Minggu, Mei 19, 2024
33 C
Palangkaraya

Mengikuti Jejak Langkah Penanaman Pohon di TNS

90 Ribu Lebih Bibit Pohon Ditanam di TN Sebangau

Satu juta bibit pohon ditargetkan akan ditanam di Taman Nasional Sebangau (TNS). Gerakan itu diresmikan pada momen Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN), awal Agustus lalu. Lantas, bagaimana perkembangan saat ini? Berikut tulisannya.

AGUS PRAMONO, Palangka Raya

BIBIT pohon belangeran dan pulai berjejer rapi di depan bangunan kayu yang didirikan di tengah hamparan tanah gambut. Bibit pohon endemik Kalimantan itu umurnya sekitar empat sampai enam bulan. Sudah siap ditanam.

Lokasi yang dijadikan target penanaman saat itu yakni di area TNS, Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya. Dari bibir Jalan Tjilik Riwut Km 53, harus berjalan kaki sekitar 800 meter untuk bisa sampai ke bangunan kayu yang dijadikan tempat melepas lelah bagi pekerja yang menanam pohon.

Ada dua kelompok yang bekerja. Kelompok pertama dipimpin Pak Tomo, sedangkan kelompok kedua dikomandoi Pak Moko. Masing-masing memimpin lima orang.

Ketika saya (penulis) ke sana, mereka sedang beristirahat. Ada yang kena jatah piket. Piket masak. Dua orang berada di sisi kiri bangunan. Ada dua kompor di situ. Satu kompor digunakan untuk menanak nasi, sementara satunya lagi dipakai untuk menggoreng ikan asin dan terung. Aromanya bikin lapar.

Setelah matang, mereka menikmatinya bersama-sama. Terasa makin nikmat dengan adanya sambal sisa sarapan pagi yang masih tersisa di cobek. “Begini saja wes (sudah, red) uenaak mas,” celetuk mereka sembari menyantap dengan lahapnya. Kemudian beristirahat sejenak sambil menikmati sebatang rokok.

Selepas itu, Imam dan Dedi beranjak menuju lokasi bibit pohon ditempatkan. Imam mengambil sepeda motor bebek yang sudah dilengkapi keranjang. Dua tangan Dedi sudah bersiap memindahkan bibit pohon yang dibungkus polybag itu ke keranjang untuk dibawa ke lokasi penanaman.

Baca Juga :  Aktifkan Posyandu, Gali Informasi Kebutuhan Gizi

Jarak dari bangunan ke lokasi penanaman sekitar 200 meter. Roda sepeda motor dipaksa melintasi jalan setapak berkontur gambut. Sesekali amblas. Saya yang memilih berjalan kaki, mau tak mau membantu mengeluarkan roda yang terjebak itu.

Setelah sampai di lokasi penanaman, Imam dan Dedi berjalan kaki di tengah rawa gambut sisa pembalakan liar medio tahun 90-an dan kebakaran lahan 2015 lalu, menuju pondok singgah. Kemudian satu demi satu bibit pohon ditanam. Jarak antarbibit pohon sekitar empat langkah kaki orang dewasa.

“Kami, dalam satu atau dua hari, biasanya bisa menanam sampai seribu bibit pohon,” ucap Dedi.

Secara administratif TNS masuk wilayah Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangka Raya. TNS berbatasan dengan delapan kecamatan. Yaitu Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya, dan Kecamatan Bukit Batu di Kota Palangka Raya. Lalu Kecamatan Sebangau Kuala di Kabupaten Pulang Pisau. Di Kabupaten Katingan, berbatasan dengan Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Kamipang, Kecamatan Mendawai, dan Kecamatan Katingan Kuala. TNS merupakan satu-satunya taman nasional di Indonesia yang lebih dari 90 persen wilayahnya merupakan ekosistem gambut.

TNS memiliki luas 568.700 hektare. Dibagi dalam beberapa zona. Meliputi zona inti dengan luas sekitar 152.586 hektare, zona rimba seluas 250.149 hektare, zona pemanfaatan seluas 12.400,44 hektare, zona tradisional seluas 28.113 hektare, zona rehabilitasi seluas 43.945 hektare, zona religi, budaya dan sejarah seluas 875 hektare, dan zona khusus seluas 49.055 hektare.

Baca Juga :  Usai Makan Korban Jiwa, Pohon Rawan Tumbang Dirobohkan

Kepala Balai TNS Andi M Khadafi menyampaikan, saat ini penanaman masih terus dilakukan. Lokasi penanaman masih di area Kecamatan Bukit Batu. Sejauh ini sudah tertanam 51.950 bibit pohon pada lahan seluas 46,75 hektare. Tahap dua penanaman akan dilakukan pada lahan seluas 30 hektare, dengan jumlah bibit pohon sebanyak 41.374 batang.

Bibit-bibit pojon yang ditanam itu merupakan bibit dari BPDASHL Kahayan, dirawat di Nursery Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia yang ada di Habaring Hurung. Ada pula bibit-bibit pohon yang diserahkan masyarakat. “Target penanaman adalah satu juta bibit pohon,” beber Andi, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Daniel Refly Katopo selaku Manajer Habitat Restorasi BNF Indonesia yang turut memantau proses penananaman menyampaikan, pihaknya selaku mitra TNS sangat mendukung proses penghijauan kembali di area TNS. Untuk itu pihaknya menggandeng Masyarakat Peduli Api dan warga sekitar untuk terlibat dalam proses penanaman bibit pohon. Terdapat 84 hektare luas lahan yang menjadi target penanaman tahap pertama dan kedua. Jenis bibit yang ditanam adalah pohon belangeran, pulai, dan jelutung. Sebanyak 41.374 batang masih dalam proses penanaman.

“BNF Indonesia selalu mendukung penuh gerakan penghijauan di TNS. Kami punya komitmen untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan,” ungkapnya kepada Kalteng Pos. (ce/ram)

Perkembangan penanaman:

Lokasi Jalan Tjilik Riwut Km 53  
Luas Lahan 84 hektare  
Jarak Tanam 3×3 meter  
Jumlah Bibit per Hektare 1.111 batang  
Bibit Ditanam (proses berjalan) 93.324 batang  
Stok Penyulaman (10%) 9,332 batang  

 

Satu juta bibit pohon ditargetkan akan ditanam di Taman Nasional Sebangau (TNS). Gerakan itu diresmikan pada momen Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN), awal Agustus lalu. Lantas, bagaimana perkembangan saat ini? Berikut tulisannya.

AGUS PRAMONO, Palangka Raya

BIBIT pohon belangeran dan pulai berjejer rapi di depan bangunan kayu yang didirikan di tengah hamparan tanah gambut. Bibit pohon endemik Kalimantan itu umurnya sekitar empat sampai enam bulan. Sudah siap ditanam.

Lokasi yang dijadikan target penanaman saat itu yakni di area TNS, Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya. Dari bibir Jalan Tjilik Riwut Km 53, harus berjalan kaki sekitar 800 meter untuk bisa sampai ke bangunan kayu yang dijadikan tempat melepas lelah bagi pekerja yang menanam pohon.

Ada dua kelompok yang bekerja. Kelompok pertama dipimpin Pak Tomo, sedangkan kelompok kedua dikomandoi Pak Moko. Masing-masing memimpin lima orang.

Ketika saya (penulis) ke sana, mereka sedang beristirahat. Ada yang kena jatah piket. Piket masak. Dua orang berada di sisi kiri bangunan. Ada dua kompor di situ. Satu kompor digunakan untuk menanak nasi, sementara satunya lagi dipakai untuk menggoreng ikan asin dan terung. Aromanya bikin lapar.

Setelah matang, mereka menikmatinya bersama-sama. Terasa makin nikmat dengan adanya sambal sisa sarapan pagi yang masih tersisa di cobek. “Begini saja wes (sudah, red) uenaak mas,” celetuk mereka sembari menyantap dengan lahapnya. Kemudian beristirahat sejenak sambil menikmati sebatang rokok.

Selepas itu, Imam dan Dedi beranjak menuju lokasi bibit pohon ditempatkan. Imam mengambil sepeda motor bebek yang sudah dilengkapi keranjang. Dua tangan Dedi sudah bersiap memindahkan bibit pohon yang dibungkus polybag itu ke keranjang untuk dibawa ke lokasi penanaman.

Baca Juga :  Aktifkan Posyandu, Gali Informasi Kebutuhan Gizi

Jarak dari bangunan ke lokasi penanaman sekitar 200 meter. Roda sepeda motor dipaksa melintasi jalan setapak berkontur gambut. Sesekali amblas. Saya yang memilih berjalan kaki, mau tak mau membantu mengeluarkan roda yang terjebak itu.

Setelah sampai di lokasi penanaman, Imam dan Dedi berjalan kaki di tengah rawa gambut sisa pembalakan liar medio tahun 90-an dan kebakaran lahan 2015 lalu, menuju pondok singgah. Kemudian satu demi satu bibit pohon ditanam. Jarak antarbibit pohon sekitar empat langkah kaki orang dewasa.

“Kami, dalam satu atau dua hari, biasanya bisa menanam sampai seribu bibit pohon,” ucap Dedi.

Secara administratif TNS masuk wilayah Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangka Raya. TNS berbatasan dengan delapan kecamatan. Yaitu Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya, dan Kecamatan Bukit Batu di Kota Palangka Raya. Lalu Kecamatan Sebangau Kuala di Kabupaten Pulang Pisau. Di Kabupaten Katingan, berbatasan dengan Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Kamipang, Kecamatan Mendawai, dan Kecamatan Katingan Kuala. TNS merupakan satu-satunya taman nasional di Indonesia yang lebih dari 90 persen wilayahnya merupakan ekosistem gambut.

TNS memiliki luas 568.700 hektare. Dibagi dalam beberapa zona. Meliputi zona inti dengan luas sekitar 152.586 hektare, zona rimba seluas 250.149 hektare, zona pemanfaatan seluas 12.400,44 hektare, zona tradisional seluas 28.113 hektare, zona rehabilitasi seluas 43.945 hektare, zona religi, budaya dan sejarah seluas 875 hektare, dan zona khusus seluas 49.055 hektare.

Baca Juga :  Usai Makan Korban Jiwa, Pohon Rawan Tumbang Dirobohkan

Kepala Balai TNS Andi M Khadafi menyampaikan, saat ini penanaman masih terus dilakukan. Lokasi penanaman masih di area Kecamatan Bukit Batu. Sejauh ini sudah tertanam 51.950 bibit pohon pada lahan seluas 46,75 hektare. Tahap dua penanaman akan dilakukan pada lahan seluas 30 hektare, dengan jumlah bibit pohon sebanyak 41.374 batang.

Bibit-bibit pojon yang ditanam itu merupakan bibit dari BPDASHL Kahayan, dirawat di Nursery Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia yang ada di Habaring Hurung. Ada pula bibit-bibit pohon yang diserahkan masyarakat. “Target penanaman adalah satu juta bibit pohon,” beber Andi, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Daniel Refly Katopo selaku Manajer Habitat Restorasi BNF Indonesia yang turut memantau proses penananaman menyampaikan, pihaknya selaku mitra TNS sangat mendukung proses penghijauan kembali di area TNS. Untuk itu pihaknya menggandeng Masyarakat Peduli Api dan warga sekitar untuk terlibat dalam proses penanaman bibit pohon. Terdapat 84 hektare luas lahan yang menjadi target penanaman tahap pertama dan kedua. Jenis bibit yang ditanam adalah pohon belangeran, pulai, dan jelutung. Sebanyak 41.374 batang masih dalam proses penanaman.

“BNF Indonesia selalu mendukung penuh gerakan penghijauan di TNS. Kami punya komitmen untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan,” ungkapnya kepada Kalteng Pos. (ce/ram)

Perkembangan penanaman:

Lokasi Jalan Tjilik Riwut Km 53  
Luas Lahan 84 hektare  
Jarak Tanam 3×3 meter  
Jumlah Bibit per Hektare 1.111 batang  
Bibit Ditanam (proses berjalan) 93.324 batang  
Stok Penyulaman (10%) 9,332 batang  

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/