Senin, Mei 13, 2024
24.5 C
Palangkaraya

Amerika Kagum Pengelolaan Hutan Desa Tuwung

PALANGKA RAYA-Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar bersama Delegasi Kementerian Kehutanan Amerika Serikat (AS) yakni Chief of The United States Forest Service (US FS) Rendy Moore, dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H Edy Pratowo mengunjungi Perhutanan Sosial di Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (24/1).

Kementerian LHK mengajak delegasi AS untuk mengunjungi Kalteng, sekaligus untuk melihat keberhasilan penanganan hutan yang dahulunya sering terkena kebakaran. Hutan tersebut mampu dikelola dengan baik untuk pemanfaatan secara berkelanjutan. Berkaca dari parahnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pada tahun 2015, Menteri LHK mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo serta keputusan Mahkamah Konstitusi agar bisa melakukan penyesuaian dengan memperkuat akses perhutanan sosial.

“Kebakaran hutan itu kan memang dari tahun ke tahun menyeramkan bagi Indonesia, karena kita dianggap mengganggu Singapura dan Malaysia. Itu selalu dibahas secara internasional pada diskusi-diskusi tahun 2015. Namun pada tahun 2016 kami mulai kerja, tahun 2017 mulai membaik, dan 2018 kelihatan hasilnya, bahkan mendapat banyak pengakuan dari internasional, itulah mengapa saya mengajak Rendy Moore untuk melihat langsung bukti lapangan dan hasil kerja,” katanya usai kunjungan.

Di sisi lain, Siti juga ingin menunjukkan kepada delegasi US bahwa Kabupaten Pulang Pisau berhasil mengatasi persoalan kebakaran hutan. Pasalnya, Indonesia dan United States Forest Service telah menjalin kerja sama tentang penyuluhan manajemen hutan yang systemable. Dikatakannya, saat manajemen kehutanan berjalan, Indonesia banyak memakai norma dari Amerika. Namun dimodifikasi kembali agar dapat berjalan efektif di Indonesia.

Baca Juga :  Seperlunya Saja Beraktivitas di Luar Rumah

“Presiden menyampaikan ke saya, jangan sampai masyarakat hanya dikasih akses (mengelola hutan sosial) tetapi juga harus difasilitasi dari segi pengetahuan, kelembagaan, termasuk finansialnya untuk mencapai kesejahteraan secara ekonomi. Saya yakin itu pasti karena kerja keras pemerintah daerah dan masyarakat. Dan yang penting adalah ini bukti nyata yang akan dibawa oleh Amerika Serikat atas kinerja Indonesia,” ujarnya.

Sementara, Chief of The United States Forest Service, Rendy Moore menyampaikan, kunjungan tersebut merupakan kesempatan besar baginya untuk melihat langsung bagaimana pihaknya dan Indonesia saling berbagi pengetahuan, mendukung, dan bersatu menggunakan sumber yang dapat diciptakan dengan cara yang berkelanjutan untuk penggunaan di masa depan. Rendy mengaku kagum dan menyebut bahwa itu adalah sebuah kesuksesan global.

“Kita dapat melihat bagaimana hutan sosial dan hutan masyarakat digunakan di Indonesia, benar-benar sebagai bukti batas kemitraan antara kedua negara kita. Jadi, saya kembali dari sini dengan penuh harapan, kegembiraan, dan kebahagiaan untuk melihat bagaimana pertukaran pengetahuan dapat bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Rendy, melalui kunjungan itu pihaknya bisa memiliki ruang untuk bertumbuh dan akan memanfaatkan kesempatan dengan mengembangkan Amerika dengan cara yang berbeda, yang lebih kuat di dalam hutan masyarakat. Lalu, untuk memperkuat hubungan yang dimiliki kedua negara dan memberi kesempatan untuk berkembang, serta bekerja sebagai partner di Indonesia.

Baca Juga :  Katingan Jalin Koordinasi dengan Pemkab Seruyan

Di tempat yang sama, saat membacakan sambutan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, Wagub Kalteng H Edy Pratowo menyebut sangat menyambut baik dan mendukung program persetujuan pengelolaan perhutanan sosial seperti yang dilaksanakan di Desa Tuwung. Selain bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan hutan, tentu akan mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat setempat.

“Menjadi harapan kami, pemberian persetujuan pengelolaan hutan desa dapat terus didorong lebih luas di Bumi Tambun Bungai. Apalagi Kalteng memiliki sekitar 11,9 juta hektare kawasan hutan, sehingga diharapkan kekayaan hutan dapat dikelola secara optimal dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Ditambahkannya, Kalteng akan menjadi tetangga terdekat ibu kota negara (IKN), yang diharapkan mampu melestarikan hutan gambut dan fauna, agar banyak yang langsung dapat dinikmati. Aneka ragam buah hutan serta kayu langka pun perlu dijaga dan dilestarikan. Ia berharap hal tersebut menjadi perhatian bersama, mengingat semua itu menjadi pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat yang tinggal sekitar hutan. Masyarakat modern dewasa ini cenderung ingin sesuatu yang organik dan asli dari alam. (ovi/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar bersama Delegasi Kementerian Kehutanan Amerika Serikat (AS) yakni Chief of The United States Forest Service (US FS) Rendy Moore, dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H Edy Pratowo mengunjungi Perhutanan Sosial di Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (24/1).

Kementerian LHK mengajak delegasi AS untuk mengunjungi Kalteng, sekaligus untuk melihat keberhasilan penanganan hutan yang dahulunya sering terkena kebakaran. Hutan tersebut mampu dikelola dengan baik untuk pemanfaatan secara berkelanjutan. Berkaca dari parahnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pada tahun 2015, Menteri LHK mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo serta keputusan Mahkamah Konstitusi agar bisa melakukan penyesuaian dengan memperkuat akses perhutanan sosial.

“Kebakaran hutan itu kan memang dari tahun ke tahun menyeramkan bagi Indonesia, karena kita dianggap mengganggu Singapura dan Malaysia. Itu selalu dibahas secara internasional pada diskusi-diskusi tahun 2015. Namun pada tahun 2016 kami mulai kerja, tahun 2017 mulai membaik, dan 2018 kelihatan hasilnya, bahkan mendapat banyak pengakuan dari internasional, itulah mengapa saya mengajak Rendy Moore untuk melihat langsung bukti lapangan dan hasil kerja,” katanya usai kunjungan.

Di sisi lain, Siti juga ingin menunjukkan kepada delegasi US bahwa Kabupaten Pulang Pisau berhasil mengatasi persoalan kebakaran hutan. Pasalnya, Indonesia dan United States Forest Service telah menjalin kerja sama tentang penyuluhan manajemen hutan yang systemable. Dikatakannya, saat manajemen kehutanan berjalan, Indonesia banyak memakai norma dari Amerika. Namun dimodifikasi kembali agar dapat berjalan efektif di Indonesia.

Baca Juga :  Seperlunya Saja Beraktivitas di Luar Rumah

“Presiden menyampaikan ke saya, jangan sampai masyarakat hanya dikasih akses (mengelola hutan sosial) tetapi juga harus difasilitasi dari segi pengetahuan, kelembagaan, termasuk finansialnya untuk mencapai kesejahteraan secara ekonomi. Saya yakin itu pasti karena kerja keras pemerintah daerah dan masyarakat. Dan yang penting adalah ini bukti nyata yang akan dibawa oleh Amerika Serikat atas kinerja Indonesia,” ujarnya.

Sementara, Chief of The United States Forest Service, Rendy Moore menyampaikan, kunjungan tersebut merupakan kesempatan besar baginya untuk melihat langsung bagaimana pihaknya dan Indonesia saling berbagi pengetahuan, mendukung, dan bersatu menggunakan sumber yang dapat diciptakan dengan cara yang berkelanjutan untuk penggunaan di masa depan. Rendy mengaku kagum dan menyebut bahwa itu adalah sebuah kesuksesan global.

“Kita dapat melihat bagaimana hutan sosial dan hutan masyarakat digunakan di Indonesia, benar-benar sebagai bukti batas kemitraan antara kedua negara kita. Jadi, saya kembali dari sini dengan penuh harapan, kegembiraan, dan kebahagiaan untuk melihat bagaimana pertukaran pengetahuan dapat bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Rendy, melalui kunjungan itu pihaknya bisa memiliki ruang untuk bertumbuh dan akan memanfaatkan kesempatan dengan mengembangkan Amerika dengan cara yang berbeda, yang lebih kuat di dalam hutan masyarakat. Lalu, untuk memperkuat hubungan yang dimiliki kedua negara dan memberi kesempatan untuk berkembang, serta bekerja sebagai partner di Indonesia.

Baca Juga :  Katingan Jalin Koordinasi dengan Pemkab Seruyan

Di tempat yang sama, saat membacakan sambutan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, Wagub Kalteng H Edy Pratowo menyebut sangat menyambut baik dan mendukung program persetujuan pengelolaan perhutanan sosial seperti yang dilaksanakan di Desa Tuwung. Selain bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan hutan, tentu akan mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat setempat.

“Menjadi harapan kami, pemberian persetujuan pengelolaan hutan desa dapat terus didorong lebih luas di Bumi Tambun Bungai. Apalagi Kalteng memiliki sekitar 11,9 juta hektare kawasan hutan, sehingga diharapkan kekayaan hutan dapat dikelola secara optimal dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Ditambahkannya, Kalteng akan menjadi tetangga terdekat ibu kota negara (IKN), yang diharapkan mampu melestarikan hutan gambut dan fauna, agar banyak yang langsung dapat dinikmati. Aneka ragam buah hutan serta kayu langka pun perlu dijaga dan dilestarikan. Ia berharap hal tersebut menjadi perhatian bersama, mengingat semua itu menjadi pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat yang tinggal sekitar hutan. Masyarakat modern dewasa ini cenderung ingin sesuatu yang organik dan asli dari alam. (ovi/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/