Sabtu, Mei 18, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Tradisi Maluput Hajat dan Mamalas Pusaka di Desa Tuwung

PALANGKA RAYA- Melihat lebih dekat upacara Maluput Hajat dan Pelas Pusaka Dayak di Desa Tawung Kabupaten Pulang Pisau. Ritual ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat desa terhadap Pasah Patahu sebagai penjaga kampung.

Pasah Patahu atau “Spirit House” adalah wujud fisik tempat bersemayamnya para roh suci atau malaikat sebagai kekuasaan Tuhan yang menjaga masyarakat Dayak, khususnya dalam kebudayaan Dayak Ngaju.

Sebagai ungkapan syukur, juga untuk menumbuhkembangkan rasa “handep hapakat” rasa gotong royong dan persatuan. Maka kita bersama akan melakukan ritual “maluput hajat” dan juga pelas pusaka.

Maluput Hajat sendiri dijelaskan oleh mantir adat  yang bernama Hitler, menjelaskan bahwa ritual ini dilaksanakan apabila ada masyarakat yang memiliki hajat. Dimana ia akan menggelar acara tersebut untuk meminta sebuah harapan agar bisa tercapai kepada para leluhur.

Baca Juga :  Laporan Pertanggungjawaban APBD Merupakan Proses Akhir

“Ia memiliki hajat yang kali ini saudara cakra Wirabanggan dan Bete S Nayan,  maka saat ini ia akan meluput hajatnya tersebut,” tegas Hitler, Sabtu (8/4).

Selain maluput hajat, upacara adat ini juga dibarengi dengan pelas pusaka Dayak. Upacara ini yang dilakukan menurut adat tersebut bertujuan untuk membersihkan secara spiritual puluhan senjata pusaka khas Dayak seperti Mandau salah satunya.

“Benda pusaka ini sebagian besar dimiliki oleh orang memiliki hajat pada kali ini. Dan roh leluhur yang akan membersihkan itu,” tegas Hitler.

Dimana yang memiliki hajat akan mempersiapkan bahan upacara adat tersebut, mulai Ayam jantan, Babi, dan beberapa bahan lainnya. Hal ini diperlukan sebagai alat persembagan kepada para leluhur melalui pasah patahu.Rangkaian mulai dari persiapan, pemotongan hewan persembahan dan persembahan.

Baca Juga :  Tingkatkan Sarana Prasarana Kesehatan

Damang Adat Kahayan Tengah Andrean mengaku senang melihat masyarakat desa tuwung masih kental dengan kearifan lokalnya. Di mana ia berharap budaya ini akan terus bertahan hingga tua nanti.

“Masyarakat disini antusias untuk berbondong-bondong untuk meramaikan budaya ini, dan semoga ini bisa bertaha hingga anak cucu kita nanti,” tegasnya.(irj/ram)

PALANGKA RAYA- Melihat lebih dekat upacara Maluput Hajat dan Pelas Pusaka Dayak di Desa Tawung Kabupaten Pulang Pisau. Ritual ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat desa terhadap Pasah Patahu sebagai penjaga kampung.

Pasah Patahu atau “Spirit House” adalah wujud fisik tempat bersemayamnya para roh suci atau malaikat sebagai kekuasaan Tuhan yang menjaga masyarakat Dayak, khususnya dalam kebudayaan Dayak Ngaju.

Sebagai ungkapan syukur, juga untuk menumbuhkembangkan rasa “handep hapakat” rasa gotong royong dan persatuan. Maka kita bersama akan melakukan ritual “maluput hajat” dan juga pelas pusaka.

Maluput Hajat sendiri dijelaskan oleh mantir adat  yang bernama Hitler, menjelaskan bahwa ritual ini dilaksanakan apabila ada masyarakat yang memiliki hajat. Dimana ia akan menggelar acara tersebut untuk meminta sebuah harapan agar bisa tercapai kepada para leluhur.

Baca Juga :  Laporan Pertanggungjawaban APBD Merupakan Proses Akhir

“Ia memiliki hajat yang kali ini saudara cakra Wirabanggan dan Bete S Nayan,  maka saat ini ia akan meluput hajatnya tersebut,” tegas Hitler, Sabtu (8/4).

Selain maluput hajat, upacara adat ini juga dibarengi dengan pelas pusaka Dayak. Upacara ini yang dilakukan menurut adat tersebut bertujuan untuk membersihkan secara spiritual puluhan senjata pusaka khas Dayak seperti Mandau salah satunya.

“Benda pusaka ini sebagian besar dimiliki oleh orang memiliki hajat pada kali ini. Dan roh leluhur yang akan membersihkan itu,” tegas Hitler.

Dimana yang memiliki hajat akan mempersiapkan bahan upacara adat tersebut, mulai Ayam jantan, Babi, dan beberapa bahan lainnya. Hal ini diperlukan sebagai alat persembagan kepada para leluhur melalui pasah patahu.Rangkaian mulai dari persiapan, pemotongan hewan persembahan dan persembahan.

Baca Juga :  Tingkatkan Sarana Prasarana Kesehatan

Damang Adat Kahayan Tengah Andrean mengaku senang melihat masyarakat desa tuwung masih kental dengan kearifan lokalnya. Di mana ia berharap budaya ini akan terus bertahan hingga tua nanti.

“Masyarakat disini antusias untuk berbondong-bondong untuk meramaikan budaya ini, dan semoga ini bisa bertaha hingga anak cucu kita nanti,” tegasnya.(irj/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/