BANYAK orang percaya bahwa tidur langsung di lantai, terutama tanpa alas, bisa menyebabkan paru-paru basah.
Tak sedikit yang menghindari kebiasaan ini karena takut terkena penyakit serius. Tapi, benarkah anggapan tersebut?
Menurut dr. Nanda Pratama, Sp.P, dokter spesialis paru di Jakarta, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar secara medis, namun ada penjelasan logis di baliknya.
“Tidur di lantai tidak serta-merta menyebabkan paru-paru basah. Namun, tidur di permukaan yang dingin dalam waktu lama memang bisa menurunkan daya tahan tubuh dan memicu infeksi saluran pernapasan atas,” jelasnya.
Apa Itu Paru-Paru Basah?
Paru-paru basah adalah istilah awam yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi medis seperti pneumonia atau efusi pleura, yaitu penumpukan cairan atau infeksi di paru-paru. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur — bukan karena tidur di lantai.
Mengapa Tidur di Lantai Bisa Berisiko?
Meski bukan penyebab langsung, tidur di lantai tanpa alas dalam suhu dingin bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap gangguan kesehatan, antara lain:
-
Masuk angin atau flu
-
Batuk dan pilek akibat udara dingin
-
Infeksi saluran napas atas
-
Pegal-pegal atau nyeri otot karena permukaan keras dan dingin
Selain itu, lantai juga berpotensi menjadi sarang debu, tungau, dan jamur, yang dapat memperburuk kondisi pernapasan, terutama bagi penderita asma atau alergi.
Kapan Harus Waspada?
Jika setelah tidur di lantai Anda mengalami gejala seperti:
-
Demam tinggi
-
Batuk berdahak
-
Sesak napas
-
Nyeri dada saat bernapas
…maka segera periksa ke dokter karena itu bisa menjadi gejala infeksi paru-paru seperti pneumonia.
Tips Aman Jika Ingin Tidur di Lantai:
-
Gunakan alas seperti matras atau karpet tebal
-
Pastikan ruangan tidak terlalu lembap dan bersih dari debu
-
Gunakan selimut hangat
-
Hindari tidur di lantai saat suhu dingin atau hujan