Rabu, Mei 15, 2024
29.5 C
Palangkaraya

Tiga Kali Pindah Cabang Lomba, Tahun Ini Tembus Tingkat Nasional

Bripda Muhammad Dzikri Mewakili Kalteng ke MTQH XXIX

Nama Muhammad Dzikri Aulia menyedot perhatian selama perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadist (MTQH) XXX tingkat Provinsi Kalteng. Personel Polda Kalteng berpangkat Bripda itu sukses menjadi yang terbaik pada cabang lomba Hifzh Al-Qur’an. Dengan hasil itu, ia berhak mewakili Kalteng ke tingkat nasional.

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

KEPUTUSAN Muhammad Dzikri Aulia untuk berpindah cabang lomba pada MTQH XXX tahun 2022 ini sudah tepat. Bagaimana tidak? Pemuda 18 tahun tersebut berhasil menyabet gelar juara pertama pada cabang lomba yang dipilihnya, yakni cabang Hifzh Al-Qur’an kategori lima juz. Seperti diketahui, pada ajang yang sama pada edisi sebelumnya, personel Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Kalteng ikut pada cabang tartil dan Hifzh Al-Qur’an satu juz.

Kepada Kalteng Pos, Bripda Dzikri menceritakan pengalamannya mengikuti MTQ pada tahun-tahun sebelumnya. DImulai pada 2016 lalu. Kalai itu ia mengikuti cabang lomba tartil. Dzikri mengaku sejak ikut MTQ 2016 sampai sekarang, sudah tiga kali berpindah cabang lomba.

“Dari cabang tartil, kemudian tahfidz satu juz, dan sekarang tahfidz lima juz. Biasanya cuman sampai provinsi. Baru kali ini jebol (mewakili Kalteng ke nasional),” ujar Bripda Dzikri. 

Pemuda yang akrab disapa Dzikri itu telah bergabung menjadi anggota Polri melalui jalur prestasi tahfidz Al-Qur’an, usai lulus dari Madrasah Aliyah (MA) Raudhatul Jannah Palangka Raya tahun 2021 lalu. 

“Mungkin sudah rezekinya di sini Bang,” ucap pemuda yang sudah setengah tahun menjadi anggota Polri itu.

Baca Juga :  Putra-Putri Kebudayaan Nusantara: Membawa Filosofi Huma Betang sebagai Perekat Persaudaraan

Dzikri mengatakan, dalam mengikuti MTQ & Hadits kali ini, yang mana ia telah menyandang status sebagai anggota kepolisian, proses persiapan didukung penuh oleh institusi. “Alhamdulilah institusi mendukung saya untuk mengikuti perlombaan ini,” ujarnya.

Wujud dukungan dari institusi berupa pemberian waktu khusus kepadanya untuk berlatih di tengah kesibukan menjalankan tugas kepolisian. 

“Waktu yang diberikan memang tidak terlalu lama, tapi cukuplah untuk mematangkan persiapan, kurang lebih lima hari diberikan waktu khusus oleh satuan,” kata pemuda perwakilan Kota Palangka Raya itu. 

Rekan-rekan Polri satu direktorat dengan Bripda Dzikri merasa bangga atas hasil yang diraihnya kali ini dan memberi dukungan penuh kepadanya untuk perlombaan di tingkat nasional. 

“Mereka sangat bangga dan memberikan doa dan dukungan untuk saya ke tingkat selanjutnya,” ungkapnya. 

Dzikri mengaku tidak terlalu mengalami kesulitan mempersiapkan diri. Pasalnya, pemuda kelahiran tahun 2003 itu telah menamatkan setoran hafalan Al-Qur’an 30 juz sejak kelas satu MA. 

“Tidak ada kendala yang berarti dalam tahap persiapan sebelum hari H. Saya melakukan persiapan hanya dengan mengulang-ulang kembali agar lebih matang saja. Saya sudah cukup lama ikut MTQ, dari tahun 2016, itu pengalaman yang cukup bagi saya,” tuturnya. 

Hafiz (sebutan untuk penghafal Al-Qur’an) itu memang lahir dari keluarga yang dekat dengan Al-Qur’an. Almarhum ayahnya merupakan seorang yang juga hafidz dan pengajar tahfidz Qur’an di sebuah pondok pesantren. Sejak kecil, Dzikri mengaku sudah diajarkan untuk dekat dengan Al-Qur’an. Hal itulah yang membuatnya dapat menghabiskan hafalan Al-Qur’annya pada usia remaja. 

Baca Juga :  Pagelaran Seni Senandung Irama di Bumi Pancasila Meriah

“Bapak mengajar tahfidz di pondok, tapi sudah meninggal 1,5 tahun yang lalu. Beliau juga penghafal Al-Qur’an. Ibu sebagai IRT. Dari kecil saya sudah diajarkan Al-Qur’an, sampai selesai menghafal Al-Qur’an saat kelas satu MA. Alhamdulillah waktu itu bisa selesai setoran 30 juz,” bebernya. 

Dalam MTQH tahun ini, Dzikri menargetkan untuk mengikuti cabang hafalan lima juz, karena usianya belum memenuhi syarat untuk mengikuti cabang yang lebih tinggi, yaitu hafalan 10 juz. Ia mengaku mengikuti cabang hafalan lima juz tahun ini karena merasa tertantang dengan peningkatan kesulitan. Ia juga menargetkan mengikuti cabang lomba hafalan 10 juz pada MTQ berikutnya.

“Supaya makin meningkat tiap tahunnya, itulah yang membuat saya jadi semangat untuk mengulang hafalan lagi,” ucap pemuda yang sudah 12 tahun tinggal di Kota Palangka Raya itu.

Dzikri berharap MTQH ke depannya dapat menghasilkan qari, qariah, hafiz, dan hafizah yang hebat. Ia juga memberikan pesan serta motivasi kepada orang lain yang juga sedang dalam proses menghafal Al-Qur’an. 

“Ini memberi motivasi kepada anak anak yang sedang menghafal Al-Qur’an maupun belajar ilmu agama, bahwa Al-Qur’an itu luar biasa bagi kita untuk di dunia, apalagi di akhirat kelak. Semoga ke depannya MTQ dapat menghasilkan qari, qariah, hafiz, Hafizah yang hebat,” ucap pemuda yang berulang tahun tiap tanggal 30 Agustus. (*/ce/ala/ko)

Bripda Muhammad Dzikri Mewakili Kalteng ke MTQH XXIX

Nama Muhammad Dzikri Aulia menyedot perhatian selama perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadist (MTQH) XXX tingkat Provinsi Kalteng. Personel Polda Kalteng berpangkat Bripda itu sukses menjadi yang terbaik pada cabang lomba Hifzh Al-Qur’an. Dengan hasil itu, ia berhak mewakili Kalteng ke tingkat nasional.

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

KEPUTUSAN Muhammad Dzikri Aulia untuk berpindah cabang lomba pada MTQH XXX tahun 2022 ini sudah tepat. Bagaimana tidak? Pemuda 18 tahun tersebut berhasil menyabet gelar juara pertama pada cabang lomba yang dipilihnya, yakni cabang Hifzh Al-Qur’an kategori lima juz. Seperti diketahui, pada ajang yang sama pada edisi sebelumnya, personel Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Kalteng ikut pada cabang tartil dan Hifzh Al-Qur’an satu juz.

Kepada Kalteng Pos, Bripda Dzikri menceritakan pengalamannya mengikuti MTQ pada tahun-tahun sebelumnya. DImulai pada 2016 lalu. Kalai itu ia mengikuti cabang lomba tartil. Dzikri mengaku sejak ikut MTQ 2016 sampai sekarang, sudah tiga kali berpindah cabang lomba.

“Dari cabang tartil, kemudian tahfidz satu juz, dan sekarang tahfidz lima juz. Biasanya cuman sampai provinsi. Baru kali ini jebol (mewakili Kalteng ke nasional),” ujar Bripda Dzikri. 

Pemuda yang akrab disapa Dzikri itu telah bergabung menjadi anggota Polri melalui jalur prestasi tahfidz Al-Qur’an, usai lulus dari Madrasah Aliyah (MA) Raudhatul Jannah Palangka Raya tahun 2021 lalu. 

“Mungkin sudah rezekinya di sini Bang,” ucap pemuda yang sudah setengah tahun menjadi anggota Polri itu.

Baca Juga :  Putra-Putri Kebudayaan Nusantara: Membawa Filosofi Huma Betang sebagai Perekat Persaudaraan

Dzikri mengatakan, dalam mengikuti MTQ & Hadits kali ini, yang mana ia telah menyandang status sebagai anggota kepolisian, proses persiapan didukung penuh oleh institusi. “Alhamdulilah institusi mendukung saya untuk mengikuti perlombaan ini,” ujarnya.

Wujud dukungan dari institusi berupa pemberian waktu khusus kepadanya untuk berlatih di tengah kesibukan menjalankan tugas kepolisian. 

“Waktu yang diberikan memang tidak terlalu lama, tapi cukuplah untuk mematangkan persiapan, kurang lebih lima hari diberikan waktu khusus oleh satuan,” kata pemuda perwakilan Kota Palangka Raya itu. 

Rekan-rekan Polri satu direktorat dengan Bripda Dzikri merasa bangga atas hasil yang diraihnya kali ini dan memberi dukungan penuh kepadanya untuk perlombaan di tingkat nasional. 

“Mereka sangat bangga dan memberikan doa dan dukungan untuk saya ke tingkat selanjutnya,” ungkapnya. 

Dzikri mengaku tidak terlalu mengalami kesulitan mempersiapkan diri. Pasalnya, pemuda kelahiran tahun 2003 itu telah menamatkan setoran hafalan Al-Qur’an 30 juz sejak kelas satu MA. 

“Tidak ada kendala yang berarti dalam tahap persiapan sebelum hari H. Saya melakukan persiapan hanya dengan mengulang-ulang kembali agar lebih matang saja. Saya sudah cukup lama ikut MTQ, dari tahun 2016, itu pengalaman yang cukup bagi saya,” tuturnya. 

Hafiz (sebutan untuk penghafal Al-Qur’an) itu memang lahir dari keluarga yang dekat dengan Al-Qur’an. Almarhum ayahnya merupakan seorang yang juga hafidz dan pengajar tahfidz Qur’an di sebuah pondok pesantren. Sejak kecil, Dzikri mengaku sudah diajarkan untuk dekat dengan Al-Qur’an. Hal itulah yang membuatnya dapat menghabiskan hafalan Al-Qur’annya pada usia remaja. 

Baca Juga :  Pagelaran Seni Senandung Irama di Bumi Pancasila Meriah

“Bapak mengajar tahfidz di pondok, tapi sudah meninggal 1,5 tahun yang lalu. Beliau juga penghafal Al-Qur’an. Ibu sebagai IRT. Dari kecil saya sudah diajarkan Al-Qur’an, sampai selesai menghafal Al-Qur’an saat kelas satu MA. Alhamdulillah waktu itu bisa selesai setoran 30 juz,” bebernya. 

Dalam MTQH tahun ini, Dzikri menargetkan untuk mengikuti cabang hafalan lima juz, karena usianya belum memenuhi syarat untuk mengikuti cabang yang lebih tinggi, yaitu hafalan 10 juz. Ia mengaku mengikuti cabang hafalan lima juz tahun ini karena merasa tertantang dengan peningkatan kesulitan. Ia juga menargetkan mengikuti cabang lomba hafalan 10 juz pada MTQ berikutnya.

“Supaya makin meningkat tiap tahunnya, itulah yang membuat saya jadi semangat untuk mengulang hafalan lagi,” ucap pemuda yang sudah 12 tahun tinggal di Kota Palangka Raya itu.

Dzikri berharap MTQH ke depannya dapat menghasilkan qari, qariah, hafiz, dan hafizah yang hebat. Ia juga memberikan pesan serta motivasi kepada orang lain yang juga sedang dalam proses menghafal Al-Qur’an. 

“Ini memberi motivasi kepada anak anak yang sedang menghafal Al-Qur’an maupun belajar ilmu agama, bahwa Al-Qur’an itu luar biasa bagi kita untuk di dunia, apalagi di akhirat kelak. Semoga ke depannya MTQ dapat menghasilkan qari, qariah, hafiz, Hafizah yang hebat,” ucap pemuda yang berulang tahun tiap tanggal 30 Agustus. (*/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/