Sabtu, Mei 18, 2024
25.4 C
Palangkaraya

Putra-Putri Kebudayaan Nusantara: Membawa Filosofi Huma Betang sebagai Perekat Persaudaraan

“Huma Betang menjadi tempat tinggal beberapa kepala keluarga. Dalam rumah ini dihuni oleh orang-orang yang berbeda ras bahkan agama, di sinilah terbentuk toleransi antarsesama,” ucap perempuan kelahiran Palangka Raya, 15 Desember 2001 lalu.Filosofi ini terus tumbuh dan telah memberikan bukti nyata hingga saat ini. Buktinya, di beberapa titik di Kota Cantik ini, terlihat ada rumah ibadah yang dibangun berdampingan. Ada pula dalam satu rumah ditempati anggota keluarga dengan perbedaan agama yang dianut.

“Gaya hidup yang saat ini serbamodern dan berteknologi tinggi memudahkan budaya luar masuk Kalteng, hal ini perlu diantisipasi agar budaya kita tetap lestari,” ucapnya.

Perempuan yang tengah menempun pendidikan di Fakultas Kedokteran HKBP Nomensen Medan ini menyebut, menumbuhkembangkan filosofi Huma Betang perlu dimulai sejak dini. Bisa dari lingkungan keluarga hingga lembaga pendidikan.Sementara itu, Doni Miseri Cordias Domini meminta dukungan dan doa masyarakat Kalteng, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng. Melalui ajang ini, ia berharap ada dampak positif bagi perkembangan kebudayaan di Kalteng ke depan.

“Kami memohon doa dan dukungan, semoga kami bisa menampilkan dan memberikan yang terbaik pada ajang nasional ini, sekembalinya nanti bisa memberi dampak pada kemajuan budaya dan pariwisata di Kalteng,” tuturnya.Berpengalaman Menapak Tilas Rute Panglima Besar Jenderal Soedirman====JUDUL BARUCindy, juga pernah mengikuti tapak tilas Jenderal Soedirman yang dinamai RPS. Kegiatan itu merupakan peringatan atau cara anak muda mengingat perjuangan Panglima Besar Jenderal Seodirman. Jenderal Soedirman merupakan panglima pertama Angkatan Bersenjata Indonesia dan jenderal pertama dalam sejarah TNI yang terkenal dengan taktik gerilya dalam perang melawan penjajah.

Baca Juga :  Pelanggar Prokes Bakal Ditindak Tegas

“Saya kan masuk di SMA Presiden, sekolahnya ini menggunakan sistem semimiliter. Tentu kehidupan kami di asrama layaknya kehidupan militer, semua memiliki peraturan,” kisah Cindy.Kala itu (2017 lalu), diadakan seleksi untuk mengikuti kegiatan jalan jauh RPS, berupa lari selama 12 menit untuk diketahui berapa putaran yang bisa dijalani. Saat diumumkan, ternyata Cindy lolos. Ia berhak mengikuti tahap selanjutnya, yakni latihan selama kurang lebih satu bulan.“Kami dilatih jalan jauh seperti berangkat dan pulang sekolah, walaupun setiap pulang latihan itu muka merah dan kulit jadi hitam,” ucapnya.

Bagi Cindy, hal itu bukan masalah. Justru pengalaman itu makin memperkuat stamina tubuhnya. Menurutnya, kecantikan seorang perempuan tak hanya sekadar soal penampilan fisik yang menawan, tapi juga soal isi kepala serta hal-hal positif yang dilakukan. “Saat mulai perjalanan tapak tilas itu, pagi-pagi kami sampai di lokasi perjalanan di bukit, di bawahnya ada Pantai Parang Tritis. Perjalanan pun dimulai. Dalam perjalanan, saya dan teman-teman sekolah saya hampir ingin menyerah karena tidak sanggup lagi, tapi saya tetap memaksakan diri, karena sedikit lagi perjalanan selesai,” bebernya.

Baca Juga :  PMI Kalteng Juara II Jumbara PMR Nasional 2023

“Huma Betang menjadi tempat tinggal beberapa kepala keluarga. Dalam rumah ini dihuni oleh orang-orang yang berbeda ras bahkan agama, di sinilah terbentuk toleransi antarsesama,” ucap perempuan kelahiran Palangka Raya, 15 Desember 2001 lalu.Filosofi ini terus tumbuh dan telah memberikan bukti nyata hingga saat ini. Buktinya, di beberapa titik di Kota Cantik ini, terlihat ada rumah ibadah yang dibangun berdampingan. Ada pula dalam satu rumah ditempati anggota keluarga dengan perbedaan agama yang dianut.

“Gaya hidup yang saat ini serbamodern dan berteknologi tinggi memudahkan budaya luar masuk Kalteng, hal ini perlu diantisipasi agar budaya kita tetap lestari,” ucapnya.

Perempuan yang tengah menempun pendidikan di Fakultas Kedokteran HKBP Nomensen Medan ini menyebut, menumbuhkembangkan filosofi Huma Betang perlu dimulai sejak dini. Bisa dari lingkungan keluarga hingga lembaga pendidikan.Sementara itu, Doni Miseri Cordias Domini meminta dukungan dan doa masyarakat Kalteng, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng. Melalui ajang ini, ia berharap ada dampak positif bagi perkembangan kebudayaan di Kalteng ke depan.

“Kami memohon doa dan dukungan, semoga kami bisa menampilkan dan memberikan yang terbaik pada ajang nasional ini, sekembalinya nanti bisa memberi dampak pada kemajuan budaya dan pariwisata di Kalteng,” tuturnya.Berpengalaman Menapak Tilas Rute Panglima Besar Jenderal Soedirman====JUDUL BARUCindy, juga pernah mengikuti tapak tilas Jenderal Soedirman yang dinamai RPS. Kegiatan itu merupakan peringatan atau cara anak muda mengingat perjuangan Panglima Besar Jenderal Seodirman. Jenderal Soedirman merupakan panglima pertama Angkatan Bersenjata Indonesia dan jenderal pertama dalam sejarah TNI yang terkenal dengan taktik gerilya dalam perang melawan penjajah.

Baca Juga :  Pelanggar Prokes Bakal Ditindak Tegas

“Saya kan masuk di SMA Presiden, sekolahnya ini menggunakan sistem semimiliter. Tentu kehidupan kami di asrama layaknya kehidupan militer, semua memiliki peraturan,” kisah Cindy.Kala itu (2017 lalu), diadakan seleksi untuk mengikuti kegiatan jalan jauh RPS, berupa lari selama 12 menit untuk diketahui berapa putaran yang bisa dijalani. Saat diumumkan, ternyata Cindy lolos. Ia berhak mengikuti tahap selanjutnya, yakni latihan selama kurang lebih satu bulan.“Kami dilatih jalan jauh seperti berangkat dan pulang sekolah, walaupun setiap pulang latihan itu muka merah dan kulit jadi hitam,” ucapnya.

Bagi Cindy, hal itu bukan masalah. Justru pengalaman itu makin memperkuat stamina tubuhnya. Menurutnya, kecantikan seorang perempuan tak hanya sekadar soal penampilan fisik yang menawan, tapi juga soal isi kepala serta hal-hal positif yang dilakukan. “Saat mulai perjalanan tapak tilas itu, pagi-pagi kami sampai di lokasi perjalanan di bukit, di bawahnya ada Pantai Parang Tritis. Perjalanan pun dimulai. Dalam perjalanan, saya dan teman-teman sekolah saya hampir ingin menyerah karena tidak sanggup lagi, tapi saya tetap memaksakan diri, karena sedikit lagi perjalanan selesai,” bebernya.

Baca Juga :  PMI Kalteng Juara II Jumbara PMR Nasional 2023

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/