Selasa, Mei 14, 2024
30.3 C
Palangkaraya

Bupati Jelaskan ke Dewan Penyebab Defisit APBD 2022

MUARA TEWEH – Bupati Barito Utara H Nadalsyah menyampaikan penjelasan atas pemandangan umum fraksi-fraksi pendukung dewan terhadap pelaksanaan APBD tahun 2022 pada rapat paripurna III masa sidang III tahun 2023 di Gedung DPRD Barito Utara, Selasa (27/6) lalu.

Nadalsyah menjelaskan mengenai faktor penyebab defisit APBD 2022 lebih besar dan sektor apa saja yang menyebabkan terjadi deficit tersebut.

Dijelaskannya, pada APBD 2022, Pemerintah Kabupaten Barito Utara mengalami surplus Rp83.446.031.591,46 atau 44,77 persen dari pagu anggaran surplus/(defisit) sebesar Rp186.373.490.712,00.

Menanggapi pertanyaan mengenai penggunaan APBD 2022 apakah sudah menyesuaikan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2018-2023 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 dan perubahannya.

Disampaikan Nadalsyah, penggunaan APBD 2022 telah sesuai perubahan rencana pembangunan jangka menengah daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang rencana 19 pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Barito Utaran tahun 2018-2023.

Selanjutnya, terkait inprastruktur di bidang padat karya sudah berapa kilometer jalan, baik lintas desa di Kabupaten Barito Utara yang tertangani begitu juga dengan jembatan. “Kami jelaskan bahwa jumlah luas jalan kabupaten sebanyak 153 ruas dengan panjang ruas 758,14 kilometer,” ungkap Koyem, sapaan akrab Nadalsyah.

Baca Juga :  Waspadai Penipuan Atas Nama Sekda Barito Utara di WhatsApp

Dijelaskannya, dari ruas jalan tersebut, jalan aspal sepanjang 212,96 kilometer (28,09 persen), pengerasan beton sepanjang 145,238 kilometer (19,16 persen), telfort/kerikil 20 sepanjang 99,187 kilometer (13,08 persen) dan tanah sepanjang 300,755 kilometer (39,67 persen).

“Dari jalan tersebut kondisi baik sepanjang 320,904 kilometer (42,33 persen), kondisi sedang sepanjang 37,994 kilometer (5,01 persen), kondisi rusak ringan sepanjang 71,316 kilometer (9,41 persen) dan kondisi rusak berat sepanjang 327,926 kilometer (43,25 persen),” ungkapnya.

Sementara untuk jembatan kabupaten sebanyak 212 dengan total panjang 4.791,50 meter. Dari panjang jembatan kabupaten tersebut kondisi baik 1.911 meter (39,88 persen), kondisi sedang 47 meter (0,98 persen), 21 kondisi rusak ringan 72,50 meter (1,51 persen), dan kondisi rusak berat 2.761 meter (57,62 persen).

Terkait pertanyaan mengenai angka masyarakat miskin, apakah ada penurunan dan bagaimana penanganannya, Nadalsyah menjelaskan, jumlah angka kemiskinan tahun 2022 berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Utara 7.700 jiwa, yang mana pada tahun 2021 ada 7.400 jiwa.

Baca Juga :  Edukasi Pencegahan Karhutla

Dikatakannya, upaya penanganan dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten maupun desa melalui penyaluran bantuan sosial, baik bantuan langsung tunai maupun pemberian sembako.

“Untuk pekerjaan Jembatan Lemo dan Jembatan Tumpung Laung yang nilainya masing-masing Rp 25 miliar, meliputi Rp 21 miliar untuk pengadaan material, mobilisasi dan pemancangan serta selanjutnya Rp 4 miliar untuk perencanaan dan pengawasan,” tegasnya.

Untuk penataan kawasan Bumi Perkemahan Panglima Batur Rp 10 miliar meliputi pembentukan kawasan, penimbunan, pembangunan objek wisata berupa gazebo, titian, bangunan kantin, fasilitas bermain anak, lapak UMKM, penataan taman, pengadaan sarana dan prasarana taman, pembuatan tempat parkir, dan fasilitas pendukung lainnya.

“Pemberian bantuan sosial dilaksanakan dalam rangka memenuhi dan menjamin kebutuhan dasar masyarakat. Di samping hal itu, Pemkab Barito Utara melalui perangkat daerah terkait juga melakukan pelatihan dan bimbingan teknis kepada masyarakat usia produktif untuk peningkatan SDM agar dapat bersaing di dunia kerja serta memberikan modal usaha kepada pelaku UMKM di Barito Utara agar dapat berkembang,” pungkasnya. (her/ens)

MUARA TEWEH – Bupati Barito Utara H Nadalsyah menyampaikan penjelasan atas pemandangan umum fraksi-fraksi pendukung dewan terhadap pelaksanaan APBD tahun 2022 pada rapat paripurna III masa sidang III tahun 2023 di Gedung DPRD Barito Utara, Selasa (27/6) lalu.

Nadalsyah menjelaskan mengenai faktor penyebab defisit APBD 2022 lebih besar dan sektor apa saja yang menyebabkan terjadi deficit tersebut.

Dijelaskannya, pada APBD 2022, Pemerintah Kabupaten Barito Utara mengalami surplus Rp83.446.031.591,46 atau 44,77 persen dari pagu anggaran surplus/(defisit) sebesar Rp186.373.490.712,00.

Menanggapi pertanyaan mengenai penggunaan APBD 2022 apakah sudah menyesuaikan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2018-2023 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 dan perubahannya.

Disampaikan Nadalsyah, penggunaan APBD 2022 telah sesuai perubahan rencana pembangunan jangka menengah daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang rencana 19 pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Barito Utaran tahun 2018-2023.

Selanjutnya, terkait inprastruktur di bidang padat karya sudah berapa kilometer jalan, baik lintas desa di Kabupaten Barito Utara yang tertangani begitu juga dengan jembatan. “Kami jelaskan bahwa jumlah luas jalan kabupaten sebanyak 153 ruas dengan panjang ruas 758,14 kilometer,” ungkap Koyem, sapaan akrab Nadalsyah.

Baca Juga :  Waspadai Penipuan Atas Nama Sekda Barito Utara di WhatsApp

Dijelaskannya, dari ruas jalan tersebut, jalan aspal sepanjang 212,96 kilometer (28,09 persen), pengerasan beton sepanjang 145,238 kilometer (19,16 persen), telfort/kerikil 20 sepanjang 99,187 kilometer (13,08 persen) dan tanah sepanjang 300,755 kilometer (39,67 persen).

“Dari jalan tersebut kondisi baik sepanjang 320,904 kilometer (42,33 persen), kondisi sedang sepanjang 37,994 kilometer (5,01 persen), kondisi rusak ringan sepanjang 71,316 kilometer (9,41 persen) dan kondisi rusak berat sepanjang 327,926 kilometer (43,25 persen),” ungkapnya.

Sementara untuk jembatan kabupaten sebanyak 212 dengan total panjang 4.791,50 meter. Dari panjang jembatan kabupaten tersebut kondisi baik 1.911 meter (39,88 persen), kondisi sedang 47 meter (0,98 persen), 21 kondisi rusak ringan 72,50 meter (1,51 persen), dan kondisi rusak berat 2.761 meter (57,62 persen).

Terkait pertanyaan mengenai angka masyarakat miskin, apakah ada penurunan dan bagaimana penanganannya, Nadalsyah menjelaskan, jumlah angka kemiskinan tahun 2022 berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Utara 7.700 jiwa, yang mana pada tahun 2021 ada 7.400 jiwa.

Baca Juga :  Edukasi Pencegahan Karhutla

Dikatakannya, upaya penanganan dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten maupun desa melalui penyaluran bantuan sosial, baik bantuan langsung tunai maupun pemberian sembako.

“Untuk pekerjaan Jembatan Lemo dan Jembatan Tumpung Laung yang nilainya masing-masing Rp 25 miliar, meliputi Rp 21 miliar untuk pengadaan material, mobilisasi dan pemancangan serta selanjutnya Rp 4 miliar untuk perencanaan dan pengawasan,” tegasnya.

Untuk penataan kawasan Bumi Perkemahan Panglima Batur Rp 10 miliar meliputi pembentukan kawasan, penimbunan, pembangunan objek wisata berupa gazebo, titian, bangunan kantin, fasilitas bermain anak, lapak UMKM, penataan taman, pengadaan sarana dan prasarana taman, pembuatan tempat parkir, dan fasilitas pendukung lainnya.

“Pemberian bantuan sosial dilaksanakan dalam rangka memenuhi dan menjamin kebutuhan dasar masyarakat. Di samping hal itu, Pemkab Barito Utara melalui perangkat daerah terkait juga melakukan pelatihan dan bimbingan teknis kepada masyarakat usia produktif untuk peningkatan SDM agar dapat bersaing di dunia kerja serta memberikan modal usaha kepada pelaku UMKM di Barito Utara agar dapat berkembang,” pungkasnya. (her/ens)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/