Minggu, Mei 19, 2024
24.3 C
Palangkaraya

13 Hari Mengikuti Perjalanan Rohani Bersama PT Flo Go (5)

Penuh Sukacita saat Tapak Tilas Jalan Salib

Memasuki hari kedelapan, Minggu (25/9), perjalanan rohani kami bersama Flo Go dilanjutkan ke Via Dolorosa. Jalan salib yang memiliki 14 stasiun atau perhentian. Di tiap stasiun ada tragedi menyedihkan yang dialami Yesus dahulu. Stasiun terakhir adalah puncak Golgota. Tempat Yesus disalibkan untuk menebus dosa umat manusia.

AZUBA, Yerusalem

PAGI itu rombongan berangkat sekitar pukul 07.05­. Lebih awal dari biasanya. Sebab, tem­pat tujuan kami kali ini meru­pakan pusat keramaian. Juga tempat orang berjualan. Puji Tuhan, saat rombongan kami sampai, masih banyak toko yang tutup. Kami bisa menyusuri jalan salib dengan nyaman tanpa berdesak-desakan.

Ketika tiba di stasiun perta­ma, Elias, tour guide dari Israel yang memimpin kami pagi itu menceritakan, stasiun atau per­hentian pertama adalah tempat Yesus dicambuk dengan sembi­lan mata cambuk. Tujuannya untuk menarik lebih banyak daging tubuh Yesus demi mem­percepat kematian-Nya.

Tak jauh dari situ, di stasiun II kami mengenang peristiwa Yesus menerima dan mulai memikul salib dengan berlumuran darah di sekujur tubuh.

Kemudian rombongan diajak un­tuk berjalan lebih jauh lagi menuju stasiun III. Stasiun ini merupakan tempat Yesus terjatuh, lelah karena telah disiksa. Namun Ia tak menyer­ah. Berdiri kembali dan melanjutkan jalan penderitaan itu. Selanjutnya di stasiun IV, kami mengenang saat Maria (ibu Yesus) menyaksikan pen­deritaan anak-Nya hingga pingsan.

Baca Juga :  Gunakan Speed Boat Menjangkau Sekolah Terjauh

Perjalanan kami dilanjutkan ke stasiun V, mengenang momen Simon dari Kirene membantu Yesus memanggul salib. Selanjut­nya adalah stasiun VI. Di sinilah seorang wanita pengikut Yesus sejak dari Galilea, melihat Yesus memanggul salib dengan penuh darah di wajah. Wanita itu kemu­dian menggunakan selembar kain untuk mengusap wajah Yesus, seh­ingga wajah Yesus tergambar jelas di kain itu. Menurut Elias, wanita itu bernama Veronika.

Selanjutnya Yesus digiring kel­uar Kota Yerusalem melalui jalan utama untuk disalibkan. Penguasa Romawi kala itu sengaja memilih rute yang ramai untuk memper­malukan Yesus.

Ketika Yesus berjalan menaiki puncak Golgota atau Bukit Tengko­rak, sejumlah besar orang mengi­kuti-Nya. Ada banyak perempuan yang menangis dan meratapi Dia. Tepatnya di stasiun VIII. Kepada mereka Yesus berkata; Jangan tangisi Aku, tapi tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! (Lukas 23:28).

Akhirnya kami tiba di stasiun terakhir di Golgota. Tempat Yesus disalibkan dan mati untuk menebus dosa umat manusia. Di tempat itu kini sudah ada gereja. Namanya Gereja Makam Kudus. Berarsitektur kubah. Di bagian atas gereja tersebut, tepatnya sebelah kanan, merupakan tempat Yesus disalibkan dahulu. Sementara di depan pintu masuk gereja merupakan tempat Yesus dirempahi setelah mayatnya di­turunkan dari salib. Lalu berjalan lagi ke arah sisi kiri, tak jauh dari tempat itu, ada tempat mayat Yesus pernah dikuburkan. Saat kami berada di sana, ada banyak umat Kristen yang sedang beribadah.

Baca Juga :  Aktifkan Posyandu, Gali Informasi Kebutuhan Gizi

“Yesus jatuh sebanyak tiga kali ketika memikul salib. Kenapa tiga kali? Karena Ia memberi simbol (tanda) bahwa pada hari ketiga ia akan bangkit,” tutur Elias.

Kunjungan hari itu ke Via Do­lorosa membuat semua peserta perjalanan rohani bersama Flo Go merasa penuh sukacita, karena bisa menelusuri dan mengenang perjalanan penderitaan Yesus me­mikul salib untuk menebus dosa manusia.

Pada hari yang sama, kami juga mengunjungi tembok ratapan. Di tempat itu, tempat ber­doa untuk laki-laki dan perempuan terpisah. Laki-laki di sebelah kiri, sementara perempuan di bagian kanan. (bersambung/ce/ala)

Memasuki hari kedelapan, Minggu (25/9), perjalanan rohani kami bersama Flo Go dilanjutkan ke Via Dolorosa. Jalan salib yang memiliki 14 stasiun atau perhentian. Di tiap stasiun ada tragedi menyedihkan yang dialami Yesus dahulu. Stasiun terakhir adalah puncak Golgota. Tempat Yesus disalibkan untuk menebus dosa umat manusia.

AZUBA, Yerusalem

PAGI itu rombongan berangkat sekitar pukul 07.05­. Lebih awal dari biasanya. Sebab, tem­pat tujuan kami kali ini meru­pakan pusat keramaian. Juga tempat orang berjualan. Puji Tuhan, saat rombongan kami sampai, masih banyak toko yang tutup. Kami bisa menyusuri jalan salib dengan nyaman tanpa berdesak-desakan.

Ketika tiba di stasiun perta­ma, Elias, tour guide dari Israel yang memimpin kami pagi itu menceritakan, stasiun atau per­hentian pertama adalah tempat Yesus dicambuk dengan sembi­lan mata cambuk. Tujuannya untuk menarik lebih banyak daging tubuh Yesus demi mem­percepat kematian-Nya.

Tak jauh dari situ, di stasiun II kami mengenang peristiwa Yesus menerima dan mulai memikul salib dengan berlumuran darah di sekujur tubuh.

Kemudian rombongan diajak un­tuk berjalan lebih jauh lagi menuju stasiun III. Stasiun ini merupakan tempat Yesus terjatuh, lelah karena telah disiksa. Namun Ia tak menyer­ah. Berdiri kembali dan melanjutkan jalan penderitaan itu. Selanjutnya di stasiun IV, kami mengenang saat Maria (ibu Yesus) menyaksikan pen­deritaan anak-Nya hingga pingsan.

Baca Juga :  Gunakan Speed Boat Menjangkau Sekolah Terjauh

Perjalanan kami dilanjutkan ke stasiun V, mengenang momen Simon dari Kirene membantu Yesus memanggul salib. Selanjut­nya adalah stasiun VI. Di sinilah seorang wanita pengikut Yesus sejak dari Galilea, melihat Yesus memanggul salib dengan penuh darah di wajah. Wanita itu kemu­dian menggunakan selembar kain untuk mengusap wajah Yesus, seh­ingga wajah Yesus tergambar jelas di kain itu. Menurut Elias, wanita itu bernama Veronika.

Selanjutnya Yesus digiring kel­uar Kota Yerusalem melalui jalan utama untuk disalibkan. Penguasa Romawi kala itu sengaja memilih rute yang ramai untuk memper­malukan Yesus.

Ketika Yesus berjalan menaiki puncak Golgota atau Bukit Tengko­rak, sejumlah besar orang mengi­kuti-Nya. Ada banyak perempuan yang menangis dan meratapi Dia. Tepatnya di stasiun VIII. Kepada mereka Yesus berkata; Jangan tangisi Aku, tapi tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! (Lukas 23:28).

Akhirnya kami tiba di stasiun terakhir di Golgota. Tempat Yesus disalibkan dan mati untuk menebus dosa umat manusia. Di tempat itu kini sudah ada gereja. Namanya Gereja Makam Kudus. Berarsitektur kubah. Di bagian atas gereja tersebut, tepatnya sebelah kanan, merupakan tempat Yesus disalibkan dahulu. Sementara di depan pintu masuk gereja merupakan tempat Yesus dirempahi setelah mayatnya di­turunkan dari salib. Lalu berjalan lagi ke arah sisi kiri, tak jauh dari tempat itu, ada tempat mayat Yesus pernah dikuburkan. Saat kami berada di sana, ada banyak umat Kristen yang sedang beribadah.

Baca Juga :  Aktifkan Posyandu, Gali Informasi Kebutuhan Gizi

“Yesus jatuh sebanyak tiga kali ketika memikul salib. Kenapa tiga kali? Karena Ia memberi simbol (tanda) bahwa pada hari ketiga ia akan bangkit,” tutur Elias.

Kunjungan hari itu ke Via Do­lorosa membuat semua peserta perjalanan rohani bersama Flo Go merasa penuh sukacita, karena bisa menelusuri dan mengenang perjalanan penderitaan Yesus me­mikul salib untuk menebus dosa manusia.

Pada hari yang sama, kami juga mengunjungi tembok ratapan. Di tempat itu, tempat ber­doa untuk laki-laki dan perempuan terpisah. Laki-laki di sebelah kiri, sementara perempuan di bagian kanan. (bersambung/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/