Sabtu, Juni 1, 2024
25.9 C
Palangkaraya

Talio Hulu Olah Produk Kopi Organik

PULANG PISAU– Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu menyimpan potensi tanaman perkebunan kopi. Hampir di setiap pekarangan warga ditanami kopi. Jenis robusta dan arabika.

Kelompok masyarakat di desa tersebut juga mengolah kopi menjadi produk kemasan. “Kelompok masyarakat sudah membuat produk kopi. Dengan merek Kopi Tahulu. Ini merupakan kopi organik atau kopi murni,” kata Sekretaris Desa Talio Hulu, Widodo.

Dia tidak menampik, pemasaran kopi kemasan tersebut agak berat, karena harus bersaing dengan kopi-kopi yang sudah memiliki merek dagang besar. “Untuk pemasaran, kami sudah menembus beberapa kecamatan. Untuk bersaing memang memerlukan waktu,” kata dia.

Bahkan, lanjut dia, untuk bisa bersaing pihaknya menjual kopi itu di bawah harga standar. Yakni Rp10 ribu per bungkus. “Ini sekaligus untuk memperkenalkan Kopi Tahulu. Kopi murni organik,” ucap dia.

Baca Juga :  Ratusan Warga Sekitar PT AGU Divaksin

Widodo juga mengaku, masyarakat saat ini memang banyak yang senang kopi cepat saji. “Untuk itu, dalam setiap penjualan kami sampaikan kepada pemilik toko tentang kelebihan dan kekurangan kopi organik. Kelebihannya, kopi organik tentu lebih bermanfaat dibanding kopi non-organik,” ujarnya..

Dia berharap, ke depan kopi organik Tahulu pemasarannya bisa lebih bagus. “Memang saat ini, kendala yang kami hadapi adalah pemasaran. Kalau untuk bahan baku dan produksi aman saja,” tandasnya. (art/ko)

PULANG PISAU– Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu menyimpan potensi tanaman perkebunan kopi. Hampir di setiap pekarangan warga ditanami kopi. Jenis robusta dan arabika.

Kelompok masyarakat di desa tersebut juga mengolah kopi menjadi produk kemasan. “Kelompok masyarakat sudah membuat produk kopi. Dengan merek Kopi Tahulu. Ini merupakan kopi organik atau kopi murni,” kata Sekretaris Desa Talio Hulu, Widodo.

Dia tidak menampik, pemasaran kopi kemasan tersebut agak berat, karena harus bersaing dengan kopi-kopi yang sudah memiliki merek dagang besar. “Untuk pemasaran, kami sudah menembus beberapa kecamatan. Untuk bersaing memang memerlukan waktu,” kata dia.

Bahkan, lanjut dia, untuk bisa bersaing pihaknya menjual kopi itu di bawah harga standar. Yakni Rp10 ribu per bungkus. “Ini sekaligus untuk memperkenalkan Kopi Tahulu. Kopi murni organik,” ucap dia.

Baca Juga :  Ratusan Warga Sekitar PT AGU Divaksin

Widodo juga mengaku, masyarakat saat ini memang banyak yang senang kopi cepat saji. “Untuk itu, dalam setiap penjualan kami sampaikan kepada pemilik toko tentang kelebihan dan kekurangan kopi organik. Kelebihannya, kopi organik tentu lebih bermanfaat dibanding kopi non-organik,” ujarnya..

Dia berharap, ke depan kopi organik Tahulu pemasarannya bisa lebih bagus. “Memang saat ini, kendala yang kami hadapi adalah pemasaran. Kalau untuk bahan baku dan produksi aman saja,” tandasnya. (art/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/