SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) resmi membuka Swalayan UMKM, Sabtu (15/2/2025) malam.
Peresmian ini menjadi tonggak penting bagi para pelaku usaha kecil dan menengah di daerah, yang kini memiliki wadah permanen untuk memasarkan produknya secara lebih luas.
Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur, Sanggul Lumban Gaol, menekankan pentingnya peran UMKM dalam perekonomian daerah.
Ia menegaskan bahwa sektor ini telah terbukti mampu bertahan di tengah berbagai tantangan ekonomi, termasuk pandemi sejak 2020 lalu.
“Kita harus memberikan perhatian lebih kepada UMKM. Karena mereka adalah pilar utama dalam roda ekonomi daerah. Dengan adanya swalayan ini, para pelaku usaha kini memiliki tempat strategis untuk menjual produknya, tidak hanya di Kotim tetapi juga untuk menjangkau pasar lebih luas,” ujarnya.
Salah satu aspek yang menjadi perhatian dalam pengembangan UMKM di Kotim adalah daya saing produk.
Pemerintah berkomitmen untuk memberikan pelatihan terkait strategi pemasaran digital serta peningkatan kualitas produk agar lebih kompetitif di tingkat nasional.
“Kami akan menggandeng Dinas Kominfo untuk memberikan edukasi tentang pemasaran berbasis digital. Selain itu, Wi-Fi gratis juga akan disediakan di swalayan ini agar pelaku usaha bisa lebih mudah memperkenalkan produk mereka ke dunia luar,” tambahnya.
Swalayan UMKM ini sebenarnya telah berdiri sejak 2022. Namun baru bisa difungsikan secara optimal setelah berbagai fasilitas penunjang, seperti rak display, meja kasir, dan area bermain anak, rampung pada 2023.
Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kotim, Fahrujiansyah, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak ingin membiarkan bangunan tersebut terbengkalai begitu saja.
“Kami melihat adanya potensi besar jika swalayan ini segera dioperasikan. Ini bukan hanya tempat jual beli, tetapi juga bagian dari strategi besar kita untuk memberdayakan UMKM secara berkelanjutan,” katanya.
Kini, dengan adanya swalayan ini, diharapkan produk-produk lokal khas Kotim dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat dan wisatawan.
Para pelaku UMKM pun memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan bisnis mereka, tanpa harus bergantung pada bazar atau event-event musiman. (mif/ens)