Minggu, Mei 19, 2024
33 C
Palangkaraya

Melihat Upaya Pemkab Barsel Menangani KLB Rabies

Kasus Tertinggi Januari dan Juni, Tim Bergerak Cepat untuk Vaksinasi

Status kejadian luar biasa (KLB) rabies masih berlaku di Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Kondisi ini mendorong Pj Bupati Barsel Deddy Winarwan mengambil keputusan untuk mempercepat penanganan, sehingga tidak ada lagi kasus gigitan dan korban meninggal dunia.

 

DENAR, Buntok

 

SEJAK Januari hingga Juli 2023, kasus rabies marak terjadi di wilayah Barsel. Tercatat pada Januari ada 31 kasus gigitan hingga menyebabkan satu korban meninggal dunia, Februari ada 16 kasus, Maret 15 kasus, April 17 kasus, Mei 18 kasus, dan Juni 32 kasus gigitan. Bulan Januari dan Juni merupakan kasus tertinggi. Sedangkan sejak awal Juli hingga kemarin masih nihil kasus.

Dengan adanya status KLB, Penjabat (Pj) Bupati Barsel Deddy Winarwan mengambil kebijakan mengeluarkan surat keputusan (SK) untuk percepatan penanganan KLB rabies. SK tersebut disahkan usai rapat koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Barsel, Dinas Kesehatan, serta enam orang camat. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan pengesahan gugus tugas lapangan.

Pj Bupati Barsel Deddy Winarwan meminta agar percepatan penanganan rabies diprioritaskan. Ada 10 langkah percepatan penanganan rabies berdasarkan hasil rapat, Rabu sore (5/7). Langkah-langkah itu bisa dijalankan secepatnya, supaya tidak ada korban jiwa tambahan karena kasus itu.

“Secara resmi SK sudah ditandatangani, saya instruksikan agar bisa dijalankan secepatnya, saya juga meminta kepada enam camat supaya merincikan kondisi di daerahnya masing-masing, termasuk dua instansi terkait, sejauh mana langkah mereka menanggulangi kasus rabies, dengan merincikan dan menyinkronkan data dari lapangan,” tegas Deddy.

Baca Juga :  Ketua DAD dan FKUB Kalteng Bawa Pesan Penting saat Bersafari Natal

Adapun 10 langkah yang mesti ditempuh, lanjut Deddy, antara lain status KLB diperluas menjadi 6 kecamatan dari sebelumnya hanya 3 kecamatan, percepatan vaksinasi hewan peliharaan, membuat skala prioritas penanganan terhadap korban terkena gigitan, penanganan terhadap anjing liar, pencegahan dan penanggulangan rabies, dan penegakan perda.

“Selain itu percepatan penanganan pasien yang terkena gigitan, melakukan jemput bola untuk memberikan penanganan dan edukasi. Gencarkan sosialisasi hidup sehat, puskesmas, puskesdes, dan berdayakan kader posyandu. Termasuk kesiapan rumah sakit, puskesmas, dan sarana prasarana pelayanan kesehatan seperti unit ambulans, sehingga baik pasien positif maupun suspect bisa ditangani dengan baik. Libatkan semua elemen masyarakat untuk penanganan KLB rabies ini,” terang Deddy.

Demi menunjang informasi untuk publik, disiapkan layanan call center untuk informasi data perkembangan penanganan KLB di tiap dinas. Data harus bisa diakses oleh semua elemen masyarakat. Juga perlu ada pemetaan zona merah, zona kuning, dan zona hijau kasus rabies. Deddy juga mengimbau agar ada pengawalan untuk ketersediaan vaksin, dukungan ketersediaan anggaran yang akan diusulkan ke DPRD Barsel, serta SOP pelaporan harus bisa dipertanggungjawabkan.

“Saya minta agar seluruh pihak yang terkait supaya rajin turun lapangan untuk menyerap aspirasi masyarakat tingkat bawah, berharap gugus tugas ini bisa dijalankan dengan baik, saya juga meminta warga turut mengawal seluruh pelaksanaan, mulai dari camat hingga tingkat RT, warga jangan segan untuk melapor apabila terkena gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies, dan bagi warga yang punya hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan kera diimbau untuk menemui petugas agar hewan peliharaannya bisa divaksin, karena pemberian vaksin itu gratis,” tuturnya.

Baca Juga :  Bangkitkan Kesadaran Generasi Muda Menjaga Kelestarian Primata

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Barsel dr Daryomo Sukistomo menjelaskan perkembangan kondisi KLB rabies. Dari Januari hingga Juli, tercatat ada 1 korban meninggal akibat rabies. Karena itu, pemberian vaksin untuk korban gigitan juga perlu dilakukan agar memutus mata rantai penyebaran rabies di wilayah Barsel.

“Tercatat sudah ada 129 kasus gigitan, ada beberapa korban gigitan saat ini sedang diobservasi, karena gigitan hewan itu memiliki masa inkubasi kurang lebih 3 bulan, sejauh ini bulan Juli nihil korban, sementara untuk stok vaksin masih tersedia 550 vial,” bebernya.

Untuk pemberian vaksin kepada hewan peliharaan oleh petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP), per Mei 2023 tercatat ada 1.700 hewan sudah divaksin. Kemudian pada Juni sudah mencapai angka 1.940. Stok vaksin yang tersedia kurang lebih 6.000 vial.

Kamis (6/7), DKPPP Barsel bergerak menggelar vaksinasi hewan peliharaan di wilayah Desa Sanggu. Turut hadir saat itu Pj Bupati Barsel, yang sekaligus menyapa warga yang membawa hewan peliharaan untuk divaksin. Kadis DKPPP Ida Safitri mengatakan, sesuai dengan instruksi Pj Bupati, pihaknya bersama dinkes melayani vaksinasi hewan peliharaan milik warga di Desa Sanggu.

“Sesuai arahan dari Pj Bupati, DKPPP dan Dinkes melakukan vaksinasi hewan peliharaan milik warga, kegiatannya tidak hanya di Desa Sanggu. Stok vaksin rabies berjumlah 6.740 dosis, jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Desember mendatang, target vaksinasi di Desa Sanggu sebanyak 70 dosis,” tutupnya. (*/ce/ala)

Status kejadian luar biasa (KLB) rabies masih berlaku di Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Kondisi ini mendorong Pj Bupati Barsel Deddy Winarwan mengambil keputusan untuk mempercepat penanganan, sehingga tidak ada lagi kasus gigitan dan korban meninggal dunia.

 

DENAR, Buntok

 

SEJAK Januari hingga Juli 2023, kasus rabies marak terjadi di wilayah Barsel. Tercatat pada Januari ada 31 kasus gigitan hingga menyebabkan satu korban meninggal dunia, Februari ada 16 kasus, Maret 15 kasus, April 17 kasus, Mei 18 kasus, dan Juni 32 kasus gigitan. Bulan Januari dan Juni merupakan kasus tertinggi. Sedangkan sejak awal Juli hingga kemarin masih nihil kasus.

Dengan adanya status KLB, Penjabat (Pj) Bupati Barsel Deddy Winarwan mengambil kebijakan mengeluarkan surat keputusan (SK) untuk percepatan penanganan KLB rabies. SK tersebut disahkan usai rapat koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Barsel, Dinas Kesehatan, serta enam orang camat. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan pengesahan gugus tugas lapangan.

Pj Bupati Barsel Deddy Winarwan meminta agar percepatan penanganan rabies diprioritaskan. Ada 10 langkah percepatan penanganan rabies berdasarkan hasil rapat, Rabu sore (5/7). Langkah-langkah itu bisa dijalankan secepatnya, supaya tidak ada korban jiwa tambahan karena kasus itu.

“Secara resmi SK sudah ditandatangani, saya instruksikan agar bisa dijalankan secepatnya, saya juga meminta kepada enam camat supaya merincikan kondisi di daerahnya masing-masing, termasuk dua instansi terkait, sejauh mana langkah mereka menanggulangi kasus rabies, dengan merincikan dan menyinkronkan data dari lapangan,” tegas Deddy.

Baca Juga :  Ketua DAD dan FKUB Kalteng Bawa Pesan Penting saat Bersafari Natal

Adapun 10 langkah yang mesti ditempuh, lanjut Deddy, antara lain status KLB diperluas menjadi 6 kecamatan dari sebelumnya hanya 3 kecamatan, percepatan vaksinasi hewan peliharaan, membuat skala prioritas penanganan terhadap korban terkena gigitan, penanganan terhadap anjing liar, pencegahan dan penanggulangan rabies, dan penegakan perda.

“Selain itu percepatan penanganan pasien yang terkena gigitan, melakukan jemput bola untuk memberikan penanganan dan edukasi. Gencarkan sosialisasi hidup sehat, puskesmas, puskesdes, dan berdayakan kader posyandu. Termasuk kesiapan rumah sakit, puskesmas, dan sarana prasarana pelayanan kesehatan seperti unit ambulans, sehingga baik pasien positif maupun suspect bisa ditangani dengan baik. Libatkan semua elemen masyarakat untuk penanganan KLB rabies ini,” terang Deddy.

Demi menunjang informasi untuk publik, disiapkan layanan call center untuk informasi data perkembangan penanganan KLB di tiap dinas. Data harus bisa diakses oleh semua elemen masyarakat. Juga perlu ada pemetaan zona merah, zona kuning, dan zona hijau kasus rabies. Deddy juga mengimbau agar ada pengawalan untuk ketersediaan vaksin, dukungan ketersediaan anggaran yang akan diusulkan ke DPRD Barsel, serta SOP pelaporan harus bisa dipertanggungjawabkan.

“Saya minta agar seluruh pihak yang terkait supaya rajin turun lapangan untuk menyerap aspirasi masyarakat tingkat bawah, berharap gugus tugas ini bisa dijalankan dengan baik, saya juga meminta warga turut mengawal seluruh pelaksanaan, mulai dari camat hingga tingkat RT, warga jangan segan untuk melapor apabila terkena gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies, dan bagi warga yang punya hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan kera diimbau untuk menemui petugas agar hewan peliharaannya bisa divaksin, karena pemberian vaksin itu gratis,” tuturnya.

Baca Juga :  Bangkitkan Kesadaran Generasi Muda Menjaga Kelestarian Primata

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Barsel dr Daryomo Sukistomo menjelaskan perkembangan kondisi KLB rabies. Dari Januari hingga Juli, tercatat ada 1 korban meninggal akibat rabies. Karena itu, pemberian vaksin untuk korban gigitan juga perlu dilakukan agar memutus mata rantai penyebaran rabies di wilayah Barsel.

“Tercatat sudah ada 129 kasus gigitan, ada beberapa korban gigitan saat ini sedang diobservasi, karena gigitan hewan itu memiliki masa inkubasi kurang lebih 3 bulan, sejauh ini bulan Juli nihil korban, sementara untuk stok vaksin masih tersedia 550 vial,” bebernya.

Untuk pemberian vaksin kepada hewan peliharaan oleh petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP), per Mei 2023 tercatat ada 1.700 hewan sudah divaksin. Kemudian pada Juni sudah mencapai angka 1.940. Stok vaksin yang tersedia kurang lebih 6.000 vial.

Kamis (6/7), DKPPP Barsel bergerak menggelar vaksinasi hewan peliharaan di wilayah Desa Sanggu. Turut hadir saat itu Pj Bupati Barsel, yang sekaligus menyapa warga yang membawa hewan peliharaan untuk divaksin. Kadis DKPPP Ida Safitri mengatakan, sesuai dengan instruksi Pj Bupati, pihaknya bersama dinkes melayani vaksinasi hewan peliharaan milik warga di Desa Sanggu.

“Sesuai arahan dari Pj Bupati, DKPPP dan Dinkes melakukan vaksinasi hewan peliharaan milik warga, kegiatannya tidak hanya di Desa Sanggu. Stok vaksin rabies berjumlah 6.740 dosis, jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Desember mendatang, target vaksinasi di Desa Sanggu sebanyak 70 dosis,” tutupnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/