Tak terasa perjalanan rohani bersama PT Flo Go memasuki hari kesepuluh. Selasa (27/9), saya (penulis) bersama rombongan diajak ke Kana. Sekitar pukul 08.00 waktu Israel, kami mengunjungi Gereja Mukjizat Pertama. Dahulunya merupakan tempat Yesus membuat mukjizat pertama kali (Yohanes 2:1-11). Pada hari yang sama, rombongan Flo Go juga berkesempatan menyusuri Danau Galilea.
AZUBA, Yerusalem
DI Gereja Mukjizat Pertama, beberapa peserta perjalanan rohani PT Flo Go yang berstatus suami istri bisa memperbarui ikrar perjanjian nikah mereka. Suasana saat itu begitu menyenangkan dan penuh haru. Beberapa peserta yang merupakan pasangan suami istri dan sudah lama menikah, terlihat begitu romantis.
Beranjak dari gereja itu, kami berkunjung ke Sungai Yordan, sungai tempat Yesus dibaptis. Tak terasa hari beranjak siang. Kami makan siang di Restoran Middle East dengan menu ikan petrus.
Yang tak kalah berkesan, rombongan Flo Go juga berkesempatan menyusuri Danau Galilea dengan menumpangi kapal. Selama di dalam kapal, peserta beribadah dipimpin Ps Thomans dan Ps Yerry.
Setelah ibadah selesai, peserta memanfaatkan waktu untuk menikmati keindahan danau yang juga biasa disebut Danau Genesaret itu. Danau ini terletak 211 kilometer di bawah permukaan laut, memiliki luas 166 kilometer persegi (km2), dan kedalaman mencapai 43 meter.
Di danau paling bawah kedua setelah Laut Mati ini, ada banyak peristiwa penting dalam pelayanan Yesus dahulu. Ada kisah Simon penjala ikan menjadi penjala manusia (Lukas 5:1-11) dan peristiwa Yesus berjalan di atas air (Matius 14:22-23).
“Di danau ini Yesus pernah mengajak Petrus untuk berjalan di atas air, tapi Petrus ragu-ragu dan takut sehingga hampir tenggelam. Pelajaran dari kisah ini, kita harus percaya pada Yesus di saat badai menerpa. Jangan lupa bahwa dunia ini Tuhan yang menciptakan, jadi jika Ia memutuskan untuk berjalan di atas air, maka pasti bisa,” kata Elias kepada semua peserta rombongan.
Selanjutnya kami diajak ke Kapernaum, sebuah tempat tinggal di tepi Danau Galilea. Merupakan reruntuhan rumah murid Yesus bernama Petrus. Di tempat ini Yesus pernah menginap, menyembuhkan mertua Petrus, dan menyembuhkan seseorang yang lumpuh (Markus 2:1-12).
Setelah itu rombongan diajak ke Gereja Tabgha. Di tempat inilah Yesus pernah memberikan makan lima ribu orang hanya dengan dua ikan dan lima roti. Di halaman depan gereja ini terdapat pohon zaitun yang begitu rindang. Selain itu ada pula tujuh mata air.
Kemudian rombongan bergerak ke Church of The Primacy of Peter yang terletak di Tabgha, tepi pantai barat Danau Galilea. Di tempat ini Yesus pernah makan bersama beberapa murid-murid-Nya sesudah bangkit dari kematian. Di situ pula Yesus pernah berpesan kepada Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya setelah tiga kali mengajukan pertanyaan yang sama, “Apakah kamu mengasihi Aku?”.
Di dalam gereja ini terdapat batu karang yang diyakini pernah digunakan Yesus dan murid-Nya ketika makan bersama. Sementara di halaman kiri dekat laut, terdapat sebuah batu bertuliskan This is Holy Ground.
Perjalanan rohani kami hari itu dilanjutkan ke Gereja Sabda Bahagia, tempat Yesus mengajar murid murid-Nya dan menyampaikan sabda bahagia, atau dalam Injil dikisahkan ketika Yesus berkhotbah di bukit (Matius 5:2-12).
Gereja ini terletak di sebuah bukit kecil yang menghadap ke Danau Galilea. Lokasinya dekat dengan Tabgha dan Kapernaum. Denah gereja ini berbentuk segi delapan yang melambangkan sabda bahagia. Gaya bangunannya menggunakan arsitektur Bizantium, dengan lapisan marmer dan mosaik emas pada kubahnya.
Hari kesebelas, Rabu (28/9), sekitar pukul 07.15 waktu Israel, rombongan check out dari hotel, melanjutkan perjalanan ke perbatasan Israel-Yordania. Namun sebelum ke perbatasan, kami sempat mengunjungi Gunung Tabor yang terletak di bagian selatan Galilea.
Gunung ini merupakan lokasi transfigurasi Yesus. Tempat Yesus dimuliakan. Wajah-Nya menjadi bersinar-sinar dan terlihat sedang berbicara dengan Musa dan Elia (Matius 17:1-13). Kini di tempat itu telah dibangun gereja yang dinamai Gereja Transfigurasi. (bersambung/ ce/ala)