“Saya ingin poster yang saya buat itu seperti lukisan, artinya sebuah poster yang memiliki pesan yang estetik,” tuturnya.
Selain dipamerkan di studio, perempuan kelahiran Palangka Raya, 2 Desember 1991 lalu juga aktif mengikuti kompetisi, memperkenalkan dan memamerkan posternya pada berbagai kegiatan di luar daerah, bahkan hingga luar negeri. Negara yang sudah ia jajaki untuk memamerkan karyanya seperti Rusia, Finlandia, Swiss, Jerman, Korea, dan Dubai.
“Di dalam negeri saya sudah memamerkan karya saya di Surabaya, Jakarta, dan Bali,” bebernya.
Ia menyebut, tidak semua pameran yang diikutinya di sejumlah negara dihadiri langsung. Ada beberapa karya yang ia kirimkan dalam bentuk file lalu di-print pihak panitia. Yang pernah dihadiri langsung adalah pameran yang dilaksanakan di Dubai.
“Awalnya saya berpikir soal dana untuk datang ke sana (luar negeri, red), tapi beberapa waktu lalu panitia penyelenggara di Dubai mengundang saya, kemudian saya ajukan proposal, akhirnya bisa berangkat ke sana tanpa pakai dana pribadi,” katanya.
Di tengah semangatnya menciptakan karya dan membuat proposal untuk bisa hadir pada pameran posternya, terhalang oleh pandemi Covid-19. Hingga saat ini, poster yang ia ciptakan sudah mencapai sekitar 600 poster dengan berbagai tema. Ada yang dipamerkan. Ada pula yang dikomersialkan.
“Dari 2015 lalu sampai sekarang ini, sudah 600 karya yang saya buat, terlebih pada 2015 lalu saat terjadi kabut asap di Palangka Raya, hampir setiap hari saya bikin poster,” ucapnya.
Ada beberapa karyanya yang dijual ketika mengikuti kompetesi karena ada pengunjung yang berminat membelinya. Ia juga sering menerima pesanan dari para klien untuk membuat poster dengan tema-tema tertentu.
“Untuk harganya memang berbeda, yang original harganya lebih mahal daripada yang print,” ujar perempuan berusia 30 tahun itu.
Pemesan tak hanya dari dalam kota, tapi juga dari luar Palangka Raya, bahkan luar negeri. Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin pun pernah memesan posternya untuk menghiasi dinding-dinding pada bangunan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya.
“Sebelum pandemi pernah diminta Bapak Wali Kota untuk mengisi lorong-lorong bangunan di Pemko Palangka Raya dengan poster bermotif Dayak, poster ini memang saya buat khusus dan hanya ada di Pemko Palangka Raya, jika ingin melihat poster itu, adanya hanya di sana,” pungkasnya. (*/ce/ala)