PALANGKA RAYA-Masalah kesehatan stunting (tengkes) di Kalteng terus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng. Sejumlah upaya terus dilakukan pemerintah agar dapat menurunkan angka prevalensi stunting di setiap kabupaten dan kota.
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengajak perusahaan swasta di Bumi Tambun Bungai ini agar dapat turut berperan dalam penanganan stunting terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar perusahaan.
“Menangani stunting ini tidak bisa hanya pemerintah saja. Perusahan swasta juga harus ikut berperan. Melalui bantuan sosial yang diberikan menangani stunting ini dapat dilaksanakan secara optimal dan merata,” ujar Sugianto, beberapa waktu lalu.
Dalam upaya penanganan stunting, lanjutnya, perusahaan swasta dapat membantu masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga. Bantuan pangan sehat dan seimbang diharapkan dapat disalurkan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kerja perusahaan.
“Pemenuhan gizi ini adalah yang utama dalam penanganan stunting. Jika kebutuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi, maka penanganan stunting dapat lebih optimal. Hal ini tentunya perlu peran kita bersama,” jelasnya.
Sugianto menjelaskan perusahaan swasta juga dapat memberikan dukungan dalam pelaksanaan program menciptakan lingkungan sehat dan bersih. Setiap perusahaan swasta dapat membantu pemerintah dalam membangun sanitasi dan jamban layak untuk masyarakat sekitar.
“Target yang pemerintah pusat penurunan stunting hingga 14 persen di tahun 2024 ini harus kita bisa capai. Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalteng Jeanny Yola Winokan mengatakan, ada beberapa faktor pemicu stunting diantaranya lingkungan yang kurang sehat, tata kelola jamban yang masih belum baik, dan lain sebagainya.
“Sekarang pemerintah sudah berpikir ke arah sana. Sudah ada upaya untuk dapat membangun sanitasi dan jamban yang layak bagi masyarakat. Tentu ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujarnya, baru-baru ini.
Jeanny berharap agar perusahaan-perusahaan swasta yang ada di Kalteng dapat bersama-sama turut mewujudkan sumber daya manusia yang bebas dari stunting. Para pengusaha diminta untuk tidak merusak lingkungan, terkhusus sungai.
“Karena sungai ini menjadi sumber utama bagi masyarakat di sana. Jangan sampai nanti ada lingkungan yang sudah baik ini rusak dan masyarakat mendapatkan dampaknya,” tandasnya. (dan/abw)