Sabtu, Mei 18, 2024
25.4 C
Palangkaraya

Dampak Nataru, Diprediksi Terjadi Inflasi

PALANGKA RAYA-Inflasi masih menjadi isu strategis yang terus diupayakan oleh pemerintah agar tidak mengalami kenaikan, terlebih menjelang Natal dan tahun baru 2023. Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melaksanakan rapat koordinasi nasional dalam rangka pengendalian inflasi daerah, yang diikuti oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo secara virtual di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (19/12/2022).

Mendagri Tito Karnavian mengatakan, berkat kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pengendalian inflasi secara nasional relatif membaik. Inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa ini sangat dinamis. Tergantung mekanisme situasi geopolitik dan kondisi ekonomi, termasuk ekonomi global.

“Inflasi kita turun dari 5,9 persen (yoy) pada bulan September menjadi 5,7 persen (yoy) pada bulan Oktober, kemudian bulan November inflasi turun lagi menjadi 5,42 persen (yoy),” katanya.

Baca Juga :  Inflasi Kalteng Terkendali

Tito menegaskan, dalam situasi global saat ini, khususnya momen menjelang Natal dan tahun baru (nataru), permintaan barang cenderung meningkat. Untuk itu perlu digencarkan monitoring dan langkah-langkah untuk menekan angka inflasi secara nasional.

Saat ini inflasi Kalteng berada di angka 6,97 persen. Ada kemungkinan akan mengalami kenaikan selama periode Nataru ini. Menurut Wagub H Edy Pratowo, melihat perkembangan yang disampaikan oleh Mendagri dalam rapat koordinasi kemarin, secara nasional akan terjadi inflasi.

“Iya, kalau melihat perkembangan secara nasioal, sangat mungkin akan terjadi inflasi, memang pengaruh Nataru ini akan berdampak pada inflasi, karena ada peningkatan permintaan terhadap beberapa barang kebutuhan pokok beras dan minyak goreng,” katanya kepada awak media.

Baca Juga :  Jaga Daya Beli, Pemprov Kalteng Salurkan Beras Subsidi

Wagub menilai kondisi ini bisa dimaklumi. Sebab, belanja kebutuhan oleh masyarakat akan meningkat. Itu akan menjadi tolok ukur melakukan intervensi selama Desember ini hingga awal tahun 2023.

“Intervensi perlu dilakukan agar kenaikan harga barang tidak terlalu tajam, diharapkan Januari 2023 nanti angka inflasi menurun kembali,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Kalteng Magfur mengharapkan angka inflasi di Kalteng menurun setidaknya ke angka 6,5 persen. Langkah-langkah pengendalian sudah dilakukan. Misalnya, dengan mendatangkan barang kebutuhan dari luar daerah sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kalteng. “Dengan harapan nantinya inflasi bisa menurun ke angka 6,5, syukur-syukur jika bisa di bawah itu,” ucapnya. (abw/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Inflasi masih menjadi isu strategis yang terus diupayakan oleh pemerintah agar tidak mengalami kenaikan, terlebih menjelang Natal dan tahun baru 2023. Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melaksanakan rapat koordinasi nasional dalam rangka pengendalian inflasi daerah, yang diikuti oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo secara virtual di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (19/12/2022).

Mendagri Tito Karnavian mengatakan, berkat kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pengendalian inflasi secara nasional relatif membaik. Inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa ini sangat dinamis. Tergantung mekanisme situasi geopolitik dan kondisi ekonomi, termasuk ekonomi global.

“Inflasi kita turun dari 5,9 persen (yoy) pada bulan September menjadi 5,7 persen (yoy) pada bulan Oktober, kemudian bulan November inflasi turun lagi menjadi 5,42 persen (yoy),” katanya.

Baca Juga :  Inflasi Kalteng Terkendali

Tito menegaskan, dalam situasi global saat ini, khususnya momen menjelang Natal dan tahun baru (nataru), permintaan barang cenderung meningkat. Untuk itu perlu digencarkan monitoring dan langkah-langkah untuk menekan angka inflasi secara nasional.

Saat ini inflasi Kalteng berada di angka 6,97 persen. Ada kemungkinan akan mengalami kenaikan selama periode Nataru ini. Menurut Wagub H Edy Pratowo, melihat perkembangan yang disampaikan oleh Mendagri dalam rapat koordinasi kemarin, secara nasional akan terjadi inflasi.

“Iya, kalau melihat perkembangan secara nasioal, sangat mungkin akan terjadi inflasi, memang pengaruh Nataru ini akan berdampak pada inflasi, karena ada peningkatan permintaan terhadap beberapa barang kebutuhan pokok beras dan minyak goreng,” katanya kepada awak media.

Baca Juga :  Jaga Daya Beli, Pemprov Kalteng Salurkan Beras Subsidi

Wagub menilai kondisi ini bisa dimaklumi. Sebab, belanja kebutuhan oleh masyarakat akan meningkat. Itu akan menjadi tolok ukur melakukan intervensi selama Desember ini hingga awal tahun 2023.

“Intervensi perlu dilakukan agar kenaikan harga barang tidak terlalu tajam, diharapkan Januari 2023 nanti angka inflasi menurun kembali,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Kalteng Magfur mengharapkan angka inflasi di Kalteng menurun setidaknya ke angka 6,5 persen. Langkah-langkah pengendalian sudah dilakukan. Misalnya, dengan mendatangkan barang kebutuhan dari luar daerah sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kalteng. “Dengan harapan nantinya inflasi bisa menurun ke angka 6,5, syukur-syukur jika bisa di bawah itu,” ucapnya. (abw/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/