Sabtu, November 23, 2024
32.1 C
Palangkaraya

Percepat Capaian Imunisasi Bayi, Sebagian Puskesmas Buka Layanan Tiap Hari

Melihat Pengaruh Pandemi terhadap Layanan Imunisasi

Pandemi yang melanda dua tahun terakhir, berdampak pada layanan kesehatan. Jutaan bayi di Indonesia pada periode 2019-2021 belum mengikuti imunisasi dasar. Di Kalteng ada puluhan ribu bayi yang belum mendapat imunitas, sehingga capaiannya masih rendah.  

IRPAN JURAYZ-PATHUR RAHMAN, Palangka Raya

ANGKA imunisasi bayi di Kalteng selama pandemi hingga pascapandemi terbilang masih rendah. Padahal imunisasi ini penting untuk memperkuat kekebalan tubuh atau imun bayi terhadap serangan penyakit. Secara nasional ada 1,7 juta bayi tercatat belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng dr Suyuti Syamsul, jumlah bayi di Kalteng tercatat mencapai 44.150 bayi. Namun yang telah menerima imunisasi hanya berjumlah 34,5% dari total jumlah bayi. Sementara target yang ingin dicapai adalah 94,1%.

“Angka turun drastic, di mana jumlah bayi saat ini berjumlah 44.150, yang baru melakukan imunisasi berkisar 34,5% dari target utama 94,1% imunisasi dasar,” ucap Suyuti, Kamis (4/8).

Sebagaimana diketahui, selama terjadi pandemic, pelayanan posyandu ditutup. Hal itu dilakukan untuk mencegah dan menekan potensi terpaparnya virus Covid-19 pada bayi. Suyuti juga menyampaikan bahwa imunisasi yang didapat oleh bayi akan mencegah terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti polio, hepatitis B, pertusis, difteri, haemophilus influenzae tipe B, campak, dan tetanus.

Suyuti menambahkan, Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) sudah mulai digunakan oleh sebagian puskesmas yang ada di Kalteng dan digunakan untuk cakupan data untuk imunisasi yang ada di daerah.

Baca Juga :  Komitmen Sediakan Materi Pembelajaran Gratis

“Untuk penggunaan ASIK, puskesmas yang ada di Kalteng sudah menggunakan aplikasi itu untuk memasukan data yang mencakup data imunisasi,” tambahnya.

Dengan melihat keadaan ini, ia juga menyampaikan bahwa Dinkes Provinsi Kalteng sebenarnya hanya bertugas untuk melakukan penguatan melalui koordinasi sumber daya manusia dan dukungan logistik vaksin. Penggerakan dan pencapaian sasaran menjadi tugas dan tanggung jawab kabupaten/kota. Pelayanan kesehatan pada anak balita menjadi standar pelayanan minimal kabupaten/kota.

Kabid P2P Dinkes Provinsi Kalteng Riza Syahputra menyampaikan, untuk mengejar target vaksinasi dasar, pihak provinsi akan mendorong pelaksanaan tersebut ke pihak kabupaten/kota.

“Kami akan mendorong pelaksanaan itu kepada kabupaten/kota, karena merekalah yang mempunyai penduduk. Kami pihak dinas kesehatan provinsi hanya mendorong, artinya memantau kabupaten mana yang masih rendah, itulah yang kami dorong dan fasilitasi agar segera mencapai target,” katanya.

Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya drg Andjar Hari Purnomo menyampaikan, hingga saat ini ada kurang lebih 4.998 anak di kota ini yang telah mengikuti imunisasi. Pascapandemi masyarakat Palangka Raya begitu antusias mengajak dan mengikutsertakan anak-anak untuk mendapatkan imunisasi maupun vaksinasi.

“Saya lihat pelaksanaan imunisasi, baik imunisasi dasar di posyandu dan di UPT puskesmas maupun imunisasi di sekolah, mendapat respons bagus dari masyarakat,” ungkapnya kemarin.

Antusias masyarakat mengikuti kegiatan imunisasi ini juga ditunjang dengan kemudahan akses pendaftaran menggunakan ASIK yang saat ini juga mulai diterapkan di Kota Cantik. Ada banyak penyakit pada anak yang dapat dicegah dengan memberikan imunisasi. Namun jika pada daerah tempat tinggal cakupan imunisasinya rendah, maka penyebaran penyakit akan terjadi sangat cepat.

Baca Juga :  Tari Sangian Basir, Tarian yang Membawa Nilai Sakralitas Sang Kuasa

“Anak-anak yang tidak diimunisasi berisiko menjadi kasus dan juga sumber penularan bagi anak-anak lain. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi orang tua untuk memperkaya informasi tentang imunisasi pada anak,” terangnya.

Keuntungan dari imunisasi, lanjutnya, adalah untuk memperoleh kekebalan tubuh secara buatan melalui pemberian kuman hidup yang dilemahkan atau bagian tubuh dari kuman untuk membentuk antibodi. Antibodi yang kuat berguna untuk mencegah buah hati terserang penyakit di kemudian hari. “Selain itu untuk mencegah terjadinya kecacatan dalam proses tumbuh kembang anak,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Panarung Muhammad Rizal menyampaikan bahwa keadaan imunisasi tidak seperti dahulu. Pandemi Covid-19 mengakibatkan pelayanan imunisasi tidak dilakukan secara terbuka demi mengurangi kerumunan. Apalagi untuk agenda yang melibatkan kerumunan, perlu ada izin dari lurah setempat.

“Keadaan tidak seperti dulu, capaian imunisasi dasar untuk anak begitu rendah, karena pandemi membuat orang tua takut untuk membawa anak-anak mereka, termasuk pada Bulan Imunisasi Anak Nasional, mau tak mau kami lakukan jemput bola, kami terbantu dengan adanya posyandu,” ucapnya, kemarin.  

Rizal menambahkan, Puskesmas Panarung membuka pelayanan imunisasi untuk anak tiap hari. Padahal sebagian puskesmas hanya membuka pelayanan dua kali dalam seminggu. Seperti Puskesmas Kayon di Jalan Rajawali yang hanya membuka jadwal imunisasi pada Rabu dan Kamis. “Kalau untuk layanan imunisasi, kami buka setiap hari,” pungkasnya. (*/ce/ala/ko)

Melihat Pengaruh Pandemi terhadap Layanan Imunisasi

Pandemi yang melanda dua tahun terakhir, berdampak pada layanan kesehatan. Jutaan bayi di Indonesia pada periode 2019-2021 belum mengikuti imunisasi dasar. Di Kalteng ada puluhan ribu bayi yang belum mendapat imunitas, sehingga capaiannya masih rendah.  

IRPAN JURAYZ-PATHUR RAHMAN, Palangka Raya

ANGKA imunisasi bayi di Kalteng selama pandemi hingga pascapandemi terbilang masih rendah. Padahal imunisasi ini penting untuk memperkuat kekebalan tubuh atau imun bayi terhadap serangan penyakit. Secara nasional ada 1,7 juta bayi tercatat belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng dr Suyuti Syamsul, jumlah bayi di Kalteng tercatat mencapai 44.150 bayi. Namun yang telah menerima imunisasi hanya berjumlah 34,5% dari total jumlah bayi. Sementara target yang ingin dicapai adalah 94,1%.

“Angka turun drastic, di mana jumlah bayi saat ini berjumlah 44.150, yang baru melakukan imunisasi berkisar 34,5% dari target utama 94,1% imunisasi dasar,” ucap Suyuti, Kamis (4/8).

Sebagaimana diketahui, selama terjadi pandemic, pelayanan posyandu ditutup. Hal itu dilakukan untuk mencegah dan menekan potensi terpaparnya virus Covid-19 pada bayi. Suyuti juga menyampaikan bahwa imunisasi yang didapat oleh bayi akan mencegah terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti polio, hepatitis B, pertusis, difteri, haemophilus influenzae tipe B, campak, dan tetanus.

Suyuti menambahkan, Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) sudah mulai digunakan oleh sebagian puskesmas yang ada di Kalteng dan digunakan untuk cakupan data untuk imunisasi yang ada di daerah.

Baca Juga :  Komitmen Sediakan Materi Pembelajaran Gratis

“Untuk penggunaan ASIK, puskesmas yang ada di Kalteng sudah menggunakan aplikasi itu untuk memasukan data yang mencakup data imunisasi,” tambahnya.

Dengan melihat keadaan ini, ia juga menyampaikan bahwa Dinkes Provinsi Kalteng sebenarnya hanya bertugas untuk melakukan penguatan melalui koordinasi sumber daya manusia dan dukungan logistik vaksin. Penggerakan dan pencapaian sasaran menjadi tugas dan tanggung jawab kabupaten/kota. Pelayanan kesehatan pada anak balita menjadi standar pelayanan minimal kabupaten/kota.

Kabid P2P Dinkes Provinsi Kalteng Riza Syahputra menyampaikan, untuk mengejar target vaksinasi dasar, pihak provinsi akan mendorong pelaksanaan tersebut ke pihak kabupaten/kota.

“Kami akan mendorong pelaksanaan itu kepada kabupaten/kota, karena merekalah yang mempunyai penduduk. Kami pihak dinas kesehatan provinsi hanya mendorong, artinya memantau kabupaten mana yang masih rendah, itulah yang kami dorong dan fasilitasi agar segera mencapai target,” katanya.

Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya drg Andjar Hari Purnomo menyampaikan, hingga saat ini ada kurang lebih 4.998 anak di kota ini yang telah mengikuti imunisasi. Pascapandemi masyarakat Palangka Raya begitu antusias mengajak dan mengikutsertakan anak-anak untuk mendapatkan imunisasi maupun vaksinasi.

“Saya lihat pelaksanaan imunisasi, baik imunisasi dasar di posyandu dan di UPT puskesmas maupun imunisasi di sekolah, mendapat respons bagus dari masyarakat,” ungkapnya kemarin.

Antusias masyarakat mengikuti kegiatan imunisasi ini juga ditunjang dengan kemudahan akses pendaftaran menggunakan ASIK yang saat ini juga mulai diterapkan di Kota Cantik. Ada banyak penyakit pada anak yang dapat dicegah dengan memberikan imunisasi. Namun jika pada daerah tempat tinggal cakupan imunisasinya rendah, maka penyebaran penyakit akan terjadi sangat cepat.

Baca Juga :  Tari Sangian Basir, Tarian yang Membawa Nilai Sakralitas Sang Kuasa

“Anak-anak yang tidak diimunisasi berisiko menjadi kasus dan juga sumber penularan bagi anak-anak lain. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi orang tua untuk memperkaya informasi tentang imunisasi pada anak,” terangnya.

Keuntungan dari imunisasi, lanjutnya, adalah untuk memperoleh kekebalan tubuh secara buatan melalui pemberian kuman hidup yang dilemahkan atau bagian tubuh dari kuman untuk membentuk antibodi. Antibodi yang kuat berguna untuk mencegah buah hati terserang penyakit di kemudian hari. “Selain itu untuk mencegah terjadinya kecacatan dalam proses tumbuh kembang anak,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Panarung Muhammad Rizal menyampaikan bahwa keadaan imunisasi tidak seperti dahulu. Pandemi Covid-19 mengakibatkan pelayanan imunisasi tidak dilakukan secara terbuka demi mengurangi kerumunan. Apalagi untuk agenda yang melibatkan kerumunan, perlu ada izin dari lurah setempat.

“Keadaan tidak seperti dulu, capaian imunisasi dasar untuk anak begitu rendah, karena pandemi membuat orang tua takut untuk membawa anak-anak mereka, termasuk pada Bulan Imunisasi Anak Nasional, mau tak mau kami lakukan jemput bola, kami terbantu dengan adanya posyandu,” ucapnya, kemarin.  

Rizal menambahkan, Puskesmas Panarung membuka pelayanan imunisasi untuk anak tiap hari. Padahal sebagian puskesmas hanya membuka pelayanan dua kali dalam seminggu. Seperti Puskesmas Kayon di Jalan Rajawali yang hanya membuka jadwal imunisasi pada Rabu dan Kamis. “Kalau untuk layanan imunisasi, kami buka setiap hari,” pungkasnya. (*/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/