Jumat, Mei 17, 2024
32.9 C
Palangkaraya

BPB-PK Sebut Karhutla Masih Terkendali

 

PALANGKA RAYA-Dampak kemarau kian terasa di Kalimantan Tengah (Kalteng). Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah menyebabkan rawannya terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tiap hari petugas pemadam dari sejumlah instansi beserta masyarakat berjibaku menjinakkan api. Kota Sampit, salah satu daerah yang sempat diselimuti kabut asap beberapa hari, sebelum titik api berhasil dipadamkan. Meski karhutla sering terjadi akhir-akhir ini, tetapi Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng menyebut masih bisa terkendali.

Plt BPB-PK Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, secara umum pengendalian karhutla di wilayah Palangka Raya dan sekitar, termasuk Kotim masih terkendali.

“Masih bisa dikendalikan hingga saat ini, jika dibandingkan dengan Pontianak dan Banjarmasin, Kalteng masih cenderung aman,” kata Toyib kepada Kalteng Pos, Minggu (20/8).

Kendati demikian ia mengakui bahwa jumlah titik api mengalami kenaikan.

“Ada beberapa tempat yang masih belum bisa selesai ditangani, bahkan ada yang sudah satu minggu tapi belum selesai,” paparnya.

Karena menurutnya pergerakan api di bawah gambut sudah sampai dalam. “Mungkin ada indikasi berpindah lokasi di sekitar situ, tetapi di lokasi baru,” tambahnya.

Tiap kali mendapat laporan terkait karhutla, pihaknya akan segera bergerak. “Sampai saat ini, alhamdulillah masih terkendali,” imbuhnya.

Menanggapi perihal kabut asap di Sampit yang menjadi buah bibir, Toyib menyebut, berdasarkan laporan LHK, kondisi udara di Sampit sudah membaik.

“Karena memang titik apinya sudah selesai dipadamkan oleh tim darat dan dibantu water bombing,” terangnya.

“Saat ini di Sampit sudah tidak ada lagi kabut asap,” lanjutnya.

Meningkatnya jumlah titik api akhir-akhir ini, maka tidak tertutup kemungkinan terulangnya bencana kabut asap di wilayah Kalteng.

Baca Juga :  Jika Salah Satu Tak Pakai Masker, Bisa Tertular Varian Covid-19 India

“Memang lumayan banyak (titik api, red) selama dua pekan terkahir, baik di Barito Selatan, Pulang Pisau, maupun Kota Palangka Raya. Memang berpotensi (terjadi kabut asap, red) jika tidak segera dilakukan penanganan,” paparnya.

Untuk mengantisipasi itu, dalam beberapa hari belakangan helikopter terus melakukan patroli keliling. “Sehingga jika ada titik api, langsung dipadamkan dengan water bombing agar tidak cepat membesar, akan berbahaya jika tidak segera ditangani,” ucapnya.

Ia menambahkan, sedari awal seluruh pihak diajak untuk bekerja sama mengantisipasi dan mencegah terjadinya karhutla.

“Sampai saat ini kami terus melakukan patroli, bersinergi dengan instansi lain, seperti dinas kehutanan, Manggala Agni, dan rekan-rekan dari TNI dan Polri,” sebutnya.

Petugas pada pos-pos lapangan yang dibentuk di beberapa kabupaten turut melakukan pemantauan. Termasuk petugas BPBD kabupaten/kota yang tiap hari melakukan patroli dan memberikan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat.

“Mudah-mudahan tidak ada kejadian luar biasa yang bisa menimbulkan bencana kabut asap,” ucapnya.

Sementara itu, sejak awal Januari 2023 tercatat sudah ada 148 kasus karhutla dengan total 91,99 hektare lahan terbakar di wilayah Kota Palangka Raya. Dalam tiga hari belakangan ada 5 hingga 10 lokasi yang terbakar. Di antarnya wilayah kilometer 14,5, Jalan Garuda IV, Jalan Simpei Karuhei, Jalan Karya Hapakat

“Kami selalu berupaya sebaik mungkin. Selain siap siaga, kami juga melakukan berbagai upaya lain, seperti sosialisasi kepada masyarakat terkait karhutla dan cara penanganan, menyiagakan petugas di posko siaga BPBD Kota Palangka Raya ditempatkan 2 regu TRC BPBD Kota Palangka Raya, 1 regu damkar, 1 regu Satpol PP, 1 regu BPK Borneo, 1 regu BPK Amin Subur, 1 regu BPK Hiu Putih,1 regu ERP, dan 1 regu MDMC Muhammadiyah,” ungkap Koordinator Posko Siaga Karhutla BPBD Kota Palangka Raya, Balap.

Baca Juga :  Penerbangan Luar Jawa-Bali Bisa Antigen

Selain tim yang selalu disiagakan itu, BPBD juga dibantu personel Kodim dan Polresta Kota Palangka Raya. BPBD Kota Palangka Raya tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan dan berharap masyarakat berperan aktif menginformasikan jika mengetahui kejadian karhutla.

“Kami selalu imbau masyarakat untuk tidak membakar lahan selama musim kemarau,” ucapnya.

Minggu (20/8), peristiwa karhutla terjadi pada lahan yang berada di Jalan Tjilik Riwut Km 14, Palangka Raya. Puluhan petugas dari Dinas Kehutanan Kalteng, Manggala Agni, BPBD, dan sukarelawan Serbu Api dikerahkan untuk memadamkan kebakaran tersebut.

Selain oleh petugas di darat, upaya pemadaman juga dilakukan  melalui udara menggunakan helikopter milik BPBD, karena lokasi  kebakaran sulit dijangkau dengan kendaraan bermotor.

Petugas harus menggotong satu per satu alat pemadaman seperti mesin pompa air dan selang menuju lokasi. Berdasarkan pengamatan Kalteng Pos di lokasi kejadian, untuk mempercepat pemadaman, petugas terpaksa menggunakan air dari parit yang berada di sekitar lokasi.

Menurut penuturan petugas kebakaran dari Dinas Kehutanan Kalteng, Delli Saputra, pihaknya mendapatkan laporan perihal kebakaran itu sekitar pukul 10.00 WIB.

“Saat kami tiba, api sudah menjalar cukup jauh dari titik awal kebakaran,” ungkap Delli sembari menyebut letak lokasi kebakaran yang cukup jauh dari jalan raya menyulitkan petugas untuk bisa lebih cepat memadamkan api.

Delli mengaku pihaknya belum mengetahui penyebab kebakaran itu. Luas lahan yang terbakar diperkirakan sekitar satu hektare. “Kami perkirakan luasnya sekitar satu hektare,” pungkasnya.  (zia/mut/sja/ce/ala)

 

PALANGKA RAYA-Dampak kemarau kian terasa di Kalimantan Tengah (Kalteng). Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah menyebabkan rawannya terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tiap hari petugas pemadam dari sejumlah instansi beserta masyarakat berjibaku menjinakkan api. Kota Sampit, salah satu daerah yang sempat diselimuti kabut asap beberapa hari, sebelum titik api berhasil dipadamkan. Meski karhutla sering terjadi akhir-akhir ini, tetapi Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng menyebut masih bisa terkendali.

Plt BPB-PK Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, secara umum pengendalian karhutla di wilayah Palangka Raya dan sekitar, termasuk Kotim masih terkendali.

“Masih bisa dikendalikan hingga saat ini, jika dibandingkan dengan Pontianak dan Banjarmasin, Kalteng masih cenderung aman,” kata Toyib kepada Kalteng Pos, Minggu (20/8).

Kendati demikian ia mengakui bahwa jumlah titik api mengalami kenaikan.

“Ada beberapa tempat yang masih belum bisa selesai ditangani, bahkan ada yang sudah satu minggu tapi belum selesai,” paparnya.

Karena menurutnya pergerakan api di bawah gambut sudah sampai dalam. “Mungkin ada indikasi berpindah lokasi di sekitar situ, tetapi di lokasi baru,” tambahnya.

Tiap kali mendapat laporan terkait karhutla, pihaknya akan segera bergerak. “Sampai saat ini, alhamdulillah masih terkendali,” imbuhnya.

Menanggapi perihal kabut asap di Sampit yang menjadi buah bibir, Toyib menyebut, berdasarkan laporan LHK, kondisi udara di Sampit sudah membaik.

“Karena memang titik apinya sudah selesai dipadamkan oleh tim darat dan dibantu water bombing,” terangnya.

“Saat ini di Sampit sudah tidak ada lagi kabut asap,” lanjutnya.

Meningkatnya jumlah titik api akhir-akhir ini, maka tidak tertutup kemungkinan terulangnya bencana kabut asap di wilayah Kalteng.

Baca Juga :  Jika Salah Satu Tak Pakai Masker, Bisa Tertular Varian Covid-19 India

“Memang lumayan banyak (titik api, red) selama dua pekan terkahir, baik di Barito Selatan, Pulang Pisau, maupun Kota Palangka Raya. Memang berpotensi (terjadi kabut asap, red) jika tidak segera dilakukan penanganan,” paparnya.

Untuk mengantisipasi itu, dalam beberapa hari belakangan helikopter terus melakukan patroli keliling. “Sehingga jika ada titik api, langsung dipadamkan dengan water bombing agar tidak cepat membesar, akan berbahaya jika tidak segera ditangani,” ucapnya.

Ia menambahkan, sedari awal seluruh pihak diajak untuk bekerja sama mengantisipasi dan mencegah terjadinya karhutla.

“Sampai saat ini kami terus melakukan patroli, bersinergi dengan instansi lain, seperti dinas kehutanan, Manggala Agni, dan rekan-rekan dari TNI dan Polri,” sebutnya.

Petugas pada pos-pos lapangan yang dibentuk di beberapa kabupaten turut melakukan pemantauan. Termasuk petugas BPBD kabupaten/kota yang tiap hari melakukan patroli dan memberikan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat.

“Mudah-mudahan tidak ada kejadian luar biasa yang bisa menimbulkan bencana kabut asap,” ucapnya.

Sementara itu, sejak awal Januari 2023 tercatat sudah ada 148 kasus karhutla dengan total 91,99 hektare lahan terbakar di wilayah Kota Palangka Raya. Dalam tiga hari belakangan ada 5 hingga 10 lokasi yang terbakar. Di antarnya wilayah kilometer 14,5, Jalan Garuda IV, Jalan Simpei Karuhei, Jalan Karya Hapakat

“Kami selalu berupaya sebaik mungkin. Selain siap siaga, kami juga melakukan berbagai upaya lain, seperti sosialisasi kepada masyarakat terkait karhutla dan cara penanganan, menyiagakan petugas di posko siaga BPBD Kota Palangka Raya ditempatkan 2 regu TRC BPBD Kota Palangka Raya, 1 regu damkar, 1 regu Satpol PP, 1 regu BPK Borneo, 1 regu BPK Amin Subur, 1 regu BPK Hiu Putih,1 regu ERP, dan 1 regu MDMC Muhammadiyah,” ungkap Koordinator Posko Siaga Karhutla BPBD Kota Palangka Raya, Balap.

Baca Juga :  Penerbangan Luar Jawa-Bali Bisa Antigen

Selain tim yang selalu disiagakan itu, BPBD juga dibantu personel Kodim dan Polresta Kota Palangka Raya. BPBD Kota Palangka Raya tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan dan berharap masyarakat berperan aktif menginformasikan jika mengetahui kejadian karhutla.

“Kami selalu imbau masyarakat untuk tidak membakar lahan selama musim kemarau,” ucapnya.

Minggu (20/8), peristiwa karhutla terjadi pada lahan yang berada di Jalan Tjilik Riwut Km 14, Palangka Raya. Puluhan petugas dari Dinas Kehutanan Kalteng, Manggala Agni, BPBD, dan sukarelawan Serbu Api dikerahkan untuk memadamkan kebakaran tersebut.

Selain oleh petugas di darat, upaya pemadaman juga dilakukan  melalui udara menggunakan helikopter milik BPBD, karena lokasi  kebakaran sulit dijangkau dengan kendaraan bermotor.

Petugas harus menggotong satu per satu alat pemadaman seperti mesin pompa air dan selang menuju lokasi. Berdasarkan pengamatan Kalteng Pos di lokasi kejadian, untuk mempercepat pemadaman, petugas terpaksa menggunakan air dari parit yang berada di sekitar lokasi.

Menurut penuturan petugas kebakaran dari Dinas Kehutanan Kalteng, Delli Saputra, pihaknya mendapatkan laporan perihal kebakaran itu sekitar pukul 10.00 WIB.

“Saat kami tiba, api sudah menjalar cukup jauh dari titik awal kebakaran,” ungkap Delli sembari menyebut letak lokasi kebakaran yang cukup jauh dari jalan raya menyulitkan petugas untuk bisa lebih cepat memadamkan api.

Delli mengaku pihaknya belum mengetahui penyebab kebakaran itu. Luas lahan yang terbakar diperkirakan sekitar satu hektare. “Kami perkirakan luasnya sekitar satu hektare,” pungkasnya.  (zia/mut/sja/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/