Kamis, Mei 16, 2024
25 C
Palangkaraya

Melihat Kiprah Pasukan Amal Shaleh Palangka Raya

Konsisten Jembatani Orang untuk Beramal, Sebulan Salurkan 3-5 Ton Beras

Pasukan Amal Shaleh (Paskas) terus menebar kebaikan di Kota Palangka Raya. Tiap bulan Paskas konsisten menyalurkan beras kepada pondok pesantren, pondok tahfidz, dan panti asuhan. Aksi berbagi kepada golongan yang membutuhkan tersebut telah dimulai sejak Juni 2021 lalu.

 

IRPAN JURAYZ, Palangka Raya

 

PASKAS merupakan komunitas yang bergerak untuk saling merangkul dan berbagi dengan sesama. Di Palangka Raya, gerakan ini sudah berlangsung sejak Juni 2021 dan membagikan tiga sampai lima ton beras tiap bulannya.

Wakil Komandan Muhammad Azhar menjelaskan bahwa yang dibagikan pihaknya kepada sesama yang membutuhkan adalah beras sumbangan relawan yang mereka sebut sebagai orang tua asuh. Kenapa demikian? Menurut Azhar, karena layaknya orang tua yang memberikan atau mengasuh anak kandungnya.

“Beras tersebut kami salurkan ke pondok pesantren, pondok tahfidz, maupun panti asuhan, beras itu kami dapatkan dari sumbangan orang tua asuh dengan link yang kami sebarkan melalui media WhatsApp,” ungkap Azhar sembari memperlihatkan foto-foto kegiatan di Sekretariat Paskas, Selasa (9/5).

Paskas merupakan kelompok yang beranggotakan orang-orang muda. Sejauh ini beranggotakan 50 orang lebih dan dipimpin oleh satu orang yang disebut komandan. Saat ini Rohansyah diamanahi tugas sebagai Komandan Paskas Palangka Raya.

“Dengan memiliki niat baik untuk bahu-membahu beramal sholeh, dengan menjadi jembatan amal sholeh para orang baik dalam mengantarkan amanah terbaik untuk orang baik. Kegiatan yang berpeluang menumbuhkan amal sholeh itu yang kami jalankan. Di Palangka Raya ini, kami memiliki peluang dengan berbagi beras kepada sesama,” tutur Azhar.

Baca Juga :  Peduli Terhadap Sesama

Walaupun Paskas Palangka Raya memiliki banyak anggota, tetapi Azhar mengaku masih membutuhkan lebih banyak personel, karena dalam penyaluran bantuan, tak sedikit anggota yang tidak bisa ikut bergabung karena sesuatu halangan.

“Kegiatan penyaluran beras Paskas Palangka Raya telah memasuki periode ke-23 atau telah menyalurkan sebanyak 22 kali, penyaluran ini dilakukan tiap bulan,” bebernya.

Donasi yang dikumpulkan Paskas, digunakan untuk membeli beras. Pembelian dilakukan langsung ke pusat, dengan harga beras medium Rp13.500 per kilogram. Sudah menjadi program kelompok bahwa penyaluran bantuan dalam bentuk beras. Meski demikian, pihaknya juga menerima sumbangan selain beras.

“Dalam penyaluran kami membuat dokumentasi yang melibatkan pengurus yang menerima bantuan, itu agar pihak donatur bisa mengetahui bahwa bantuan telah disalurkan,” tegasnya.

Saat ini pihaknya fokus menyalurkan bantuan di wilayah Palangka Raya. Pihaknya juga melakukan penyaluran bantuan sebagai bentuk tanggap bencana, yang mana bantuan disalurkan untuk membantu para korban bencana, seperti kebakaran, banjir, maupun korban musibah lainnya.

Baca Juga :  Bakti Sosial Donor Darah untuk Masyarakat

Dijelaskan Azhar, anggota Paskas memiliki ciri khas selalu menggunakan pakaian serbahitam. Penggunaan pakaian serbahitam menandakan bahwa semua makhluk pendosa pernah berbuat salah, tetapi siap bertobat dan memperbaiki diri.

“Siapa pun boleh menjadi anggota Paskas, bisa dari berbagai latar belakang, baik yang tua, muda, yang berlatar belakang profesional, pengusaha, dosen, mahasiswa, buruh, pelajar atau bahkan yang belum memiliki pekerjaan, semua bisa menjadi anggota Paskas, karena organisasi ini melaksanakan kegiatan amal membantu sesama yang memerlukan,” ajaknya.

Gerakan ini punya induk di Pontianak. Gerakan infak beras ini pertama kali dirintis oleh Ustaz Luqmanulhakim pada 2012 lalu.

“Gerakan berawal saat beliau (Ustaz Luqmanulhakim, red) melihat kondisi beras santri di salah satu pondok yatim dan penghafal Qur’an yang berkutu, kotor, pecah-pecah, dan sering kurang untuk memenuhi kebutuhan makan para santri disana. Selanjutnya Ustaz Luqmanulhakim menjembatani orang-orang yang mampu untuk membatu pondok-pondok pesantren yang membutuhkan khususnya beras, hingga sekarang jumlahnya mencapai 60 pondok tiap bulan,” bebernya.

Gerakan ini sudah menyebar di beberapa kota. Salah satunya di Kota Bandung, yang tiap bulannya menyalurkan beras hingga 70 ton. Azhar juga menjelaskan bahwa tiap tahun akan dilaksanakan donasi akbar dengan mengumpulkan para anggota Paskas se-Indonesia. (*/ce/ala)

Pasukan Amal Shaleh (Paskas) terus menebar kebaikan di Kota Palangka Raya. Tiap bulan Paskas konsisten menyalurkan beras kepada pondok pesantren, pondok tahfidz, dan panti asuhan. Aksi berbagi kepada golongan yang membutuhkan tersebut telah dimulai sejak Juni 2021 lalu.

 

IRPAN JURAYZ, Palangka Raya

 

PASKAS merupakan komunitas yang bergerak untuk saling merangkul dan berbagi dengan sesama. Di Palangka Raya, gerakan ini sudah berlangsung sejak Juni 2021 dan membagikan tiga sampai lima ton beras tiap bulannya.

Wakil Komandan Muhammad Azhar menjelaskan bahwa yang dibagikan pihaknya kepada sesama yang membutuhkan adalah beras sumbangan relawan yang mereka sebut sebagai orang tua asuh. Kenapa demikian? Menurut Azhar, karena layaknya orang tua yang memberikan atau mengasuh anak kandungnya.

“Beras tersebut kami salurkan ke pondok pesantren, pondok tahfidz, maupun panti asuhan, beras itu kami dapatkan dari sumbangan orang tua asuh dengan link yang kami sebarkan melalui media WhatsApp,” ungkap Azhar sembari memperlihatkan foto-foto kegiatan di Sekretariat Paskas, Selasa (9/5).

Paskas merupakan kelompok yang beranggotakan orang-orang muda. Sejauh ini beranggotakan 50 orang lebih dan dipimpin oleh satu orang yang disebut komandan. Saat ini Rohansyah diamanahi tugas sebagai Komandan Paskas Palangka Raya.

“Dengan memiliki niat baik untuk bahu-membahu beramal sholeh, dengan menjadi jembatan amal sholeh para orang baik dalam mengantarkan amanah terbaik untuk orang baik. Kegiatan yang berpeluang menumbuhkan amal sholeh itu yang kami jalankan. Di Palangka Raya ini, kami memiliki peluang dengan berbagi beras kepada sesama,” tutur Azhar.

Baca Juga :  Peduli Terhadap Sesama

Walaupun Paskas Palangka Raya memiliki banyak anggota, tetapi Azhar mengaku masih membutuhkan lebih banyak personel, karena dalam penyaluran bantuan, tak sedikit anggota yang tidak bisa ikut bergabung karena sesuatu halangan.

“Kegiatan penyaluran beras Paskas Palangka Raya telah memasuki periode ke-23 atau telah menyalurkan sebanyak 22 kali, penyaluran ini dilakukan tiap bulan,” bebernya.

Donasi yang dikumpulkan Paskas, digunakan untuk membeli beras. Pembelian dilakukan langsung ke pusat, dengan harga beras medium Rp13.500 per kilogram. Sudah menjadi program kelompok bahwa penyaluran bantuan dalam bentuk beras. Meski demikian, pihaknya juga menerima sumbangan selain beras.

“Dalam penyaluran kami membuat dokumentasi yang melibatkan pengurus yang menerima bantuan, itu agar pihak donatur bisa mengetahui bahwa bantuan telah disalurkan,” tegasnya.

Saat ini pihaknya fokus menyalurkan bantuan di wilayah Palangka Raya. Pihaknya juga melakukan penyaluran bantuan sebagai bentuk tanggap bencana, yang mana bantuan disalurkan untuk membantu para korban bencana, seperti kebakaran, banjir, maupun korban musibah lainnya.

Baca Juga :  Bakti Sosial Donor Darah untuk Masyarakat

Dijelaskan Azhar, anggota Paskas memiliki ciri khas selalu menggunakan pakaian serbahitam. Penggunaan pakaian serbahitam menandakan bahwa semua makhluk pendosa pernah berbuat salah, tetapi siap bertobat dan memperbaiki diri.

“Siapa pun boleh menjadi anggota Paskas, bisa dari berbagai latar belakang, baik yang tua, muda, yang berlatar belakang profesional, pengusaha, dosen, mahasiswa, buruh, pelajar atau bahkan yang belum memiliki pekerjaan, semua bisa menjadi anggota Paskas, karena organisasi ini melaksanakan kegiatan amal membantu sesama yang memerlukan,” ajaknya.

Gerakan ini punya induk di Pontianak. Gerakan infak beras ini pertama kali dirintis oleh Ustaz Luqmanulhakim pada 2012 lalu.

“Gerakan berawal saat beliau (Ustaz Luqmanulhakim, red) melihat kondisi beras santri di salah satu pondok yatim dan penghafal Qur’an yang berkutu, kotor, pecah-pecah, dan sering kurang untuk memenuhi kebutuhan makan para santri disana. Selanjutnya Ustaz Luqmanulhakim menjembatani orang-orang yang mampu untuk membatu pondok-pondok pesantren yang membutuhkan khususnya beras, hingga sekarang jumlahnya mencapai 60 pondok tiap bulan,” bebernya.

Gerakan ini sudah menyebar di beberapa kota. Salah satunya di Kota Bandung, yang tiap bulannya menyalurkan beras hingga 70 ton. Azhar juga menjelaskan bahwa tiap tahun akan dilaksanakan donasi akbar dengan mengumpulkan para anggota Paskas se-Indonesia. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/