Minggu, Mei 19, 2024
29.9 C
Palangkaraya

Dari Pengusaha Muda, Politikus, hingga Bupati

Enam Figur Perempuan Masuk Bursa Pilgub

PALANGKA RAYA-Meski gelaran pesta demokrasi masih cukup lama, tapi suhu politik pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) makin hangat. Sederet nama kaum perempuan diprediksi bakal masuk dalam bursa hajatan politik lima tahunan itu. Sejauh ini ada enam figur perempuan yang dinilai layak ikut kontestasi, baik sebagai kandidat cagub maupun cawagub. Mereka memiliki latar belakang yang beragam. Mulai dari pengusaha, mantan bupati, bupati aktif, hingga legislator di tingkat provinsi maupun pusat. Tidak tertutup kemungkinan bakal ada nama-nama lain yang akan muncul ke permukaan menjelang pemilihan 2024 mendatang.

 

Figur pertama yang sedang hangat diperbincangkan dan berpotensi maju dalam pemilihan kepala daerah Kalteng nanti adalah Monica Putri Rasyid. Putri pengusaha nasional asal Pangkalan Bun H Abdul Rasyid AS itu selama ini terlibat aktif dalam kegiatan sosial. Dia merupakan CEO Klinik Bisnis dan Abdul Rasyid Foundation yang rutin menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Monica juga berperan penting dalam membangkitkan UMKM di Bumi Tambun Bungai. Semangatnya dalam menggairahkan perekonomian di tengah pandemi, membuat namanya makin familiar dan selalu muncul di beranda berbagai platform media. Tak salah jika namanya masuk dalam bursa pemilihan gubernur (pilgub) Kalteng 2024 mendatang.

 

Selain Monica, ada nama mantan Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Hj Nurhidayah. Istri pengusaha sekaligus Ketua DPD Golkar Kalteng H Ruslan AS ini juga berpotensi maju pada pilgub mendatang. Dia merupakan figur perempuan yang sarat pengalaman di lembaga legislatif maupun eksekutif. Hj Nurhidayah merupakan perempuan pertama di Kalteng yang terpilih sebagai kepala daerah. Menjabat Bupati Kobar periode 2017-2022. Pengalaman dalam memajukan Bumi Marunting Batu Aji menjadi modal besar bagi Hj Nurhidayah untuk ikut bertarung pada pilgub nanti.

 

Figur perempuan berikutnya adalah Hj Faridawaty Darland Atjeh. Ketua DPW Partai NasDem Kalteng ini merupakan sosok yang kritis. Pengalamannya di dunia politik tak diragukan lagi. Pernah menjadi komisioner penyelenggara pemilu, hingga dua kali terpilih sebagai wakil rakyat di DPRD Provinsi Kalteng. Kini Hj Faridawaty Darland Atjeh mengemban tugas sebagai Wakil Ketua DPRD Kalteng periode 2019-2024. Dia terpilih dari daerah pemilihan (dapil) I, meliputi Palangka Raya, Katingan, dan Gunung Mas (Gumas). Dapil ini dinilai sebagai dapil kuat, karena saat pileg 2019 ada banyak politikus senior yang berpartisipasi. Dari dapil ini Faridawaty berhasil mendulang 9.631 suara sah.

Baca Juga :  Ketua KONI Kalteng Mendadak Mundur, Ini yang Dilakukan Pengurus

 

Sosok keempat yang disebut-sebut punya potensi kuat maju pada Pilgub Kalteng adalah anggota DPR RI periode 2019-2024, Ary Egahni Ben Bahat. Srikandi Partai NasDem ini memiliki konstituen dan pendukung yang militan. Pemilik nomor urut 3 pada pemilihan legislatif (pileg) 2019 lalu itu lolos ke Senayan dengan perolehan 77.402 suara. Kini nama istri Bupati Kapuas dua periode Ben Brahim S Bahat ini, dinilai punya peluang besar untuk maju sebagai kandidat cagub maupun cawagub.

 

Nama kelima yang tak kalah pamornya adalah Hj Yustina Ismiati Ujang Iskandar. Anggota DPD RI periode 2019-2024 itu juga digadang-gadang masuk bursa pilgub mendatang. Istri mantan Bupati Kobar H Ujang Iskandar ini memiliki kans untuk berkontestasi pada pesta demokrasi 2024 mendatang. Mantan Wakil Ketua DPRD Kalteng ini lolos ke Senayan setelah meraup 89.548 suara sah.

 

Figur keenam yang juga diprediksi bakal masuk bursa Pilgub Kalteng adalah Pudjirustaty Narang. Bupati Pulang Pisau (Pulpis) ini merupakan kader senior PDI Perjuangan. Dia menjabat bupati menggantikan H Edy Pratowo yang terpilih sebagai wakil gubernur mendampingi H Sugianto Sabran. Selain mengemban amanah sebagai bupati hingga 2023 mendatang, Pudjirustaty Narang juga menjadi nakhoda DPC PDIP Pulpis. Dengan segudang pengalaman yang dimilikinya, Pudjirustaty disebut-sebut punya kans kuat untuk bertarung sebagai kandidat cagub maupun cawagub.

 

Lantas seperti apakah peluang figur perempuan dalam kontestasi politik 2024 mendatang? Berdasarkan kaca mata pengamat politik Dr Jhon Retei Alfri Sandi, sejauh ini Kalteng belum pernah dipimpin oleh figur perempuan, baik sebagai gubernur maupun wakil gubernur. Keenam figur yang namanya hangat diperbicarakan itu dinilai memiliki karier yang cemerlang, sehingga memiliki potensi untuk memimpin Kalteng.

 

“Selama ini Kalteng belum pernah dipimpin gubernur atau wagub perempuan. Pilkada masa kini cukup memberi peluang kepada perempuan untuk maju menjadi pemimpin. Nama-nama yang disebutkan tadi memiliki karier politik dan kiprah kepemimpinan, jadi relatif berpeluang,” ucap Jhon Retei, Jumat (4/11/2022).

Namun menurut Jhon, untuk bisa maju perlu ada kemauan elite politik, partai, dan dukungan publik. Wakil dekan FISIP UPR itu menilai bahwa kepemimpinan wanita umumnya lebih berhati-hati dan mengedepankan konsep pengemong. Karena pada dasarnya kaum wanita lebih lembut, sehingga lebih sejuk dalam memimpin.

 

Pendapat juga diutarakan mantan Ketua KPU Kalteng Prof Syar’i. Menurutnya sah-sah saja apabila keenam figur  perempuan yang disebutkan itu maju pada Pilkada Kalteng mendatang, karena memang memiliki pengalaman di lembaga legislatif maupun eksekutif. Namun hal itu akan bisa terjadi apabila figur bersangkutan memiliki partai pengusung, atau mempersiapkan diri untuk maju melalui jalur perseorangan. Syar’i yang juga merupakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah mengaku tidak banyak berinteraksi dengan keenam figur perempuan yang disebutkan tadi. Karena itu ia menilai potensi untuk maju berdasarkan latar belakang pengalaman.

Baca Juga :  Kapolres Pantau Langsung Arus Lalu Lintas

 

Dikatakannya, dari keenam nama figur perempuan itu, ada yang kurang eksis dibandingkan nama-nama figur laki-laki yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial. Hal ini dikarenakan kurangnya interaksi dengan berbagai pihak, seperti tokoh pemuda dan organisasi masyarakat. Bahkan ada figur yang dinilainya hanya lebih dikenal di daerah asal masing-masining.

“Apabila memang berpontesi, yang bersangkutan harus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, agar potensi dan kemampuan yang bersangkutan bisa disorot oleh masyarakat yang merupakan pemilih nantinya,” tuturnya.

Disinggung soal kelebihan kepemimpinan sosok perempuan, Syar’i mengatakan bahwa hal itu sangat tergantung pada figur masing-masing.

“Saya pikir kekurangan dan kelebihan bukan dilihat dari jenis kelamin, tapi bagaimana kemampuan figur itu dalam memimpin,” ucapnya.

Pandangan juga datang dari Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Dr Irwani. Menurutnya, walaupun nanti terjadi atau tidak pengusungan nama-nama figur itu, tapi keterwakilan perempuan di lembaga legislatif selama ini menggambarkan adanya kepercayaan yang tinggi terhadap figur perempuan untuk duduk di kursi legislatif maupun eksekutif. Sejauh ini kuota 30 persen untuk kursi parlemen hampir terpenuhi di setiap kabupaten/kota di Kalteng.

“Sehingga tidak dapat dimungkiri muncul nama-nama figur perempuan yang digadang-gadang maju sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur nanti, antusiasme itu terlihat melalui keterwakilan itu,” tutur Irwani.

Ia meyakini bahwa ada figure-figur perempuan di Kalteng yang berpotensi memimpin dan cukup populer di tengah masyarakat. Menurutnya, apabila figur-figur tersebut ingin memantapakan langkah ke depan, maka perlu membawa gagasan yang mendasar di bidang pendidikan, kesehatan, dan pembangunan.

“Figur yang ada itu harus bisa mengangkat gagasan yang saat ini menjadi pekerjaan rumah, seperti bidang pembangunan, kesehatan, dan pendidikan, karena itu adalah hal-hal mendasar untuk kemajuan Provinsi Kalteng,” ucap Irwani. (irj/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Meski gelaran pesta demokrasi masih cukup lama, tapi suhu politik pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) makin hangat. Sederet nama kaum perempuan diprediksi bakal masuk dalam bursa hajatan politik lima tahunan itu. Sejauh ini ada enam figur perempuan yang dinilai layak ikut kontestasi, baik sebagai kandidat cagub maupun cawagub. Mereka memiliki latar belakang yang beragam. Mulai dari pengusaha, mantan bupati, bupati aktif, hingga legislator di tingkat provinsi maupun pusat. Tidak tertutup kemungkinan bakal ada nama-nama lain yang akan muncul ke permukaan menjelang pemilihan 2024 mendatang.

 

Figur pertama yang sedang hangat diperbincangkan dan berpotensi maju dalam pemilihan kepala daerah Kalteng nanti adalah Monica Putri Rasyid. Putri pengusaha nasional asal Pangkalan Bun H Abdul Rasyid AS itu selama ini terlibat aktif dalam kegiatan sosial. Dia merupakan CEO Klinik Bisnis dan Abdul Rasyid Foundation yang rutin menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Monica juga berperan penting dalam membangkitkan UMKM di Bumi Tambun Bungai. Semangatnya dalam menggairahkan perekonomian di tengah pandemi, membuat namanya makin familiar dan selalu muncul di beranda berbagai platform media. Tak salah jika namanya masuk dalam bursa pemilihan gubernur (pilgub) Kalteng 2024 mendatang.

 

Selain Monica, ada nama mantan Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Hj Nurhidayah. Istri pengusaha sekaligus Ketua DPD Golkar Kalteng H Ruslan AS ini juga berpotensi maju pada pilgub mendatang. Dia merupakan figur perempuan yang sarat pengalaman di lembaga legislatif maupun eksekutif. Hj Nurhidayah merupakan perempuan pertama di Kalteng yang terpilih sebagai kepala daerah. Menjabat Bupati Kobar periode 2017-2022. Pengalaman dalam memajukan Bumi Marunting Batu Aji menjadi modal besar bagi Hj Nurhidayah untuk ikut bertarung pada pilgub nanti.

 

Figur perempuan berikutnya adalah Hj Faridawaty Darland Atjeh. Ketua DPW Partai NasDem Kalteng ini merupakan sosok yang kritis. Pengalamannya di dunia politik tak diragukan lagi. Pernah menjadi komisioner penyelenggara pemilu, hingga dua kali terpilih sebagai wakil rakyat di DPRD Provinsi Kalteng. Kini Hj Faridawaty Darland Atjeh mengemban tugas sebagai Wakil Ketua DPRD Kalteng periode 2019-2024. Dia terpilih dari daerah pemilihan (dapil) I, meliputi Palangka Raya, Katingan, dan Gunung Mas (Gumas). Dapil ini dinilai sebagai dapil kuat, karena saat pileg 2019 ada banyak politikus senior yang berpartisipasi. Dari dapil ini Faridawaty berhasil mendulang 9.631 suara sah.

Baca Juga :  Ketua KONI Kalteng Mendadak Mundur, Ini yang Dilakukan Pengurus

 

Sosok keempat yang disebut-sebut punya potensi kuat maju pada Pilgub Kalteng adalah anggota DPR RI periode 2019-2024, Ary Egahni Ben Bahat. Srikandi Partai NasDem ini memiliki konstituen dan pendukung yang militan. Pemilik nomor urut 3 pada pemilihan legislatif (pileg) 2019 lalu itu lolos ke Senayan dengan perolehan 77.402 suara. Kini nama istri Bupati Kapuas dua periode Ben Brahim S Bahat ini, dinilai punya peluang besar untuk maju sebagai kandidat cagub maupun cawagub.

 

Nama kelima yang tak kalah pamornya adalah Hj Yustina Ismiati Ujang Iskandar. Anggota DPD RI periode 2019-2024 itu juga digadang-gadang masuk bursa pilgub mendatang. Istri mantan Bupati Kobar H Ujang Iskandar ini memiliki kans untuk berkontestasi pada pesta demokrasi 2024 mendatang. Mantan Wakil Ketua DPRD Kalteng ini lolos ke Senayan setelah meraup 89.548 suara sah.

 

Figur keenam yang juga diprediksi bakal masuk bursa Pilgub Kalteng adalah Pudjirustaty Narang. Bupati Pulang Pisau (Pulpis) ini merupakan kader senior PDI Perjuangan. Dia menjabat bupati menggantikan H Edy Pratowo yang terpilih sebagai wakil gubernur mendampingi H Sugianto Sabran. Selain mengemban amanah sebagai bupati hingga 2023 mendatang, Pudjirustaty Narang juga menjadi nakhoda DPC PDIP Pulpis. Dengan segudang pengalaman yang dimilikinya, Pudjirustaty disebut-sebut punya kans kuat untuk bertarung sebagai kandidat cagub maupun cawagub.

 

Lantas seperti apakah peluang figur perempuan dalam kontestasi politik 2024 mendatang? Berdasarkan kaca mata pengamat politik Dr Jhon Retei Alfri Sandi, sejauh ini Kalteng belum pernah dipimpin oleh figur perempuan, baik sebagai gubernur maupun wakil gubernur. Keenam figur yang namanya hangat diperbicarakan itu dinilai memiliki karier yang cemerlang, sehingga memiliki potensi untuk memimpin Kalteng.

 

“Selama ini Kalteng belum pernah dipimpin gubernur atau wagub perempuan. Pilkada masa kini cukup memberi peluang kepada perempuan untuk maju menjadi pemimpin. Nama-nama yang disebutkan tadi memiliki karier politik dan kiprah kepemimpinan, jadi relatif berpeluang,” ucap Jhon Retei, Jumat (4/11/2022).

Namun menurut Jhon, untuk bisa maju perlu ada kemauan elite politik, partai, dan dukungan publik. Wakil dekan FISIP UPR itu menilai bahwa kepemimpinan wanita umumnya lebih berhati-hati dan mengedepankan konsep pengemong. Karena pada dasarnya kaum wanita lebih lembut, sehingga lebih sejuk dalam memimpin.

 

Pendapat juga diutarakan mantan Ketua KPU Kalteng Prof Syar’i. Menurutnya sah-sah saja apabila keenam figur  perempuan yang disebutkan itu maju pada Pilkada Kalteng mendatang, karena memang memiliki pengalaman di lembaga legislatif maupun eksekutif. Namun hal itu akan bisa terjadi apabila figur bersangkutan memiliki partai pengusung, atau mempersiapkan diri untuk maju melalui jalur perseorangan. Syar’i yang juga merupakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah mengaku tidak banyak berinteraksi dengan keenam figur perempuan yang disebutkan tadi. Karena itu ia menilai potensi untuk maju berdasarkan latar belakang pengalaman.

Baca Juga :  Kapolres Pantau Langsung Arus Lalu Lintas

 

Dikatakannya, dari keenam nama figur perempuan itu, ada yang kurang eksis dibandingkan nama-nama figur laki-laki yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial. Hal ini dikarenakan kurangnya interaksi dengan berbagai pihak, seperti tokoh pemuda dan organisasi masyarakat. Bahkan ada figur yang dinilainya hanya lebih dikenal di daerah asal masing-masining.

“Apabila memang berpontesi, yang bersangkutan harus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, agar potensi dan kemampuan yang bersangkutan bisa disorot oleh masyarakat yang merupakan pemilih nantinya,” tuturnya.

Disinggung soal kelebihan kepemimpinan sosok perempuan, Syar’i mengatakan bahwa hal itu sangat tergantung pada figur masing-masing.

“Saya pikir kekurangan dan kelebihan bukan dilihat dari jenis kelamin, tapi bagaimana kemampuan figur itu dalam memimpin,” ucapnya.

Pandangan juga datang dari Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Dr Irwani. Menurutnya, walaupun nanti terjadi atau tidak pengusungan nama-nama figur itu, tapi keterwakilan perempuan di lembaga legislatif selama ini menggambarkan adanya kepercayaan yang tinggi terhadap figur perempuan untuk duduk di kursi legislatif maupun eksekutif. Sejauh ini kuota 30 persen untuk kursi parlemen hampir terpenuhi di setiap kabupaten/kota di Kalteng.

“Sehingga tidak dapat dimungkiri muncul nama-nama figur perempuan yang digadang-gadang maju sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur nanti, antusiasme itu terlihat melalui keterwakilan itu,” tutur Irwani.

Ia meyakini bahwa ada figure-figur perempuan di Kalteng yang berpotensi memimpin dan cukup populer di tengah masyarakat. Menurutnya, apabila figur-figur tersebut ingin memantapakan langkah ke depan, maka perlu membawa gagasan yang mendasar di bidang pendidikan, kesehatan, dan pembangunan.

“Figur yang ada itu harus bisa mengangkat gagasan yang saat ini menjadi pekerjaan rumah, seperti bidang pembangunan, kesehatan, dan pendidikan, karena itu adalah hal-hal mendasar untuk kemajuan Provinsi Kalteng,” ucap Irwani. (irj/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/