Jumat, Mei 17, 2024
32.9 C
Palangkaraya

Cerita Tiffany A Blessing Meraih Juara The World Scholar's Cup Seoul 2023

Punya Bakat Debat sejak Kecil, Dimotivasi Orang Tua demi Raih Prestasi

 

Tiffany A Blessing berhasil menjadi juara debat dalam perlombaan internasional bertajuk The World Scholar’s Cup Seoul 2023 di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Di babak final, yang dihadapinya merupakan peserta-peserta hebat dari berbagai negara. Namun, penampilannya justru memukau para juri. Debater muda berbakat itu terpilih sebagai juara berkat potensi yang terus diasah dan didukung orang tuanya sejak kecil.

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

 

GELARAN The World Scholar’s Cup atau Piala Cendikiawan Dunia 2023 yang digelar di Seoul, Korea Selatan menjadi saksi bisu penampilan luar biasa seorang murid Sekolah Dasar (SD) Bina Nusantara Simprug Jakarta yang mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional. Tiffany, murid berbakat kelahiran Palangka Raya itu, terpilih menjadi juara debat dalam kompetisi yang diikuti lebih dari 1.000 peserta dari seluruh dunia.

Prestasi yang membanggakan itu menjadi informasi positif bagi Indonesia dalam dunia pendidikan internasional. Tiffany yang masih duduk di bangku SD telah lama dikenal sebagai debater muda berbakat. Sebelum mencapai prestasi internasional, putri dari Astrid Teresa itu harus melalui perlombaan debat yang ketat di tingkat nasional, hingga kemudian berhasil membuktikan diri sebagai salah satu yang terbaik dalam kompetisi debat di tingkat Asia.

Tahun ini, The World Scholar’s Cup mengusung tema Bridging Divides. Mengajak peserta untuk berpikir kritis tentang bagaimana memecahkan perbedaan yang ada di dunia ini. Event tersebut merupakan wadah yang baik bagi para pelajar untuk menunjukkan kemampuan dalam berdebat, menulis esai, dan memecahkan masalah kompleks.

Baca Juga :  UAS hingga Al Habib Muhammad Bin Muhdor Al Attas Pernah Menziarahi Makam

Tiffany A Blessing, putri dari dr Astrid Teresa SpDVE yang merupakan owner Tiffany Skin Clinic, dengan semangat dan bakatnya, mampu mencuri perhatian juri sejak awal kompetisi. Dalam debat itu, ia berhasil menggali berbagai aspek dari topik yang rumit dan mengemukakan argumen yang kuat, sehingga meraih simpati dan dukungan juri. Kemampuannya mempresentasikan argumen secara baik membawanya hingga ke babak final.

Di babak final, Tiffany harus berhadapan dengan lawan-lawanhebat dari berbagai negara. Namun dengan ketenangan dan kepercayaan diri, Tiffany berhasil membela posisinya dengan brilian. Argumen yang tajam dan pikiran yang terbuka membuatnya dinobatkan sebagai juara dalam kategori debat itu, mendapatkan 6 medali, dan berhak mengikuti Tournament of Champion di Yale, Amerika Serikat, November 2023 mendatang.

Tiffany mengungkapkan bahwa kemenangan yang diraihnya itu bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga sebuah pencapaian luar biasa bagi Indonesia.

“Ini adalah bukti bahwa pendidikan di Indonesia memiliki potensi besar dan ada banyak talenta muda yang bisa berprestasi di kancah internasional,” ungkapnya, kemarin.

Tiffany merasa bersyukur dan berterima kasih kepada guru-gurunya yang selalu mendukung, keluarga yang selalu memberikan semangat, serta teman-teman yang selalu menjadi lawan debat yang tangguh.

“Semoga lewat pencapaian ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang dan mengembangkan kemampuan dalam berdebat dan berpikir kritis,” ucapnya.

Baca Juga :  Momentum Pererat Silaturahmi dan Pemulihan Ekonomi

Ibu Tiffany, Astrid Teresa berharap prestasi yang diraih putrinya itu bisa memotivasi anak-anak praremaja atau seumuran dengan anaknya itu untuk bisa mengikuti perlombaan internasional. Astrid selalu mendukung anaknya untuk mengembangkan bakat yang dimiliki.

“Saya lihat dahulu potensinya apa, lalu didukung dengan bacaan-bacaan yang sesuai dengan potensinya, bercerita dengan dia, sehingga dia memiliki wawasan yang cukup luas,” ucapnya kepada Kalteng Pos saat dihubungi via telepon WhatsApp, kemarin.

Wanita yang berprofesi dokter itu menyebut, sejak kecil putrinya itu sudah memiliki bakat menjadi pembicara. Ketika kecil, Tiffany senang bermain sendiri sembari berbicara dengan boneka kesayangannya.

“Dari kecil dia senang bercerita, jadi itu yang memperlihatkan bakatnya, dia itu tidak takut berbicara di depan orang banyak,” ucapnya.

Sebagai orang tua, Astrid akan terus mendukung agar Tiffany tetap semangat dalam belajar dan berprestasi.

“Kalau semangatnya terus ada, saat lagi bosan atau jenuh, dikasih istirahat sebentar, lalu dimotivasi lagi,” tandasnya.

Pencapaian Tiffany di ajang The World Scholar’s Cup 2023 adalah bukti nyata bahwa semangat dan kerja keras dapat membawa seseorang meraih mimpi dan prestasi. Kesuksesannya itu diharapkan dapat menginspirasi anak-anak bangsa untuk terus berkembang dan berprestasi di berbagai bidang dan memberi harapan akan generasi muda Indonesia yang cemerlang di masa mendatang. (*/ce/ala)

 

Tiffany A Blessing berhasil menjadi juara debat dalam perlombaan internasional bertajuk The World Scholar’s Cup Seoul 2023 di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Di babak final, yang dihadapinya merupakan peserta-peserta hebat dari berbagai negara. Namun, penampilannya justru memukau para juri. Debater muda berbakat itu terpilih sebagai juara berkat potensi yang terus diasah dan didukung orang tuanya sejak kecil.

 

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

 

GELARAN The World Scholar’s Cup atau Piala Cendikiawan Dunia 2023 yang digelar di Seoul, Korea Selatan menjadi saksi bisu penampilan luar biasa seorang murid Sekolah Dasar (SD) Bina Nusantara Simprug Jakarta yang mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional. Tiffany, murid berbakat kelahiran Palangka Raya itu, terpilih menjadi juara debat dalam kompetisi yang diikuti lebih dari 1.000 peserta dari seluruh dunia.

Prestasi yang membanggakan itu menjadi informasi positif bagi Indonesia dalam dunia pendidikan internasional. Tiffany yang masih duduk di bangku SD telah lama dikenal sebagai debater muda berbakat. Sebelum mencapai prestasi internasional, putri dari Astrid Teresa itu harus melalui perlombaan debat yang ketat di tingkat nasional, hingga kemudian berhasil membuktikan diri sebagai salah satu yang terbaik dalam kompetisi debat di tingkat Asia.

Tahun ini, The World Scholar’s Cup mengusung tema Bridging Divides. Mengajak peserta untuk berpikir kritis tentang bagaimana memecahkan perbedaan yang ada di dunia ini. Event tersebut merupakan wadah yang baik bagi para pelajar untuk menunjukkan kemampuan dalam berdebat, menulis esai, dan memecahkan masalah kompleks.

Baca Juga :  UAS hingga Al Habib Muhammad Bin Muhdor Al Attas Pernah Menziarahi Makam

Tiffany A Blessing, putri dari dr Astrid Teresa SpDVE yang merupakan owner Tiffany Skin Clinic, dengan semangat dan bakatnya, mampu mencuri perhatian juri sejak awal kompetisi. Dalam debat itu, ia berhasil menggali berbagai aspek dari topik yang rumit dan mengemukakan argumen yang kuat, sehingga meraih simpati dan dukungan juri. Kemampuannya mempresentasikan argumen secara baik membawanya hingga ke babak final.

Di babak final, Tiffany harus berhadapan dengan lawan-lawanhebat dari berbagai negara. Namun dengan ketenangan dan kepercayaan diri, Tiffany berhasil membela posisinya dengan brilian. Argumen yang tajam dan pikiran yang terbuka membuatnya dinobatkan sebagai juara dalam kategori debat itu, mendapatkan 6 medali, dan berhak mengikuti Tournament of Champion di Yale, Amerika Serikat, November 2023 mendatang.

Tiffany mengungkapkan bahwa kemenangan yang diraihnya itu bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga sebuah pencapaian luar biasa bagi Indonesia.

“Ini adalah bukti bahwa pendidikan di Indonesia memiliki potensi besar dan ada banyak talenta muda yang bisa berprestasi di kancah internasional,” ungkapnya, kemarin.

Tiffany merasa bersyukur dan berterima kasih kepada guru-gurunya yang selalu mendukung, keluarga yang selalu memberikan semangat, serta teman-teman yang selalu menjadi lawan debat yang tangguh.

“Semoga lewat pencapaian ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang dan mengembangkan kemampuan dalam berdebat dan berpikir kritis,” ucapnya.

Baca Juga :  Momentum Pererat Silaturahmi dan Pemulihan Ekonomi

Ibu Tiffany, Astrid Teresa berharap prestasi yang diraih putrinya itu bisa memotivasi anak-anak praremaja atau seumuran dengan anaknya itu untuk bisa mengikuti perlombaan internasional. Astrid selalu mendukung anaknya untuk mengembangkan bakat yang dimiliki.

“Saya lihat dahulu potensinya apa, lalu didukung dengan bacaan-bacaan yang sesuai dengan potensinya, bercerita dengan dia, sehingga dia memiliki wawasan yang cukup luas,” ucapnya kepada Kalteng Pos saat dihubungi via telepon WhatsApp, kemarin.

Wanita yang berprofesi dokter itu menyebut, sejak kecil putrinya itu sudah memiliki bakat menjadi pembicara. Ketika kecil, Tiffany senang bermain sendiri sembari berbicara dengan boneka kesayangannya.

“Dari kecil dia senang bercerita, jadi itu yang memperlihatkan bakatnya, dia itu tidak takut berbicara di depan orang banyak,” ucapnya.

Sebagai orang tua, Astrid akan terus mendukung agar Tiffany tetap semangat dalam belajar dan berprestasi.

“Kalau semangatnya terus ada, saat lagi bosan atau jenuh, dikasih istirahat sebentar, lalu dimotivasi lagi,” tandasnya.

Pencapaian Tiffany di ajang The World Scholar’s Cup 2023 adalah bukti nyata bahwa semangat dan kerja keras dapat membawa seseorang meraih mimpi dan prestasi. Kesuksesannya itu diharapkan dapat menginspirasi anak-anak bangsa untuk terus berkembang dan berprestasi di berbagai bidang dan memberi harapan akan generasi muda Indonesia yang cemerlang di masa mendatang. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/