Senin, Mei 20, 2024
32.3 C
Palangkaraya

Mahasiswa Kawal Pemilihan Rektor

PALANGKA RAYA-Jelang berakhirnya masa jabatan rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2018-2022 yang diemban Dr Andrie Elia Embang, kini tengah dilaksanakan proses pemilihan rektor UPR untuk masa jabatan 2022-2026.

Badan eksekutif mahasiswa (BEM) memastikan akan terus mengawal proses dan tahapan pemilihan rektor ini. Presiden BEM UPR Permutih Imam Basar juga mengajak seluruh unsur civitas akademika untuk bersama-sama mengawal proses hingga terpilihnya rektor baru nanti.

“Meskipun mahasiswa tidak memiliki hak suara untuk ikut memilih, tapi mahasiswa merupakan subjek dan objek utama dalam setiap keputusan atau kebijakan, terlepas dari siapa yang akan terpilih nanti menjadi rektor baru,” kata Permutih Imam Basar, Kamis (16/6).

Baca Juga :  95 Orang Balon Anggota Bakal Bersaing Ketat

Lebih lanjut dikatakannya, siapa pun yang akan terpilih nanti untuk memimpin UPR, diharapkan dapat mendengarkan semua aspirasi mahasiswa, karena sangat penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tetap berorientasi pada kepentingan dan kemajuan kampus. Salah satu aspirasi yang disampaikan yakni meminta adanya keterlibatan mahasiswa dalam setiap pengambilan kebijakan.

“Ini menjadi hal yang sangat penting, jangan sampai mahasiswa hanya dijadikan objek dari kebijakan, karena mahasiswa juga punya peran penting untuk memastikan produk kebijakan yang dibuat berdampak positif terhadap kami (mahasiswa) sebagai konstituen terbanyak,” ungkapnya.

Terlebih mendekati tahun politik, lanjut dia, kepentingan yang harus didahulukan oleh calon rektor baru adalah kepentingan untuk membawa UPR menjadi lebih baik. Karena itu pihaknya tidak mengharapkan pemilihan rektor tahun ini dipolitisasi.

Baca Juga :  Jelang Laga Lawan PSBS Biak, Tiga Pemain Kalteng Putra Cedera

“Karena kami mengharamkan kepentingan-kepentingan politik masuk ke dalam lingkungan kampus, karena bisa mencederai kesucian ruang-ruang akademik,” tegasnya.

Ada banyak hal yang ingin disampaikan oleh mahasiswa. Salah satunya terkait nota kesepahaman yang sudah dibahas oleh keluarga besar mahasiswa UPR (KBM UPR). Tentu itu bukan perkara yang sulit untuk diwujudkan, karena hal-hal tersebut masih dalam ruang lingkup kerja rektor.

“Kami juga meminta kepada panitia pemilihan rektor untuk mengadakan mimbar bebas bersama dengan seluruh unsur keluarga besar mahasiswa UPR, dalam rangka mendengarkan secara langsung aspirasi-aspirasi mahasiswa,” ucapnya. (abw/ce/ala/ko)

PALANGKA RAYA-Jelang berakhirnya masa jabatan rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2018-2022 yang diemban Dr Andrie Elia Embang, kini tengah dilaksanakan proses pemilihan rektor UPR untuk masa jabatan 2022-2026.

Badan eksekutif mahasiswa (BEM) memastikan akan terus mengawal proses dan tahapan pemilihan rektor ini. Presiden BEM UPR Permutih Imam Basar juga mengajak seluruh unsur civitas akademika untuk bersama-sama mengawal proses hingga terpilihnya rektor baru nanti.

“Meskipun mahasiswa tidak memiliki hak suara untuk ikut memilih, tapi mahasiswa merupakan subjek dan objek utama dalam setiap keputusan atau kebijakan, terlepas dari siapa yang akan terpilih nanti menjadi rektor baru,” kata Permutih Imam Basar, Kamis (16/6).

Baca Juga :  95 Orang Balon Anggota Bakal Bersaing Ketat

Lebih lanjut dikatakannya, siapa pun yang akan terpilih nanti untuk memimpin UPR, diharapkan dapat mendengarkan semua aspirasi mahasiswa, karena sangat penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tetap berorientasi pada kepentingan dan kemajuan kampus. Salah satu aspirasi yang disampaikan yakni meminta adanya keterlibatan mahasiswa dalam setiap pengambilan kebijakan.

“Ini menjadi hal yang sangat penting, jangan sampai mahasiswa hanya dijadikan objek dari kebijakan, karena mahasiswa juga punya peran penting untuk memastikan produk kebijakan yang dibuat berdampak positif terhadap kami (mahasiswa) sebagai konstituen terbanyak,” ungkapnya.

Terlebih mendekati tahun politik, lanjut dia, kepentingan yang harus didahulukan oleh calon rektor baru adalah kepentingan untuk membawa UPR menjadi lebih baik. Karena itu pihaknya tidak mengharapkan pemilihan rektor tahun ini dipolitisasi.

Baca Juga :  Jelang Laga Lawan PSBS Biak, Tiga Pemain Kalteng Putra Cedera

“Karena kami mengharamkan kepentingan-kepentingan politik masuk ke dalam lingkungan kampus, karena bisa mencederai kesucian ruang-ruang akademik,” tegasnya.

Ada banyak hal yang ingin disampaikan oleh mahasiswa. Salah satunya terkait nota kesepahaman yang sudah dibahas oleh keluarga besar mahasiswa UPR (KBM UPR). Tentu itu bukan perkara yang sulit untuk diwujudkan, karena hal-hal tersebut masih dalam ruang lingkup kerja rektor.

“Kami juga meminta kepada panitia pemilihan rektor untuk mengadakan mimbar bebas bersama dengan seluruh unsur keluarga besar mahasiswa UPR, dalam rangka mendengarkan secara langsung aspirasi-aspirasi mahasiswa,” ucapnya. (abw/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/