Sabtu, Mei 4, 2024
30.5 C
Palangkaraya

Ipda Meldawati, Pendiri Rumah Belajar dan Bermain Islami

Mendidik Anak-Anak sampai Ibu Rumah Tangga Membaca Al-Qur’an

Iqra bismi rabbikallazi khalaq

Khalaqal-insana min alaq

Iqra wa rabbukal akram

Allazi allama bil qalam

Allamal insana ma lam ya’lam …

SURAT Al-Alaq itu terdengar beralun-alun. Surat yang di dalamnya ada 19 ayat itu, dibaca anak-anak yang usianya belum genap tujuh tahun. Mereka duduk lesehan. Tangan berpangku pada bangku kayu. Menghadap pengajar. Sedari 18 September 2018, rumah pribadi Ipda Meldawati itu dijadikan tempat belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an. Di depan rumah setara luas lapangan bola voli itu terpasang plang. Bertuliskan Rumah Belajar dan Bermain Islami (RBBI). Hari pertama dibuka, hanya ada 10 orang anak. Mereka adalah anak tetangga dan temannya.

Seiring hari berganti, mulai ada orang tua yang mengantar anak untuk mendaftar. Hari berikutnya, dua anak lagi. Hari selanjutnya, sampai tiga anak. Dengan latar belakang berbeda. Setahun kemudian, sudah berjumlah 60 anak didik. Berusia 3-7 tahun.

Saat ini ada lebih 134 orang. Terbagi dalam beberapa kelas. Kelas siang 37 anak didik, kelas sore 56 anak didik, kelas tilawati dewasa 7 anak didik, kelas tahfiz akhir pekan 12 anak didik, kelas raudhatul athfal 16 anak didik, serta kelas akhir pekan yang terdiri dari 6 orang ibu rumah tangga. Bahkan ada mualaf yang ikut belajar mengaji.

“Ada 15 orang yang merupakan anak yatim, anak dari keluarga kurang mampu, dan anak berprestasi, mereka tidak kami wajibkan membayar,” ucap polwan yang juga menjabat Panit 2 Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Kalteng ini.

Senin sampai Jumat sore, saban hari rumah di Jalan Akasia, Palangka Raya yang membelakangi matahari terbenam itu penuh sesak oleh anak-anak. “Saking antusiasnya para orang tua membawa anak untuk belajar, dahulu ruangan tamu sampai dapur itu penuh,” kata polwan berusia 35 tahun itu kepada Kalteng Pos, beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Ada Pelanggan Tetap, VCD Musik dan Film Kartun Diminati

Lantaran tak mampu menampung, rumah milik orang tuanya di Jalan Meranti pun difungsikan untuk tempat mengaji. Anak didik ditempatkan di ruang tamu dan ruang belakang.

Wartawan Kalteng Pos sempat mengamati proses hafalan oleh anak-anak didik dan melihat sarana belajar. Buku berjudul ‘Cerdas seperti Rasulullah’ dan tujuh buku lain tertumpuk di atas meja. Tiap hari menjadi ‘santapan’ anak-anak. Di ruang belakang, ada satu pengajar laki-laki yang sedang mendengar dan menuntun anak usia delapan tahun menghafal. Di sampingnya, ada anak lain yang sudah menunggu giliran, sembari berkomat-kamit memastikan hafalan sudah benar.

Di ruang keluarga, berjejer meja tulis dari kayu membentuk empat barisan. Anak-anak dipandu oleh Meldawati bersama pengajar lain. “Kami tidak menginginkan anak didik hanya pintar baca Al-Qur’an, kami juga mengutamakan adab dan akhlak. Oleh karena itu, kami juga mendekatkan anak dengan buku-buku ini,” kata polwan yang masa mudanya pernah menjadi atlet pencak silat.

Melda, sapaan akrabnya, mengajar mengaji sepulang dinas. Saat mendirikan RBBI, pangkatnya masih brigadir polisi. Namun kini pangkatnya naik, setelah lulus Sekolah Inspektur Polisi (SIP) tahun 2021.

Sambil berdiri di bawah pohon yang menjulang tinggi di halaman rumah, Melda menuturkan bahwa RBBI yang didirikannya itu menerapkan metode ummi. Identik dengan sabar, tabah, lembut. Metode ummi mengusung tiga prinsip. Mudah, menyenangkan, dan menyentuh hati.

Baca Juga :  Mengenalkan Karamunting, Daun yang Membantu Menyembuhkan Diare

Anak didiknya didorong agar bisa menghafal dan memaknai surat-surat Al-Qur’an. Memang, butuh kesabaran untuk mencapai itu. Melda meminta anak didiknya membaca berulang-ulang. Menanamkan ayat per ayat dalam ingatan. “Ibaratnya kita mengukir di atas batu. Sulit memang. Namun jika apa yang diajarkan sudah masuk, maka akan sulit hilang,” ucap lulusan Fakultas Hukum UPR tahun 2013 itu.

“Seperti anak itu, beberapa tahun lalu belum bisa membaca maupun menulis (Al-Qur’an, red), sekarang sudah hafal tiga juz,” tambah Melda sambil menunjuk anak laki-laki yang duduk di ujung teras yang sedang menunggu giliran hafalan.

Sekarang, anak sulung dari empat saudara pasangan H Muhammad dan Hj Norliana itu dibantu oleh 16 pengajar. “Kalangan mahasiswa ada delapan orang dan dari kalangan umum delapan orang,” sebut ibu dari Raisa Alya Fakhira ini.

Terpisah, Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kota Palangka Raya H Supiani mengaku kagum dengan perkembangan RBBI yang dikelola Ipda Meldawati. Sedari awal, ia melihat bahwa metode pendidikan agama Islam yang ditanamkan ke anak-anak sangat bagus. Salah satunya adalah tahfiz Qur’an. Punya nilai lebih dibandingkan tempat-tempat pendidikan agama Islam serupa yang ada di Palangka Raya.

Ipda Meldawati merupakan sosok polwan yang sangat langka di Palangka Raya. Ia bisa membagi waktu menjadi abdi negara, sebagai ibu rumah tangga, dan guru bagi anak didiknya.

“Saya sendiri dan pihak kemenag bangga dengan sosok Meldawati. Di tengah kesibukannya, masih memikirkan masa depan anak-anak, memperkuat akhlak dan adab dalam beragama Islam,” tuturnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. (ram/ce)

Iqra bismi rabbikallazi khalaq

Khalaqal-insana min alaq

Iqra wa rabbukal akram

Allazi allama bil qalam

Allamal insana ma lam ya’lam …

SURAT Al-Alaq itu terdengar beralun-alun. Surat yang di dalamnya ada 19 ayat itu, dibaca anak-anak yang usianya belum genap tujuh tahun. Mereka duduk lesehan. Tangan berpangku pada bangku kayu. Menghadap pengajar. Sedari 18 September 2018, rumah pribadi Ipda Meldawati itu dijadikan tempat belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an. Di depan rumah setara luas lapangan bola voli itu terpasang plang. Bertuliskan Rumah Belajar dan Bermain Islami (RBBI). Hari pertama dibuka, hanya ada 10 orang anak. Mereka adalah anak tetangga dan temannya.

Seiring hari berganti, mulai ada orang tua yang mengantar anak untuk mendaftar. Hari berikutnya, dua anak lagi. Hari selanjutnya, sampai tiga anak. Dengan latar belakang berbeda. Setahun kemudian, sudah berjumlah 60 anak didik. Berusia 3-7 tahun.

Saat ini ada lebih 134 orang. Terbagi dalam beberapa kelas. Kelas siang 37 anak didik, kelas sore 56 anak didik, kelas tilawati dewasa 7 anak didik, kelas tahfiz akhir pekan 12 anak didik, kelas raudhatul athfal 16 anak didik, serta kelas akhir pekan yang terdiri dari 6 orang ibu rumah tangga. Bahkan ada mualaf yang ikut belajar mengaji.

“Ada 15 orang yang merupakan anak yatim, anak dari keluarga kurang mampu, dan anak berprestasi, mereka tidak kami wajibkan membayar,” ucap polwan yang juga menjabat Panit 2 Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Kalteng ini.

Senin sampai Jumat sore, saban hari rumah di Jalan Akasia, Palangka Raya yang membelakangi matahari terbenam itu penuh sesak oleh anak-anak. “Saking antusiasnya para orang tua membawa anak untuk belajar, dahulu ruangan tamu sampai dapur itu penuh,” kata polwan berusia 35 tahun itu kepada Kalteng Pos, beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Ada Pelanggan Tetap, VCD Musik dan Film Kartun Diminati

Lantaran tak mampu menampung, rumah milik orang tuanya di Jalan Meranti pun difungsikan untuk tempat mengaji. Anak didik ditempatkan di ruang tamu dan ruang belakang.

Wartawan Kalteng Pos sempat mengamati proses hafalan oleh anak-anak didik dan melihat sarana belajar. Buku berjudul ‘Cerdas seperti Rasulullah’ dan tujuh buku lain tertumpuk di atas meja. Tiap hari menjadi ‘santapan’ anak-anak. Di ruang belakang, ada satu pengajar laki-laki yang sedang mendengar dan menuntun anak usia delapan tahun menghafal. Di sampingnya, ada anak lain yang sudah menunggu giliran, sembari berkomat-kamit memastikan hafalan sudah benar.

Di ruang keluarga, berjejer meja tulis dari kayu membentuk empat barisan. Anak-anak dipandu oleh Meldawati bersama pengajar lain. “Kami tidak menginginkan anak didik hanya pintar baca Al-Qur’an, kami juga mengutamakan adab dan akhlak. Oleh karena itu, kami juga mendekatkan anak dengan buku-buku ini,” kata polwan yang masa mudanya pernah menjadi atlet pencak silat.

Melda, sapaan akrabnya, mengajar mengaji sepulang dinas. Saat mendirikan RBBI, pangkatnya masih brigadir polisi. Namun kini pangkatnya naik, setelah lulus Sekolah Inspektur Polisi (SIP) tahun 2021.

Sambil berdiri di bawah pohon yang menjulang tinggi di halaman rumah, Melda menuturkan bahwa RBBI yang didirikannya itu menerapkan metode ummi. Identik dengan sabar, tabah, lembut. Metode ummi mengusung tiga prinsip. Mudah, menyenangkan, dan menyentuh hati.

Baca Juga :  Mengenalkan Karamunting, Daun yang Membantu Menyembuhkan Diare

Anak didiknya didorong agar bisa menghafal dan memaknai surat-surat Al-Qur’an. Memang, butuh kesabaran untuk mencapai itu. Melda meminta anak didiknya membaca berulang-ulang. Menanamkan ayat per ayat dalam ingatan. “Ibaratnya kita mengukir di atas batu. Sulit memang. Namun jika apa yang diajarkan sudah masuk, maka akan sulit hilang,” ucap lulusan Fakultas Hukum UPR tahun 2013 itu.

“Seperti anak itu, beberapa tahun lalu belum bisa membaca maupun menulis (Al-Qur’an, red), sekarang sudah hafal tiga juz,” tambah Melda sambil menunjuk anak laki-laki yang duduk di ujung teras yang sedang menunggu giliran hafalan.

Sekarang, anak sulung dari empat saudara pasangan H Muhammad dan Hj Norliana itu dibantu oleh 16 pengajar. “Kalangan mahasiswa ada delapan orang dan dari kalangan umum delapan orang,” sebut ibu dari Raisa Alya Fakhira ini.

Terpisah, Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kota Palangka Raya H Supiani mengaku kagum dengan perkembangan RBBI yang dikelola Ipda Meldawati. Sedari awal, ia melihat bahwa metode pendidikan agama Islam yang ditanamkan ke anak-anak sangat bagus. Salah satunya adalah tahfiz Qur’an. Punya nilai lebih dibandingkan tempat-tempat pendidikan agama Islam serupa yang ada di Palangka Raya.

Ipda Meldawati merupakan sosok polwan yang sangat langka di Palangka Raya. Ia bisa membagi waktu menjadi abdi negara, sebagai ibu rumah tangga, dan guru bagi anak didiknya.

“Saya sendiri dan pihak kemenag bangga dengan sosok Meldawati. Di tengah kesibukannya, masih memikirkan masa depan anak-anak, memperkuat akhlak dan adab dalam beragama Islam,” tuturnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. (ram/ce)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/