Selasa, Mei 14, 2024
30.3 C
Palangkaraya

 Meski Hanya Lima Menit, Hujan Guyur Palangka Raya Buat Adem

PALANGKA RAYA-Udara langsung segar. Meski kurang dari lima menit, hujan yang dirindukan itu akhirnya mengguyur Palangka Raya. Meski, tidak merata. Hanya di sekitar Tjilik Riwut Km 11, dan Jalan G Obos, sekitar Masjid Raya Darussalam.

Hujan terjadi sekitar pukul 14.35 WIB, Selasa (5/9). Sinar matahari langsung terpanjar. Tak lagi terhadang kabut asap. Momen itu sangat disyukuri oleh warga yang merasa gerah dengan kondisi kabut asap yang menyelimuti tempat tinggalnya.

“Alhamdulillah, hujan turun, mengurangi bau asap kebakaran,”ucap Novi, bersyukur hujan turun meski sebentar.

Turunnya hujan ini sebelumnya sudah diprakirakan oleh Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya. Hujan yang turun tadi ditenggarai adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di Kalimantan Barat, sehingga menyebabkan adanya belokan angin di wilayah Kalteng bagian utara.

Baca Juga :  Panjang Empat Meter, Kondisi Makam Terawat

“(Hujan, red) ini menjadi penyebab turunnya hujan di Palangka Raya, yang besar kemungkinan dipengaruhi oleh adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Kalteng, dan didukung juga oleh kelembaban udara di beberapa lapisan-lapisan yang cukup basah dan labilitas lokal kuat, sehingga kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Kalteng,” jelas Ihsan, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya kepada Kalteng Pos.

Lebih lanjut, Ihsan menyampaikan potensi hujan masih akan terjadi pada sepekan ke depan.

“Intensitas hujannya sedang hingga lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang,”ungkap Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Reny Anata.

Baca Juga :  Karhutla Kalteng Mulai Masif, 30 Kali Dalam Satu Bulan

Reny menerangkan, potensi turunnya hujan di wilayah Kalteng disebabkan faktor alamiah. Meski saat ini seluruh wilayah Kalteng sedang berada di puncak musim kemarau, tetapi potensi turunnya hujan tetap ada. “Kemarau bukan berarti tidak ada hujan, hujan bisa saja terjadi, hanya saja intensitasnya berkurang,” terangnya.

Ia menerangkan, intensitas hujan yang turun pada musim kemarau kemungkinan tidak akan langsung memengaruhi kekeringan yang melanda sebagian wilayah di Kalteng.

“Kalaupun turun hujan dalam satu, dua, bahkan tiga hari, itu tidak langsung berpengaruh untuk daerah-daerah yang sudah lama kering,”ujarnya.(zia/ram)

 

PALANGKA RAYA-Udara langsung segar. Meski kurang dari lima menit, hujan yang dirindukan itu akhirnya mengguyur Palangka Raya. Meski, tidak merata. Hanya di sekitar Tjilik Riwut Km 11, dan Jalan G Obos, sekitar Masjid Raya Darussalam.

Hujan terjadi sekitar pukul 14.35 WIB, Selasa (5/9). Sinar matahari langsung terpanjar. Tak lagi terhadang kabut asap. Momen itu sangat disyukuri oleh warga yang merasa gerah dengan kondisi kabut asap yang menyelimuti tempat tinggalnya.

“Alhamdulillah, hujan turun, mengurangi bau asap kebakaran,”ucap Novi, bersyukur hujan turun meski sebentar.

Turunnya hujan ini sebelumnya sudah diprakirakan oleh Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya. Hujan yang turun tadi ditenggarai adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di Kalimantan Barat, sehingga menyebabkan adanya belokan angin di wilayah Kalteng bagian utara.

Baca Juga :  Panjang Empat Meter, Kondisi Makam Terawat

“(Hujan, red) ini menjadi penyebab turunnya hujan di Palangka Raya, yang besar kemungkinan dipengaruhi oleh adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Kalteng, dan didukung juga oleh kelembaban udara di beberapa lapisan-lapisan yang cukup basah dan labilitas lokal kuat, sehingga kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Kalteng,” jelas Ihsan, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya kepada Kalteng Pos.

Lebih lanjut, Ihsan menyampaikan potensi hujan masih akan terjadi pada sepekan ke depan.

“Intensitas hujannya sedang hingga lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang,”ungkap Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Reny Anata.

Baca Juga :  Karhutla Kalteng Mulai Masif, 30 Kali Dalam Satu Bulan

Reny menerangkan, potensi turunnya hujan di wilayah Kalteng disebabkan faktor alamiah. Meski saat ini seluruh wilayah Kalteng sedang berada di puncak musim kemarau, tetapi potensi turunnya hujan tetap ada. “Kemarau bukan berarti tidak ada hujan, hujan bisa saja terjadi, hanya saja intensitasnya berkurang,” terangnya.

Ia menerangkan, intensitas hujan yang turun pada musim kemarau kemungkinan tidak akan langsung memengaruhi kekeringan yang melanda sebagian wilayah di Kalteng.

“Kalaupun turun hujan dalam satu, dua, bahkan tiga hari, itu tidak langsung berpengaruh untuk daerah-daerah yang sudah lama kering,”ujarnya.(zia/ram)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/