Oleh; Agus Pramono
SEIRING hari berganti, perebutan gerobak makin menarik. Jika pekan lalu Gerobak Kuning jadi rebutan, kini sudah ada kejelasan.
Empunya Gerobak Kuning sudah menjatuhkan pilihan kepada Kelapa Kuning dan Lempok Durian untuk bersaing merebut lapak tenda di dekat Bundaran Besar.
Tidak ada lagi kecemasan yang terlihat dari Kelapa Kuning. Sudah di atas angin untuk bisa berpartisipasi dan bersaing merebut hati pelanggan. Kelapa Kuning juga semringah dengan keberadaan Lempok Durian dalam satu gerobak.
Lempok Durian, pasangannya, bukan sosok sembarangan. Sudah teruji saat duduk di lapak yang ada di bagian utara Kalimantan Tengah. Banyak pelanggan yang menyukainya.
Saat ini, kecemasan justru berbalik ke Kelapa Muda Gula Jawa. Dia belum bisa mengunci gerobak tambahan. Gerobak yang ada saat ini masih kurang. Belum memenuhi syarat.
Kelapa Muda masih sibuk bernegosiasi dengan empunya gerobak-gerobak. Tak hanya gerobak kecil, tetapi Gerobak Biru dan Gerobak Merah yang katanya mengusung Cendol Dawet.
Gerobak Biru dan Gerobak Merah sampai saat ini belum mengambil keputusan. Empunya gerobak-gerobak tersebut masih menimang-nimang berbagai macam kemungkinan.
Apalagi, dari survei pasar yang dilakukan, Kelapa Muda masih berada paling atas. Kelapa Kuning yang masih satu rumpun keluarga berada di bawahnya. Sedangkan Cendol Dawet jauh di bawah.
Ketenaran Kelapa Muda tak bisa dibendung dari berbagai kalangan pelanggan. Apalagi, Kelapa Muda sudah dipasangkan dengan Gula Jawa yang menggugah rasa. Tentu Anda sudah tahu rasanya, bagaimana nikmatnya Kelapa Muda dicampur Gula Jawa.
Namun, saya masih teringat dengan apa yang diucapkan Kelapa Kuning. Begini katanya; “Salah satu dari mereka (Kelapa Muda atau Cendol, red) tak akan jadi maju bersaing merebut lapak tenda di dekat Bundaran Besar.”
Jika apa yang diucapkan itu benar, bisa saja empunya Gerobak Biru dan Merah mengkhianati Cendol Dawet. Ada juga yang bilang akan ada kongkalikong, biar Kelapa Muda Gula Jawa tidak mendapat tambahan gerobak. Jika demikian, perebutan gerobak akan makin sengit. Harga gerobak pun makin melejit. (*/ce)
*) Penulis Adalah Redaktur Pelaksana Kalteng Pos