Jumat, November 22, 2024
23.5 C
Palangkaraya

170,34 Ribu Orang Sudah Gunakan QRIS

PALANGKA RAYA-Selain permintaan uang tunai terus mengalami peningkatan, transaksi non tunai pun juga alami peningkatan di Provinsi Kalteng, terutama Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng Taufik Saleh.

“Pada Februari 2023, jumlah pengguna QRIS di Kalteng telah mencapai 170,34 ribu pengguna, yaitu tumbuh sebesar 252,74%(yoy) dibandingkan Februari 2022 yang sebanyak 48,29 ribu penggunaan,” kata Taufik Saleh, saat kegiatan temu media di gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Rabu (5/4).

Sementara itu, lanjut Taufik, jumlah merchant QRIS di Kalteng telah mencapai 216,13 ribu merchant atau naik 106,49 (yoy) dibandingkan di posisi yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 104,67 ribu merchant.

Baca Juga :  Lama Bungkam, Akhirnya Dinsos Kalteng Sikapi Dualisme Karang Taruna

“Secara nominal, nilai transaksi QRIS pada Februari 2023 mencapai 36,74 miliar atau meningkat 487 persen (yoy),” ungkapnya.

Ia pun menjelaskan, bertransaksi secara digital bertujuan untuk menghindarkan masyarakat dari kemungkinan menerima uang palsu. Sebab dapat merugikan masyarakat mengingat uang palsu tidak memperoleh penggantian.
“Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat lebih mengutamakan bertransaksi secara digital dengan memanfaatkan QRIS maupun transaksi melalui mobile banking dan e-banking,” ajaknya.

Ia juga mengingatkan, agar masyarakat selalu waspada dengan modus sosial enginering yang memancing masyarakat untuk memberikan informasi sensitif yang berpotensi menimbulkan kerugian finansial.

“Kenali modus kejahatan dan lakukanlah transaksi pada saluran resmi Penyelenggara Layanan Jasa Keuangan, adukan atau hubungi Call Center Penyelenggara Layanan dan BI jika mendapat informasi nomor rekening/akun yang mencurigakan,” tutupnya. (uut/aza)

Baca Juga :  GPM Disambut Antusias Warga Pahandut

PALANGKA RAYA-Selain permintaan uang tunai terus mengalami peningkatan, transaksi non tunai pun juga alami peningkatan di Provinsi Kalteng, terutama Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng Taufik Saleh.

“Pada Februari 2023, jumlah pengguna QRIS di Kalteng telah mencapai 170,34 ribu pengguna, yaitu tumbuh sebesar 252,74%(yoy) dibandingkan Februari 2022 yang sebanyak 48,29 ribu penggunaan,” kata Taufik Saleh, saat kegiatan temu media di gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Rabu (5/4).

Sementara itu, lanjut Taufik, jumlah merchant QRIS di Kalteng telah mencapai 216,13 ribu merchant atau naik 106,49 (yoy) dibandingkan di posisi yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 104,67 ribu merchant.

Baca Juga :  Lama Bungkam, Akhirnya Dinsos Kalteng Sikapi Dualisme Karang Taruna

“Secara nominal, nilai transaksi QRIS pada Februari 2023 mencapai 36,74 miliar atau meningkat 487 persen (yoy),” ungkapnya.

Ia pun menjelaskan, bertransaksi secara digital bertujuan untuk menghindarkan masyarakat dari kemungkinan menerima uang palsu. Sebab dapat merugikan masyarakat mengingat uang palsu tidak memperoleh penggantian.
“Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat lebih mengutamakan bertransaksi secara digital dengan memanfaatkan QRIS maupun transaksi melalui mobile banking dan e-banking,” ajaknya.

Ia juga mengingatkan, agar masyarakat selalu waspada dengan modus sosial enginering yang memancing masyarakat untuk memberikan informasi sensitif yang berpotensi menimbulkan kerugian finansial.

“Kenali modus kejahatan dan lakukanlah transaksi pada saluran resmi Penyelenggara Layanan Jasa Keuangan, adukan atau hubungi Call Center Penyelenggara Layanan dan BI jika mendapat informasi nomor rekening/akun yang mencurigakan,” tutupnya. (uut/aza)

Baca Juga :  GPM Disambut Antusias Warga Pahandut

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/