Minggu, September 8, 2024
24.4 C
Palangkaraya

Nestapa Pendidikan Desa Kaburan

Belajar Mengajar Murid SDN 2 Dilaksanakan di Tenda Darurat 

KUALA KAPUAS-Aktivitas belajar mengajar di SDN 2 Desa Kaburan, Kecamatan Pasak Talawang, Kabupaten Kapuas sungguh memprihatinkan. Murid-murid terpaksa belajar di tenda darurat, bertiangkan kayu bulat dan beratapkan terpal. Meski dilengkapi meja dan kursi, tenda darurat tersebut hanya beralaskan tanah. Kondisi itu tidak menyurutkan semangat para murid untuk menimba ilmu.

Di bawah tenda darurat tersebut hanya ada meja, kursi, dan papan tulis. Tidak terpampang foto Presiden dan Wakil Presiden seperti pada ruang belajar sekolah umumnya. Sungguh nestapa melihat potret pendidikan di Desa Kaburan. Mirisnya, kondisi tersebut sudah diketahui oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kapuas.

Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Pasak Talawang, Feriyanto membeberkan alasan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut terpaksa dilaukan di tenda darurat. Sebenarnya, kata Feriyanto, ada bangunan SDN 2 Desa Kaburan. Namun jarak rumah para siswa dengan sekolah sangat jauh. Kurang lebih sekitar 10 kilometer (km).

Baca Juga :  Geliatkan Budaya dan Pariwisata di Tengah Pandemi

Ia menambahkan, bangunan sekolah memang masih bisa dimanfaatkan. Namun sejak ada program relokasi bedah rumah, para orang tua murid berharap bangunan sekolah tersebut dapat dipindahkan, demi keamanan dan kenyamanan proses belajar mengajar para murid.

“Karena di sekitar lokasi sekolah lama tidak ada lagi warga yang tinggal, selain itu di dekat bangunan sekolah terdapat banyak pertambangan warga,” bebernya, Rabu (24/7/2024).

Feriyanto menerangkan, awal kepindahan pembelajaran para murid adalah sejak warga menempati permukiman relokasi. Pembelajaran sempat dilakukan di rumah kepala sekolah (kepsek), lalu pindah ke bangunan pustu. Namun kemudian muncul surat dari dinas kesehatan (dinkes) yang menyatakan bangunan tersebut akan dipergunakan. Kemudian, hasil koordinasi Ibu Neni selaku kepsek dengan Dinas Pendidikan Kapuas, akhirnya dibangun tenda darurat untuk proses belajar mengajar para murid.

Baca Juga :  Koperasi dan UMKM Harus Survive di Tengah Pandemi

“Perlu saya jelaskan, kenapa murid SD tersebut belajar ditenda darurat, bukan karena tidak ada bangunan sekolah, tetapi karena keinginan para orang tua murid, mempertimbangan jarak tempuh para murid yang cukup jauh ke sekolah, apalagi sudah tidak ada lagi warga yang tinggal di sekitar bangunan sekolah itu, jadi semata-mata mempertimbangkan keselamatan dan kenyamanan para murid,” tutupnya.

Menurutnya, kegiatan belajar mengajar di bawah tenda darurat pada dasarnya sudah diketahui dinas pendidikan setempat. Bahkan tenda tersebut merupakan bantuan dari dinas bersangkutan.

“Mengenai pembangunan SDN 2 Kaburan di lokasi yang baru sudah diusulkan, itu akan direalisasikan tahun 2025 mendatang,” pungkasnya. (alh/ce/ala)

Belajar Mengajar Murid SDN 2 Dilaksanakan di Tenda Darurat 

KUALA KAPUAS-Aktivitas belajar mengajar di SDN 2 Desa Kaburan, Kecamatan Pasak Talawang, Kabupaten Kapuas sungguh memprihatinkan. Murid-murid terpaksa belajar di tenda darurat, bertiangkan kayu bulat dan beratapkan terpal. Meski dilengkapi meja dan kursi, tenda darurat tersebut hanya beralaskan tanah. Kondisi itu tidak menyurutkan semangat para murid untuk menimba ilmu.

Di bawah tenda darurat tersebut hanya ada meja, kursi, dan papan tulis. Tidak terpampang foto Presiden dan Wakil Presiden seperti pada ruang belajar sekolah umumnya. Sungguh nestapa melihat potret pendidikan di Desa Kaburan. Mirisnya, kondisi tersebut sudah diketahui oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kapuas.

Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Pasak Talawang, Feriyanto membeberkan alasan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut terpaksa dilaukan di tenda darurat. Sebenarnya, kata Feriyanto, ada bangunan SDN 2 Desa Kaburan. Namun jarak rumah para siswa dengan sekolah sangat jauh. Kurang lebih sekitar 10 kilometer (km).

Baca Juga :  Geliatkan Budaya dan Pariwisata di Tengah Pandemi

Ia menambahkan, bangunan sekolah memang masih bisa dimanfaatkan. Namun sejak ada program relokasi bedah rumah, para orang tua murid berharap bangunan sekolah tersebut dapat dipindahkan, demi keamanan dan kenyamanan proses belajar mengajar para murid.

“Karena di sekitar lokasi sekolah lama tidak ada lagi warga yang tinggal, selain itu di dekat bangunan sekolah terdapat banyak pertambangan warga,” bebernya, Rabu (24/7/2024).

Feriyanto menerangkan, awal kepindahan pembelajaran para murid adalah sejak warga menempati permukiman relokasi. Pembelajaran sempat dilakukan di rumah kepala sekolah (kepsek), lalu pindah ke bangunan pustu. Namun kemudian muncul surat dari dinas kesehatan (dinkes) yang menyatakan bangunan tersebut akan dipergunakan. Kemudian, hasil koordinasi Ibu Neni selaku kepsek dengan Dinas Pendidikan Kapuas, akhirnya dibangun tenda darurat untuk proses belajar mengajar para murid.

Baca Juga :  Koperasi dan UMKM Harus Survive di Tengah Pandemi

“Perlu saya jelaskan, kenapa murid SD tersebut belajar ditenda darurat, bukan karena tidak ada bangunan sekolah, tetapi karena keinginan para orang tua murid, mempertimbangan jarak tempuh para murid yang cukup jauh ke sekolah, apalagi sudah tidak ada lagi warga yang tinggal di sekitar bangunan sekolah itu, jadi semata-mata mempertimbangkan keselamatan dan kenyamanan para murid,” tutupnya.

Menurutnya, kegiatan belajar mengajar di bawah tenda darurat pada dasarnya sudah diketahui dinas pendidikan setempat. Bahkan tenda tersebut merupakan bantuan dari dinas bersangkutan.

“Mengenai pembangunan SDN 2 Kaburan di lokasi yang baru sudah diusulkan, itu akan direalisasikan tahun 2025 mendatang,” pungkasnya. (alh/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/