Senin, Mei 20, 2024
32.3 C
Palangkaraya

Jaringan Internet dan Komputer Menjadi Kendala

PALANGKA RAYA-Ribuan murid sekolah dasar (SD) negeri dan swastas di Palangka Raya mengikuti asesmen nasional berbasis kompetensi (ANBK). Asesmen ini diadakan untuk mengukur mutu pendidikan di tiap sekolah. Peserta yang mengikuti asesmen ini adalah murid kelas V yang tersebar di 117 SD di Kota Cantik ini.

Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani menyebut ada 117 SD yang melaksanakan ANBK serentak dan dibagi menjadi beberapa gelombang. Secara keseluruhan terdapat kurang lebih 2.600 anak didik yang mengikuti ANBK.

Jayani mengatakan, sejauh ini tidak terdapat keluhan dari pihak sekolah dalam proses persiapan. Meski demikian, terdapat beberapa sekolah yang menyelenggarakan ANBK dengan menumpang di sekolah lain. Tercatat ada delapan sekolah yang menumpang di sekolah lain untuk ANBK ini.

“Dari total 117 sekolah itu, ada beberapa sekolah yang sarana prasarananya terbatas, contohnya sekolah-sekolah yang tidak terjangkau sinyal internet,” ungkap Jayani kepada wartawan ketika meninjau pelaksanaan ANBK di SDN 1 Pahandut Seberang, Senin (24/10).

“Kami targetkan tahun depan sekolah-sekolah yang masih menumpang ini bisa mandiri melaksanakan ANBK,” tambahnya.

Terkait mata pelajaran yang diujikan untuk peserta, Jayani mengatakan tidak ada mata pelajaran dengan bidang pelajaran khusus yang diujikan, tapi menggunakan soal-soal ujian terintegrasi yang dapat memetakan kemampuan dasar anak didik berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi. Selain itu, ada juga survei lingkungan belajar yang hasilnya bisa digunakan sebagai pengukur kualitas sekolah.

“Jadi bukan hanya mengukur dari sisi murid saja, melainkan juga mengukur keseluruhan kualitas sekolah,” tuturnya.

Jayani menyebut, tujuan diselenggarakannya asesmen ini adalah untuk mengukur kemampuan dasar siswa dalam hal numerasi dan literasi. Anak didik kelas V menjadi sampel pengukuran, sehingga mereka lah yang menjadi peserta ANBK dari tiap sekolah.

“Ini sebetulnya untuk memetakan kemampuan peserta didik,” ucapnya.

Kendati demikian, tujuan asesmen tak hanya untuk mengukur kemampuan murid. Jayani mengatakan, asesmen ini juga dapat dijadikan tolok ukur dalam melihat kualitas sekolah. Seperti kualitas pengajar, kemampuan pengajar dalam menerapkan kurikulum, dan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran.

“Hasil dari ujian ini bukan hanya sebatas itu, tetapi juga dijadikan data rapor pendidikan sekolah yang menginformasikan suatu sekolah untuk menjadi data acuan dari kami (Disdik Kota Palangka Raya),” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Jayani, apabila nilai rata-rata hasil ANBK di suatu sekolah rendah, maka akan dijadikan bahan perencanaan berbasis data yang secara sistematis dievaluasi bersama oleh pihak terkait di lingkup instansi pendidikan. Misalnya kepala sekolah. Bisa melihat kualitas sekolahnya lewat rapor pendidikan itu. Melihat indikator yang kurang dari hasil ANBK sekolahnya itu untuk diperbaiki ke depan demi peningkatan kualitas sekolah.

Baca Juga :  Polres Kobar Juga Selidiki Sebab Kapal KM Satya Kencana III Karam

“Kepala sekolah yang mengamati rapor pendidikan hasil ANBK akan membuat perencanaan untuk mengatasi kekurangan itu. Jika kekurangannya dari standar proses, seperti pembelajaran guru di kelas, nah itu harus diperbaiki dan diusahakan menjadi prioritas dalam penganggaran dana BOS di RKS-nya,” jelas Jayani.

“Sebetulnya ini bukan hanya mengukur kemampuam murid, melainkan juga mengukur kualitas pendidikan di suatu sekolah secara keseluruhan, selanjutnya itu menjadi data untuk rapor sekolah yang kemudian bisa dijadikan acuan perencanaan berikutnya, itu bagusnya sistem pendidikan sekarang,” ujar Jayani.

Di tempat yang sama, Kepala SDN 1 Pahandut Seberang Yunetta mengatakan, di sekolahnya ada 30 murid yang mengikuti ANBK. Semuanya merupakan murid kelas V. ANBK dilaksanakan dalam tiga sesi. “Pagi ini sesi pertama,” ucap Yunetta.

Sebelumnya para murid peserta ANBK ini telah mengikuti sejumlah persiapan. Salah satunya, pemberian modul oleh sekolah yang berisi materi mengenai pengujian kemampuan numerik dan literasi.

Sejak dimulainya simulasi beberapa hari sebelum pelaksanaan ANBK, ada kendala yang dihadapi, yakni jaringan internet yang tidak lancar. Beruntung saat dilaksanakan ANBK tidak ada lagi kendala jaringan internet. Para tenaga pendidik SDN 1 Pahandut Seberang membuat kesepakatan, apabila ANBK tengah dilaksanakan, mereka tidak boleh menggunakan jaringan internet sekolah.

“Demi kelancaran ANBK, kami dewan guru, bahkan kepala sekolah pun tidak diizinkan menggunakan jaringan internet sekolah,” ucap Yunetta.

Membandingkan pelaksanaan ANBK tahun lalu di sekolah yang dipimpinnya itu, Yunetta bersyukur tahun ini ANBK dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa kendala berarti. Pasalnya, saat pelaksanaan ANBK tahun lalu, banjir merendam lingkungan sekolah.

“Tahun lalu itu kami terpaksa melaksanakan ANBK di posko Pahandut Seberang demi bisa tetap mengikuti ANBK, alhamdulillah fasilitas kami waktu itu lengkap,” tuturnya.

Terkait kendala yang ditemui sejak persiapan hingga pelaksanaan, Yunetta mengungkapkan bahwa sejauh ini hanya ketidakhadiran peserta karena cuaca buruk. “Tetapi demi ANBK ini, kami tetap mengusahakan agar mereka hadir,” ucap Yunetta.

Sementara itu, Kepala SDN 3 Bukit Tunggal Sujianto mengatakan, ada 30 murid kelas V yang telah dipersiapkan mengikuti ANBK.

“Terkait ANBK kami telah mempersiapkan hal itu, di mana sudah ada 30 murid kelas lima yang akan menghadapi itu, hal ini sesuai dengan ketentuan pusat bahwa yang ikut ANBK itu 30 murid,” ucap Sujianto, Senin (24/10).

SDN 3 Bukit Tunggal akan mengikuti ANBK pada gelombang tiga yang akan dilaksanakan selama dua hari, yakni 31 Oktober sampai 1 November 2022. Sujianto yang juga merupakan ketua PGRI Palangka Raya ini mengaku sejauh ini belum ada kendala yang ditemui.

Sementara itu, SDN 1 Sabaru Palangka Raya juga siap mengikuti kegiatan ANBK tingkat SD yang dimulai kemarin. Sekolah yang beralamat di Jalan Komplek Basir Jahan itu menyiapkan 35 murid kelas V untuk mengikuti ANBK.

Baca Juga :  Petakan Mutu Pendidikan, 49 SMP Ikut ANBK

“30 orang murid itu yang utama, sedangkan 5 orang lagi sebagai cadangan,” ucap Kepala sekolah SDN 1 Sabaru Lina Mariana.

Murid cadangan dipersiapkan untuk terdapat murid yang berhalangan hadir. Lina yang baru diangkat sebagai kepala sekolah pada Juni lalu itu mengatakan, kegiatan ANBK di SDN 1 Sabaru berlangsung selama empat hari, dimulai Senin (24/10) hingga Kamis (27/10).

Ia mengatakan, pelaksanaan ANBK di SDN 1 Sabaru terbagi dari tiga tahap. Tahap pertama adalah persiapan, berupa simulasi atau uji coba. Kemudian ada tahap gladi untuk pelaksanaan ANBK. Sementara tahap ketiga adalah tahap puncak atau tahap pelaksanaan ujian ANBK.

Disinggung soal hambatan yang dihadapi pihak sekolah dalam pelaksanaan ANBK tahun ini, menurut Lina secara umum hambatan yang dihadapi adalah terkait kesediaan prasarana komputer atau laptop bagi murid peserta. Dikatakannya, saat ini di sekolah yang dipimpinnya itu hanya ada 8 unit laptop dan komputer yang bisa digunakan murid untuk mengikuti ANBK.

Karena keterbatasan fasilitas, maka pihak sekolah pun mengambil kebijakan membagi peserta ANBK ke dalam dua kelompok yang terdiri atas 15 orang. Tiap kelompok mengikuti ANBK selama dua hari sebagaimana jadwal yang ditentukan oleh pemerintah.

Dari 15 murid ini, oleh pihak sekolah kemudian dibagi lagi menjadi dua sesi, yang masing masing terdiri atas 7 dan 8 orang. Pembagian regu itu dilakukan pihak sekolah menyesuaikan ketersediaan laptop dan komputer.

“Jadi untuk hari ini ada 7 murid  yang mengikuti sesi pagi dan 8 murid di sesi siang, jadi jumlahnya 15 murid,” beber kepala sekolah lulusan UPR ini sembari menyebut bahwa sesi pagi dimulai pukul 10.00 WIB.

Terkait kesiapan dari murid SDN 1 Sabaru menghadapi ANBK ini, Lina mengatakan bahwa para murid kelas 5 di sekolahnya sudah siap menghadapi ujian tersebut. Berbagai materi pelajaran yang diujikan dalam ANBK ini juga telah diajarkan oleh para guru.

“Ada materi yang dipelajari melalui buku yang kami persiapkan untuk anak-anak, buku itu memang buku khusus ANBK, jadi buku itu yang digunakan oleh anak-anak untuk belajar,” kata Lina.

Terkait target yang diharapkan pihak sekolah dalam kegiatan ANBK tahun ini, Lina menuturkan bahwa pihaknya lebih memprioritaskan adanya peningkatan kualitas belajar, pengalaman, maupun kualitas pengetahuan dari para murid yang mengikuti ujian. Lina juga berharap kegiatan ANBK ini bisa menjadi acuan bagi pihak sekolah untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

“Saya berharap melalui ANBK ini, mutu sekolah dan mutu pendidikan bisa ditingkatkan lagi ke depan,” pungkasnya. (dan/irj/sja/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Ribuan murid sekolah dasar (SD) negeri dan swastas di Palangka Raya mengikuti asesmen nasional berbasis kompetensi (ANBK). Asesmen ini diadakan untuk mengukur mutu pendidikan di tiap sekolah. Peserta yang mengikuti asesmen ini adalah murid kelas V yang tersebar di 117 SD di Kota Cantik ini.

Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani menyebut ada 117 SD yang melaksanakan ANBK serentak dan dibagi menjadi beberapa gelombang. Secara keseluruhan terdapat kurang lebih 2.600 anak didik yang mengikuti ANBK.

Jayani mengatakan, sejauh ini tidak terdapat keluhan dari pihak sekolah dalam proses persiapan. Meski demikian, terdapat beberapa sekolah yang menyelenggarakan ANBK dengan menumpang di sekolah lain. Tercatat ada delapan sekolah yang menumpang di sekolah lain untuk ANBK ini.

“Dari total 117 sekolah itu, ada beberapa sekolah yang sarana prasarananya terbatas, contohnya sekolah-sekolah yang tidak terjangkau sinyal internet,” ungkap Jayani kepada wartawan ketika meninjau pelaksanaan ANBK di SDN 1 Pahandut Seberang, Senin (24/10).

“Kami targetkan tahun depan sekolah-sekolah yang masih menumpang ini bisa mandiri melaksanakan ANBK,” tambahnya.

Terkait mata pelajaran yang diujikan untuk peserta, Jayani mengatakan tidak ada mata pelajaran dengan bidang pelajaran khusus yang diujikan, tapi menggunakan soal-soal ujian terintegrasi yang dapat memetakan kemampuan dasar anak didik berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi. Selain itu, ada juga survei lingkungan belajar yang hasilnya bisa digunakan sebagai pengukur kualitas sekolah.

“Jadi bukan hanya mengukur dari sisi murid saja, melainkan juga mengukur keseluruhan kualitas sekolah,” tuturnya.

Jayani menyebut, tujuan diselenggarakannya asesmen ini adalah untuk mengukur kemampuan dasar siswa dalam hal numerasi dan literasi. Anak didik kelas V menjadi sampel pengukuran, sehingga mereka lah yang menjadi peserta ANBK dari tiap sekolah.

“Ini sebetulnya untuk memetakan kemampuan peserta didik,” ucapnya.

Kendati demikian, tujuan asesmen tak hanya untuk mengukur kemampuan murid. Jayani mengatakan, asesmen ini juga dapat dijadikan tolok ukur dalam melihat kualitas sekolah. Seperti kualitas pengajar, kemampuan pengajar dalam menerapkan kurikulum, dan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran.

“Hasil dari ujian ini bukan hanya sebatas itu, tetapi juga dijadikan data rapor pendidikan sekolah yang menginformasikan suatu sekolah untuk menjadi data acuan dari kami (Disdik Kota Palangka Raya),” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Jayani, apabila nilai rata-rata hasil ANBK di suatu sekolah rendah, maka akan dijadikan bahan perencanaan berbasis data yang secara sistematis dievaluasi bersama oleh pihak terkait di lingkup instansi pendidikan. Misalnya kepala sekolah. Bisa melihat kualitas sekolahnya lewat rapor pendidikan itu. Melihat indikator yang kurang dari hasil ANBK sekolahnya itu untuk diperbaiki ke depan demi peningkatan kualitas sekolah.

Baca Juga :  Polres Kobar Juga Selidiki Sebab Kapal KM Satya Kencana III Karam

“Kepala sekolah yang mengamati rapor pendidikan hasil ANBK akan membuat perencanaan untuk mengatasi kekurangan itu. Jika kekurangannya dari standar proses, seperti pembelajaran guru di kelas, nah itu harus diperbaiki dan diusahakan menjadi prioritas dalam penganggaran dana BOS di RKS-nya,” jelas Jayani.

“Sebetulnya ini bukan hanya mengukur kemampuam murid, melainkan juga mengukur kualitas pendidikan di suatu sekolah secara keseluruhan, selanjutnya itu menjadi data untuk rapor sekolah yang kemudian bisa dijadikan acuan perencanaan berikutnya, itu bagusnya sistem pendidikan sekarang,” ujar Jayani.

Di tempat yang sama, Kepala SDN 1 Pahandut Seberang Yunetta mengatakan, di sekolahnya ada 30 murid yang mengikuti ANBK. Semuanya merupakan murid kelas V. ANBK dilaksanakan dalam tiga sesi. “Pagi ini sesi pertama,” ucap Yunetta.

Sebelumnya para murid peserta ANBK ini telah mengikuti sejumlah persiapan. Salah satunya, pemberian modul oleh sekolah yang berisi materi mengenai pengujian kemampuan numerik dan literasi.

Sejak dimulainya simulasi beberapa hari sebelum pelaksanaan ANBK, ada kendala yang dihadapi, yakni jaringan internet yang tidak lancar. Beruntung saat dilaksanakan ANBK tidak ada lagi kendala jaringan internet. Para tenaga pendidik SDN 1 Pahandut Seberang membuat kesepakatan, apabila ANBK tengah dilaksanakan, mereka tidak boleh menggunakan jaringan internet sekolah.

“Demi kelancaran ANBK, kami dewan guru, bahkan kepala sekolah pun tidak diizinkan menggunakan jaringan internet sekolah,” ucap Yunetta.

Membandingkan pelaksanaan ANBK tahun lalu di sekolah yang dipimpinnya itu, Yunetta bersyukur tahun ini ANBK dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa kendala berarti. Pasalnya, saat pelaksanaan ANBK tahun lalu, banjir merendam lingkungan sekolah.

“Tahun lalu itu kami terpaksa melaksanakan ANBK di posko Pahandut Seberang demi bisa tetap mengikuti ANBK, alhamdulillah fasilitas kami waktu itu lengkap,” tuturnya.

Terkait kendala yang ditemui sejak persiapan hingga pelaksanaan, Yunetta mengungkapkan bahwa sejauh ini hanya ketidakhadiran peserta karena cuaca buruk. “Tetapi demi ANBK ini, kami tetap mengusahakan agar mereka hadir,” ucap Yunetta.

Sementara itu, Kepala SDN 3 Bukit Tunggal Sujianto mengatakan, ada 30 murid kelas V yang telah dipersiapkan mengikuti ANBK.

“Terkait ANBK kami telah mempersiapkan hal itu, di mana sudah ada 30 murid kelas lima yang akan menghadapi itu, hal ini sesuai dengan ketentuan pusat bahwa yang ikut ANBK itu 30 murid,” ucap Sujianto, Senin (24/10).

SDN 3 Bukit Tunggal akan mengikuti ANBK pada gelombang tiga yang akan dilaksanakan selama dua hari, yakni 31 Oktober sampai 1 November 2022. Sujianto yang juga merupakan ketua PGRI Palangka Raya ini mengaku sejauh ini belum ada kendala yang ditemui.

Sementara itu, SDN 1 Sabaru Palangka Raya juga siap mengikuti kegiatan ANBK tingkat SD yang dimulai kemarin. Sekolah yang beralamat di Jalan Komplek Basir Jahan itu menyiapkan 35 murid kelas V untuk mengikuti ANBK.

Baca Juga :  Petakan Mutu Pendidikan, 49 SMP Ikut ANBK

“30 orang murid itu yang utama, sedangkan 5 orang lagi sebagai cadangan,” ucap Kepala sekolah SDN 1 Sabaru Lina Mariana.

Murid cadangan dipersiapkan untuk terdapat murid yang berhalangan hadir. Lina yang baru diangkat sebagai kepala sekolah pada Juni lalu itu mengatakan, kegiatan ANBK di SDN 1 Sabaru berlangsung selama empat hari, dimulai Senin (24/10) hingga Kamis (27/10).

Ia mengatakan, pelaksanaan ANBK di SDN 1 Sabaru terbagi dari tiga tahap. Tahap pertama adalah persiapan, berupa simulasi atau uji coba. Kemudian ada tahap gladi untuk pelaksanaan ANBK. Sementara tahap ketiga adalah tahap puncak atau tahap pelaksanaan ujian ANBK.

Disinggung soal hambatan yang dihadapi pihak sekolah dalam pelaksanaan ANBK tahun ini, menurut Lina secara umum hambatan yang dihadapi adalah terkait kesediaan prasarana komputer atau laptop bagi murid peserta. Dikatakannya, saat ini di sekolah yang dipimpinnya itu hanya ada 8 unit laptop dan komputer yang bisa digunakan murid untuk mengikuti ANBK.

Karena keterbatasan fasilitas, maka pihak sekolah pun mengambil kebijakan membagi peserta ANBK ke dalam dua kelompok yang terdiri atas 15 orang. Tiap kelompok mengikuti ANBK selama dua hari sebagaimana jadwal yang ditentukan oleh pemerintah.

Dari 15 murid ini, oleh pihak sekolah kemudian dibagi lagi menjadi dua sesi, yang masing masing terdiri atas 7 dan 8 orang. Pembagian regu itu dilakukan pihak sekolah menyesuaikan ketersediaan laptop dan komputer.

“Jadi untuk hari ini ada 7 murid  yang mengikuti sesi pagi dan 8 murid di sesi siang, jadi jumlahnya 15 murid,” beber kepala sekolah lulusan UPR ini sembari menyebut bahwa sesi pagi dimulai pukul 10.00 WIB.

Terkait kesiapan dari murid SDN 1 Sabaru menghadapi ANBK ini, Lina mengatakan bahwa para murid kelas 5 di sekolahnya sudah siap menghadapi ujian tersebut. Berbagai materi pelajaran yang diujikan dalam ANBK ini juga telah diajarkan oleh para guru.

“Ada materi yang dipelajari melalui buku yang kami persiapkan untuk anak-anak, buku itu memang buku khusus ANBK, jadi buku itu yang digunakan oleh anak-anak untuk belajar,” kata Lina.

Terkait target yang diharapkan pihak sekolah dalam kegiatan ANBK tahun ini, Lina menuturkan bahwa pihaknya lebih memprioritaskan adanya peningkatan kualitas belajar, pengalaman, maupun kualitas pengetahuan dari para murid yang mengikuti ujian. Lina juga berharap kegiatan ANBK ini bisa menjadi acuan bagi pihak sekolah untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

“Saya berharap melalui ANBK ini, mutu sekolah dan mutu pendidikan bisa ditingkatkan lagi ke depan,” pungkasnya. (dan/irj/sja/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/