Sabtu, Mei 18, 2024
25.4 C
Palangkaraya

Gerak Cepat Booster Kedua

PALANGKA RAYA-Setelah tenaga kesehatan dan lanjut usia (lansia), kali ini masyarakat umum sudah bisa menerima vaksinasi dosis keempat atau booster kedua. Dua hari dibukanya layanan untuk booster kedua, masyarakat pun berbondong-bondong mendatangi sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Kota Palangka Raya. Salah satunya Puskesmas Bukit Hindu.

Masyarakat yang ingin mendapatkan booster kedua bisa datang ke puskemas dengan membawa serta kartu identitas atau KTP dan jarak booster pertama dengan kedua sudah enam bulan.

“Yang terpenting telah divaksin booster pertama dengan jangka waktu enam bulan,” ucap Dianawati selaku penanggung jawab vaksinasi Covid-19 Puskesmas Bukit Hindu, Rabu (25/1/2023).

Suasana di puskesmas masih kondusif, karena warga datang secara bergantian. Tidak ada antrean dan prosesnya pun tidak membutuhkan waktu yang lama. Warga yang datang untuk mendapatkan suntikan vaksin booster kedua berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, tenaga kesehatan, tenaga pengajar, maupun lansia.

Salah satu yang ikut vaksinasi kemarin adalah Poppy. Ia mengaku ingin mendapatkan vaksinasi booster kedua karena tuntutan pekerjaan.

“Dulu itu efek sampingnya pusing mas, jadi sehabis booster satu tidak lama kemudian pusing, kalo ini belum tahu, saya pun ikut vaksin ini karena pekerjaan saya sebagai pengajar, dengan harapan imun tubuh tetap kuat saat berinteraksi dengan orang banyak,” ucapnya.

Sementara, seorang pemuda bernama Galih mengaku ingin mengikuti vaksinasi booster kedua karena permintaan orang tuanya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan.

“Saya sudah booster pertama, jadi saya diminta orang tua untuk ikut vaksin lanjutan, karena orang tua saya bekerja sebagai dokter di rumah sakit mas, jadi saya disuruh ikut vaksinasi,” ucapnya.

Sama seperti Poppy, saat vaksin booster pertama Galih juga merasakan efek samping berupa pusing, bahkan hingga demam.

Makin siang makin banyak yang datang untuk vaksinasi. Salah satu pegawai di dinas kehutanan Kuswandi ingin segera mungkin mendapatkan vaksin booster kedua sebelum makin banyak yang berbondong-bondong ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin tersebut.

Baca Juga :  Terima Kasih Ida Oetari

“Setelah dianjurkan pemerintah untuk vaksinasi, mending sesegera mungkin, daripada nanti tambah banyak antrean, apalagi sudah hampir satu tahun jarak vaksin booster pertama,” ucapnya.

Kuswandi mengaku tidak pernah merasakan efek samping setelah vaksin. Menurutnya efek itu akan dirasakan berbeda oleh setiap orang.

Sedangkan Yuyun mengatakan ingin divaksinasi untuk memperkuat imunitas tubuhnya. Sebagai pekerja yang tiap hari bertemu orang banyak, ia ingin memastikan kondisi tubuhnya tetap prima dalam menghadapi serangan virus.

“Karena ingin aja, kan tiap harinya saya ketemu dengan orang-orang, jadi saya perlu vaksinasi agar bisa lebih pede saja, karena daya tubuh kita sudah dalam kondisi baik,” ucapnya Yuyun.

Yuyun mengaku, saat vaksinasi booster pertama, ia mengalami demam. Namun demam tidak berlangsung lama. Selepas itu justru badannya merasa lebih bugar.

Yang turut ikut vaksinasi kemarin adalah Prof Dr Danes Jayanegara, Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR). “Walaupun sudah dicabut oleh Jokowi, kita harus tetap saling waspada, maka dari itu saya ikut vaksinasi booster kedua ini, terakhir vaksin pada 24 Januari 2022, sudah satu tahun yang lalu, mari kita kuatkan lagi imun tubuh ini,” ucapnya.

Vaksinasi booster kedua penting diikuti masyarakat untuk memperkuat proteksi diri terhadap penularan Covid-19. Tak dimungkiri sebagaian besar masyarakat sudah menerima vaksinasi dosis pertama, dosis kedua, dan booster pertama. Tidak sedikit yang merasa sudah kebal dari Covid-19. Namun tetap perlu mengikuti vaksinasi booster kedua.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Cabang Kalimantan Tengah (Kalteng) Rini Fortina menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yang mengharuskan seseorang menerima vaksinasi booster dosis kedua ini.

Baca Juga :  Ajak Pemuda Membangun Ekonomi Kalteng

Pertama, secara ilmiah adanya vaksin akan melindungi sistem kekebalan tubuh seseorang, karena Covid-19 menyerang sistem kekebalan induk. Selain itu mengingat Covid-19 sendiri adalah penyakit menular yang belum bisa dihilangkan, tapi bisa dikendalikan dengan adanya vaksin.

“Covid-19 ini kan langsung menyerang sistem kekebalan induk kita, selain itu Covid-19 ini kan penyakit menular yang belum bisa dihilangkan tapi bisa dikendalikan,” jelas Rini kepada Kalteng Pos melalui telepon WhatsApp, kemarin.

Ia menjelaskan, Covid-19 sejatinya bermutasi menjadi makin ganas, tapi kekebalan tubuh masyarakat terhadap Covid-19 terus menguat dengan adanya vaksinasi. Karena itu sudah seharusnya masyarakat tetap memproteksi diri melalui vaksinasi. Apalagi virus itu berbahaya terhadap individu rentan seperti lanjut usia (lansia).

“Perilaku masyarakat dewasa ini menganggap bahwa virus ini sudah hilang, padahal virus ini bukan sudah hilang, tapi karena sistem imunitas masyarakat yang sudah bagus,” jelasnya.

Karena itu Rini menegaskan pentingnya vaksinasi booster dosis kedua agar kesehatan masyarakat tetap terlindungi.

Mengenai anggapan bahwa tidak perlu vaksin booster kedua karena sebelumnya pernah divaksin, Rini mengatakan bahwa vaksin memiliki masa kuatnya. Covid-19 sendiri merupakan varian dari virus influenza. Vaksin terhadap virus dalam varian influenza ini berbeda dengan vaksin imunisasi dasar pada anak.

“Vaksin Covid-19 ada masanya, 6-9 bulan, kekuatannya paling lama satu tahun, setelah itu kekuatannya akan menurun secara perlahan, oleh karena itu vaksin keempat ini perlu agar sel memori atau sel dasar yang ada di tubuh manusia kembali meningkat,” jelasnya.

Selaku ahli epidemiologi, Rini berpesan kepada masyarakat untuk tidak pernah mengabaikan penerapan protokol kesehatan (prokes), seperti memakai masker pada lingkungan tertutup dan banyak orang. “Kemudian rajinlah mencuci tangan dan ikut vaksinasi untuk menguatkan imun tubuh kita,” tandasnya. (irj/dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Setelah tenaga kesehatan dan lanjut usia (lansia), kali ini masyarakat umum sudah bisa menerima vaksinasi dosis keempat atau booster kedua. Dua hari dibukanya layanan untuk booster kedua, masyarakat pun berbondong-bondong mendatangi sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Kota Palangka Raya. Salah satunya Puskesmas Bukit Hindu.

Masyarakat yang ingin mendapatkan booster kedua bisa datang ke puskemas dengan membawa serta kartu identitas atau KTP dan jarak booster pertama dengan kedua sudah enam bulan.

“Yang terpenting telah divaksin booster pertama dengan jangka waktu enam bulan,” ucap Dianawati selaku penanggung jawab vaksinasi Covid-19 Puskesmas Bukit Hindu, Rabu (25/1/2023).

Suasana di puskesmas masih kondusif, karena warga datang secara bergantian. Tidak ada antrean dan prosesnya pun tidak membutuhkan waktu yang lama. Warga yang datang untuk mendapatkan suntikan vaksin booster kedua berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, tenaga kesehatan, tenaga pengajar, maupun lansia.

Salah satu yang ikut vaksinasi kemarin adalah Poppy. Ia mengaku ingin mendapatkan vaksinasi booster kedua karena tuntutan pekerjaan.

“Dulu itu efek sampingnya pusing mas, jadi sehabis booster satu tidak lama kemudian pusing, kalo ini belum tahu, saya pun ikut vaksin ini karena pekerjaan saya sebagai pengajar, dengan harapan imun tubuh tetap kuat saat berinteraksi dengan orang banyak,” ucapnya.

Sementara, seorang pemuda bernama Galih mengaku ingin mengikuti vaksinasi booster kedua karena permintaan orang tuanya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan.

“Saya sudah booster pertama, jadi saya diminta orang tua untuk ikut vaksin lanjutan, karena orang tua saya bekerja sebagai dokter di rumah sakit mas, jadi saya disuruh ikut vaksinasi,” ucapnya.

Sama seperti Poppy, saat vaksin booster pertama Galih juga merasakan efek samping berupa pusing, bahkan hingga demam.

Makin siang makin banyak yang datang untuk vaksinasi. Salah satu pegawai di dinas kehutanan Kuswandi ingin segera mungkin mendapatkan vaksin booster kedua sebelum makin banyak yang berbondong-bondong ke puskesmas untuk mendapatkan vaksin tersebut.

Baca Juga :  Terima Kasih Ida Oetari

“Setelah dianjurkan pemerintah untuk vaksinasi, mending sesegera mungkin, daripada nanti tambah banyak antrean, apalagi sudah hampir satu tahun jarak vaksin booster pertama,” ucapnya.

Kuswandi mengaku tidak pernah merasakan efek samping setelah vaksin. Menurutnya efek itu akan dirasakan berbeda oleh setiap orang.

Sedangkan Yuyun mengatakan ingin divaksinasi untuk memperkuat imunitas tubuhnya. Sebagai pekerja yang tiap hari bertemu orang banyak, ia ingin memastikan kondisi tubuhnya tetap prima dalam menghadapi serangan virus.

“Karena ingin aja, kan tiap harinya saya ketemu dengan orang-orang, jadi saya perlu vaksinasi agar bisa lebih pede saja, karena daya tubuh kita sudah dalam kondisi baik,” ucapnya Yuyun.

Yuyun mengaku, saat vaksinasi booster pertama, ia mengalami demam. Namun demam tidak berlangsung lama. Selepas itu justru badannya merasa lebih bugar.

Yang turut ikut vaksinasi kemarin adalah Prof Dr Danes Jayanegara, Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR). “Walaupun sudah dicabut oleh Jokowi, kita harus tetap saling waspada, maka dari itu saya ikut vaksinasi booster kedua ini, terakhir vaksin pada 24 Januari 2022, sudah satu tahun yang lalu, mari kita kuatkan lagi imun tubuh ini,” ucapnya.

Vaksinasi booster kedua penting diikuti masyarakat untuk memperkuat proteksi diri terhadap penularan Covid-19. Tak dimungkiri sebagaian besar masyarakat sudah menerima vaksinasi dosis pertama, dosis kedua, dan booster pertama. Tidak sedikit yang merasa sudah kebal dari Covid-19. Namun tetap perlu mengikuti vaksinasi booster kedua.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Cabang Kalimantan Tengah (Kalteng) Rini Fortina menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yang mengharuskan seseorang menerima vaksinasi booster dosis kedua ini.

Baca Juga :  Ajak Pemuda Membangun Ekonomi Kalteng

Pertama, secara ilmiah adanya vaksin akan melindungi sistem kekebalan tubuh seseorang, karena Covid-19 menyerang sistem kekebalan induk. Selain itu mengingat Covid-19 sendiri adalah penyakit menular yang belum bisa dihilangkan, tapi bisa dikendalikan dengan adanya vaksin.

“Covid-19 ini kan langsung menyerang sistem kekebalan induk kita, selain itu Covid-19 ini kan penyakit menular yang belum bisa dihilangkan tapi bisa dikendalikan,” jelas Rini kepada Kalteng Pos melalui telepon WhatsApp, kemarin.

Ia menjelaskan, Covid-19 sejatinya bermutasi menjadi makin ganas, tapi kekebalan tubuh masyarakat terhadap Covid-19 terus menguat dengan adanya vaksinasi. Karena itu sudah seharusnya masyarakat tetap memproteksi diri melalui vaksinasi. Apalagi virus itu berbahaya terhadap individu rentan seperti lanjut usia (lansia).

“Perilaku masyarakat dewasa ini menganggap bahwa virus ini sudah hilang, padahal virus ini bukan sudah hilang, tapi karena sistem imunitas masyarakat yang sudah bagus,” jelasnya.

Karena itu Rini menegaskan pentingnya vaksinasi booster dosis kedua agar kesehatan masyarakat tetap terlindungi.

Mengenai anggapan bahwa tidak perlu vaksin booster kedua karena sebelumnya pernah divaksin, Rini mengatakan bahwa vaksin memiliki masa kuatnya. Covid-19 sendiri merupakan varian dari virus influenza. Vaksin terhadap virus dalam varian influenza ini berbeda dengan vaksin imunisasi dasar pada anak.

“Vaksin Covid-19 ada masanya, 6-9 bulan, kekuatannya paling lama satu tahun, setelah itu kekuatannya akan menurun secara perlahan, oleh karena itu vaksin keempat ini perlu agar sel memori atau sel dasar yang ada di tubuh manusia kembali meningkat,” jelasnya.

Selaku ahli epidemiologi, Rini berpesan kepada masyarakat untuk tidak pernah mengabaikan penerapan protokol kesehatan (prokes), seperti memakai masker pada lingkungan tertutup dan banyak orang. “Kemudian rajinlah mencuci tangan dan ikut vaksinasi untuk menguatkan imun tubuh kita,” tandasnya. (irj/dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/