Senin, November 25, 2024
26.6 C
Palangkaraya

13 Hari Mengikuti Perjalanan Rohani Bersama PT Flo Go (2)

Menapak Jejak Keluarga Kudus dan Markus di Mesir

Gereja Santo Markus dibangun pada tahun 1840 dan merupakan tempat di mana Santo Markus menulis Injil. Menurut Rami, Markus juga merupakan seorang pelukis. Di gereja ini, terlihat ada lukisan murid murid Yesus. Markuslah yang melukisnya.

Sebelum dibangun gereja, tempat ini merupakan rumah Iniyanus, seorang romawi dan penyembah berhala yang bekerja sebagai penjahit sepatu.

“Waktu Markus jalan dari Betlehem mau ke Libia, dia harus lewat tanah ini, dia lewat dari arah Gurun Sinai, dari sana ke Afrika Utara, sampailah di tanah ini, lalu ia beristirahat karena kasutnya sudah rusak. Sewaktu Iniyanus menjahit kasut Markus, telapak tangannya terluka akibat tertusuk jarum, darahnya bercucuran dan ia merasa kesakitan. Melihat itu, Markus lalu mendoakannya dalam nama Yesus. Kemudian sembuhlah lukanya, tidak ada lagi rasa sakit dan darah yang keluar,” cerita Rami.

Setelah menyaksikan mukjizat itu, Iniyanus langsung bertanya kepada Markus. “Siapa-siapa? Kuasa itu dari mana?” ucap Rami menirukan perkataan Iniyanus.

Baca Juga :  Penuh Sukacita saat Tapak Tilas Jalan Salib

Menurut Rami, saat itu Markus menjelaskan bahwa kuasa itu bukan berasal dari dirinya, tetapi dari Yesus. “Mendengar itu, Iniyanus mengatakan bahwa sepanjang hidupnya di Mesir, di zaman kerajaan Romawi tidak pernah ada dewa atau  dewi yang bernama Yesus,” ujarnya.

Setelah itu barulah Markus menceritakan tentang Yesus. Bahwa Yesus datang untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Yahudi. Cukup percaya kepada Yesus saja. Mendengar itu, Iniyanus akhirnya percaya dan meminta Markus untuk tinggal di rumahnya. Iniyanus juga memanggil teman-temannya untuk mendengarkan berita bahagia tersebut.

“Ini berita bahagia, karena di Mesir ini, kita harus memberikan persembahan kepada berhala agar berhala senang, supaya memberkati kita, tapi ini tanpa mempersembahkan apapun kami dapat keselamatan, akhirnya Iniyanus percaya kepada Yesus,” ungkapnya.

Baca Juga :   Mayoritas Warga Flamboyan Bawah Setuju Direlokasi ke Tempat Aman

Di tempat ini Markus menulis injil. Dan di tanah ini pula Markus dibunuh oleh tentara Romawi pada tahun 68. Kaki dan tangannya diikat, lalu ditarik menggunakan kuda, sebelum kepalanya dipenggal.

“Jadi Markus adalah martir pertama, dialah yang menjadi imam di Gereja Koptik, bisa disebut patria, seperti Paus di Gereja Katolik,” imbuhnya.

Di tempat itu pula peserta perjalanan rohani bisa melihat makam tempat dikuburkannya kepala Markus. Makamnya berada di bagian bawah gereja. Tempat ini pula menjadi lokasi terakhir kunjungan kami hari itu. Karena perjalanan dari Kota Alexandaria ke Kairo memakan waktu lebih 4 jam dengan menggunakan bus, maka sore hari semua peserta diajak pulang. Seperti biasa, Flo Go memberikan pelayanan yang sangat luar biasa. Malam itu kami mencicipi menu makan di restoran berbeda. Namanya Barbecue Mawyana. (*bersambung/ce/ala)

Gereja Santo Markus dibangun pada tahun 1840 dan merupakan tempat di mana Santo Markus menulis Injil. Menurut Rami, Markus juga merupakan seorang pelukis. Di gereja ini, terlihat ada lukisan murid murid Yesus. Markuslah yang melukisnya.

Sebelum dibangun gereja, tempat ini merupakan rumah Iniyanus, seorang romawi dan penyembah berhala yang bekerja sebagai penjahit sepatu.

“Waktu Markus jalan dari Betlehem mau ke Libia, dia harus lewat tanah ini, dia lewat dari arah Gurun Sinai, dari sana ke Afrika Utara, sampailah di tanah ini, lalu ia beristirahat karena kasutnya sudah rusak. Sewaktu Iniyanus menjahit kasut Markus, telapak tangannya terluka akibat tertusuk jarum, darahnya bercucuran dan ia merasa kesakitan. Melihat itu, Markus lalu mendoakannya dalam nama Yesus. Kemudian sembuhlah lukanya, tidak ada lagi rasa sakit dan darah yang keluar,” cerita Rami.

Setelah menyaksikan mukjizat itu, Iniyanus langsung bertanya kepada Markus. “Siapa-siapa? Kuasa itu dari mana?” ucap Rami menirukan perkataan Iniyanus.

Baca Juga :  Penuh Sukacita saat Tapak Tilas Jalan Salib

Menurut Rami, saat itu Markus menjelaskan bahwa kuasa itu bukan berasal dari dirinya, tetapi dari Yesus. “Mendengar itu, Iniyanus mengatakan bahwa sepanjang hidupnya di Mesir, di zaman kerajaan Romawi tidak pernah ada dewa atau  dewi yang bernama Yesus,” ujarnya.

Setelah itu barulah Markus menceritakan tentang Yesus. Bahwa Yesus datang untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Yahudi. Cukup percaya kepada Yesus saja. Mendengar itu, Iniyanus akhirnya percaya dan meminta Markus untuk tinggal di rumahnya. Iniyanus juga memanggil teman-temannya untuk mendengarkan berita bahagia tersebut.

“Ini berita bahagia, karena di Mesir ini, kita harus memberikan persembahan kepada berhala agar berhala senang, supaya memberkati kita, tapi ini tanpa mempersembahkan apapun kami dapat keselamatan, akhirnya Iniyanus percaya kepada Yesus,” ungkapnya.

Baca Juga :   Mayoritas Warga Flamboyan Bawah Setuju Direlokasi ke Tempat Aman

Di tempat ini Markus menulis injil. Dan di tanah ini pula Markus dibunuh oleh tentara Romawi pada tahun 68. Kaki dan tangannya diikat, lalu ditarik menggunakan kuda, sebelum kepalanya dipenggal.

“Jadi Markus adalah martir pertama, dialah yang menjadi imam di Gereja Koptik, bisa disebut patria, seperti Paus di Gereja Katolik,” imbuhnya.

Di tempat itu pula peserta perjalanan rohani bisa melihat makam tempat dikuburkannya kepala Markus. Makamnya berada di bagian bawah gereja. Tempat ini pula menjadi lokasi terakhir kunjungan kami hari itu. Karena perjalanan dari Kota Alexandaria ke Kairo memakan waktu lebih 4 jam dengan menggunakan bus, maka sore hari semua peserta diajak pulang. Seperti biasa, Flo Go memberikan pelayanan yang sangat luar biasa. Malam itu kami mencicipi menu makan di restoran berbeda. Namanya Barbecue Mawyana. (*bersambung/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/