PALANGKA RAYA-Selepas penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan, aktivitas pengiriman ikan hias dari Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) via Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya kembali normal. Hampir setiap hari ikan-ikan endemik Bumi Tambun Bungai itu terbang ke Jakarta, Surabaya, Semarang, bahkan ke luar negeri. Di antaranya ikan Botia, Peyang, Cupang.
Menurut data dari Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kelas I Palangka Raya, Dua bulan terakhir total ekonomis Rp2.455.539.000. September frekuensi 137 shipmen volume 88.082 ekor dengan nilai ekonomis Rp1.120.267.500. Oktober frekuensi 162 shipmen volume 100.036 ekor nilai ekonomis Rp1.335.271.600.
“Pengiriman ikan ke luar Kalteng sangat-sangat positif. Tentu hal ini sangat membantu pemulihan ekonomi pascapandemi,” kata Kepala SKIPM Kelas I Palangka Raya,Miharjo, Jumat (4/11/2022).
Lalu lintas komoditas ekspor pada September dan Oktober sebanyak empat kali dengan jenis komoditas ikan botia sebanyak 44.000 ekor dengan nilai ekonomis total komoditas sebanyak Rp 115.687.500
Dengan adanya transformasi digital layanan di SKIPM Kelas I Palangka Raya melalui aplikasi SICANTIKnya, semakin mempermudah bagi pelaku usaha untuk mengakses layanan dari mana pun berada dengan pembayaran yang juga serba digital melalui e-Payment.
“Peningkatan pengiriman komoditi perikanan hias maupun konsumsi domestik dan ekspor menyumbang penurunan tingkat inflasi di Provinsi Kalteng serta memberikan multiplayer efek bagi suplayer di beberapa wilayah kabupaten,”ungkapnya.
Untuk memastikan bebas tidaknya komoditi ikan yang dilalulintaskan dari hama dan penyakit ikan serta aman untuk komsumsi, SKIPM Kelas I Palangka Raya terus mengembangkan sarana dan prasarana serta metode pengujian laboratorium sebagai dasar laporan hasil uji yang mengimplementasikan sistem manajemen mutu terintegrasi. Yaitu; ISO IEC 17025; 2017 dan ISO IEC 17020 terkait sertifikasi Lembaga inspeksi. //@skipm.palangkaraya. (s/ram)