Sabtu, Mei 18, 2024
30.1 C
Palangkaraya

Khidmatnya Upacara Melasti dan Tawur Kesanga Umat Hindu Palangka Raya

PALANGKA RAYA-Menyongsong Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Palangka Raya menggelar upacara persembahyangan Melasti dan Tawur Kesanga di Pura Pitamaha Padma Bhuana, Jalan Kinibalu, Palangka Raya, Rabu (2/3). Sama seperti yang dilakukan dua tahun terakhir, panitia menerapkan protokol kesehatan ketat di lokasi acara. Umat Hindu dari berbagai usia memenuhi tempat sembahyang yang berada di tepi telaga, sambil membawa sesaji makanan seperti buah-buahan, sayur, dan hasil bumi lain yang dibentuk seperti gunungan.

Lantunan kidung doa dan suara lonceng menghanyutkan umat Hindu dalam upacara yang berlangsung khidmat itu. Para pemuka dan sesepuh melanjutkan penyucian dengan memercikkan air suci serta beberapa butir beras ke kepala jemaat.

Keterbatasan dalam melakukan upacara di tengah pandemi dan merebaknya varian Omicron, tak mengurangi kekhusyukan jemaat mengikuti seluruh rangkaian acara yang dipimpin oleh I Made Sadyana selaku Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palangka Raya.

Baca Juga :  PDAM Belum Tahu Kapan Suplai Air Normal

Menurut Made, momen tersebut sangat tepat untuk aktualisasi ajaran dan nilai-nilai Tat Twan Asi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dari pihak umat Hindu dalam mendukung modernisasi agama menuju Indonesia tangguh.

Upacara Melasti ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari ini, Kamis (3/3). Melasti merupakan penyucian diri dan alam semesta dari energi negatif, agar keseimbangan alam dapat tetap terjaga.

“Upacara ini semestinya kami lakukan di laut atau sungai, tapi karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19, maka kami jalankan upacara ini di sumber air pura saja, yang penting bahwa inti dari upacara Melasti ini tidak diabaikan,” tuturnya.

Baca Juga :  Tipikor Dana Hibah Pilkada, Kejari Kapuas Periksa 16 Saksi

Setelah dilaksanakan upacara Melasti, barulah dilanjutkan upacara persembahyangan Tawur Kesanga atau Tawur Mecaru. Inti dari upacara ini pun sama, yakni untuk menjaga keseimbangan semesta.

Apa yang sudah dilakukan harus kembali diseimbangkan, untuk menjaga keharmonisan hubungan antara umat Hindu dengan Sang Pencipta, dengan sesama umat, dan dengan lingkungan atau alam.

Untuk perayaan Nyepi kali ini, pihaknya tetap menerapkan sesuai catur brata penyepian dan menaati empat pantangan. Pertama, amati geni atau tidak menyalakan api dan listrik. Kedua, amati karya atau pantangan untuk tidak melakukan aktivitas apapun selama Nyepi. Ketiga, amati lelungan atau tidak bepergian. Dan keempat yakni amati lelanguan atau larangan untuk bersenang-senang agar bisa fokus beribadah. (ahm/ce/ram/kaltengpos/ko)

PALANGKA RAYA-Menyongsong Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Palangka Raya menggelar upacara persembahyangan Melasti dan Tawur Kesanga di Pura Pitamaha Padma Bhuana, Jalan Kinibalu, Palangka Raya, Rabu (2/3). Sama seperti yang dilakukan dua tahun terakhir, panitia menerapkan protokol kesehatan ketat di lokasi acara. Umat Hindu dari berbagai usia memenuhi tempat sembahyang yang berada di tepi telaga, sambil membawa sesaji makanan seperti buah-buahan, sayur, dan hasil bumi lain yang dibentuk seperti gunungan.

Lantunan kidung doa dan suara lonceng menghanyutkan umat Hindu dalam upacara yang berlangsung khidmat itu. Para pemuka dan sesepuh melanjutkan penyucian dengan memercikkan air suci serta beberapa butir beras ke kepala jemaat.

Keterbatasan dalam melakukan upacara di tengah pandemi dan merebaknya varian Omicron, tak mengurangi kekhusyukan jemaat mengikuti seluruh rangkaian acara yang dipimpin oleh I Made Sadyana selaku Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palangka Raya.

Baca Juga :  PDAM Belum Tahu Kapan Suplai Air Normal

Menurut Made, momen tersebut sangat tepat untuk aktualisasi ajaran dan nilai-nilai Tat Twan Asi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dari pihak umat Hindu dalam mendukung modernisasi agama menuju Indonesia tangguh.

Upacara Melasti ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari ini, Kamis (3/3). Melasti merupakan penyucian diri dan alam semesta dari energi negatif, agar keseimbangan alam dapat tetap terjaga.

“Upacara ini semestinya kami lakukan di laut atau sungai, tapi karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19, maka kami jalankan upacara ini di sumber air pura saja, yang penting bahwa inti dari upacara Melasti ini tidak diabaikan,” tuturnya.

Baca Juga :  Tipikor Dana Hibah Pilkada, Kejari Kapuas Periksa 16 Saksi

Setelah dilaksanakan upacara Melasti, barulah dilanjutkan upacara persembahyangan Tawur Kesanga atau Tawur Mecaru. Inti dari upacara ini pun sama, yakni untuk menjaga keseimbangan semesta.

Apa yang sudah dilakukan harus kembali diseimbangkan, untuk menjaga keharmonisan hubungan antara umat Hindu dengan Sang Pencipta, dengan sesama umat, dan dengan lingkungan atau alam.

Untuk perayaan Nyepi kali ini, pihaknya tetap menerapkan sesuai catur brata penyepian dan menaati empat pantangan. Pertama, amati geni atau tidak menyalakan api dan listrik. Kedua, amati karya atau pantangan untuk tidak melakukan aktivitas apapun selama Nyepi. Ketiga, amati lelungan atau tidak bepergian. Dan keempat yakni amati lelanguan atau larangan untuk bersenang-senang agar bisa fokus beribadah. (ahm/ce/ram/kaltengpos/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/