/Apriyani, kemenangan ini mengakhiri rentetan kekalahannya dalam delapan pertemuan terakhir. Namun, ganda nomor satu Indonesia tersebut sedikit terbantu dengan tidak maksimalnya Hirota.

Hirota mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) pada lutut kanan. Kondisi Hirota hanya di sekitar 70 sampai 80 persen. Jadi sepanjang pertandingan, dia harus memakai penyangga pada lututnya. Terlihat jelas terutama pada game ketiga, Hirota sudah tidak mampu untuk bergerak dinamis dan lincah. Dia juga sering melakukan kesalahan sendiri. Akhirnya, Fukushima/Hirota cuma mendapatkan satu digit angka.

Baca Juga :  Dibantai Jepang 5-0, Tim Uber Indonesia Tetap Lolos

“Luar biasa, sebagai sesama atlet yang bermain di Olimpiade saya mendapatkan semangat dari Hirota. Saya bisa merasakan perjuangan melawan cederanya, karena saya juga pernah mengalami hal yang sama,” kata Greysia dikutip dari siaran pers NOC Indonesia.

“Jadi saya sangat mengapresiasi mereka berdua. Tapi, dia lawan saya di lapangan. Jadi saya tidak mau berpikir dia lagi cedera atau fit atau apa. Yang kami pikirkan hanya bagaimana performa kami di lapangan dan mendapatkan poin demi poin. Sikat saja. Tidak ada rasa kasihan,” imbuhnya.

Apriyani menambahkan bahwa dari awal, mereka hanya memikirkan strategi permainan yang pas. Mereka berusaha mengatur ritme pertandingan.

“Saya dan Kak Greys sudah menyatu, jadi mau bola bagaimana, saya mati, Kak Greys mati tidak masalah untuk kami berdua karena sudah kami antisipasi itu sebelum masuk lapangan. Dan, kami sama-sama bilang ayo nikmati dan mainkan pertandingan ini,” kata Apriyani “Mereka kelihatan menurun di game ketiga. Nah, saat mereka turun, kami harus manfaatkan,” timpal Greysia. “Betul. Gas pol, no rem-rem,” imbuh Apri.

Baca Juga :  Target 8 Besar, Tapi Dapat Perunggu

Sementara itu, Hirota mengatakan bahwa dia dan Fukushima berusaha untuk bereksperimen dan melakukan rotasi. Sebab, sebelum laga, mereka sudah memastikan tempat ke perempat final.

Hirota juga merasa bahwa kemarinm shuttlecock melaju dengan cara yang berbeda. Tetapi, apapun hasilnya, kata Hirota, mereka belajar banyak dari pengalaman kali ini. “Gerakan saya memang terbatas, tetapi Fuki (Fukushima) melakukan yang terbaik untuk meng-cover saya. Jadi sebetulnya, kami baik-baik saja,” kata Hirota dikutip dari siaran pers BWF. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/