Sabtu, Mei 18, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Matan Andau dan Kereng Bangkirai Dipadati Ribuan Pengunjung

Perayaan Imlek tahun ini bertepatan dengan libur akhir pekan. Momentum ini dimanfaatkan masyarakat Palangka Raya untuk mengunjungi objek-objek wisata bersama keluarga dan kerabat. Tempat wisata favorit dipenuhi wisatawan.

AKHMAD DHANI-AGUS JAYA, Palangka Raya

MENGISI waktu libur, warga Kota Cantik berbondong-bondong mendatangi tempat wisata di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu. Dari yang muda sampai yang tua. Mereka ingin menikmati waktu libur dalam rangka cuti bersama Imlek. Jumlah pengunjung mengalami peningkatan dari hari-hari biasa.

Salah satu destinasi wisata di Kelurahan Tangkiling yang digandrungi pengunjung adalah objek wisata Matan Andau. Lokasinya terletak di wilayah perbukitan. Persis pada ceruk perbukitan yang menjadi bagian dari kawasan perbukitan Bukit Tangkiling. Hanya dengan membayar tiket Rp20 ribu, pengunjung dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang tersedia di dalamnya. Kendati destinasi wisata tersebut terhitung masih baru, gaungnya sudah menyebar ke mana-mana.

Senin (23/1/2023) sekitar pukul 12.00 WIB, Kalteng Pos berkesempatan mengunjungi objek wisata tersebut. Ratusan orang memadati pintu loker. Suasana libur Imlek masih begitu terasa. Lampion jadi aksesori penghias utama bangunan-bangunan dalam kawasan wisata itu.

Puluhan mobil dan ratusan motor terparkir rapi di lokasi parkir yang letaknya dekat dengan gerbang masuk. Ada yang datang sekeluarga. Ada anak-anak muda dan orang dewasa. Memadati tempat pengambilan tiket.

Selain disuguhi dengan pemandangan taman di tengah hutan, pengunjung juga dibuat tak tahan untuk berswafoto. Ada banyak spot-spot foto yang “instagramable” di dalam kawasan wisata itu. Di antaranya rumah terbalik, patung burung tingang, frame bintang, serta banyak lagi lainnya. Para pengunjung tampak memadati rumah terbalik. Bergantian berfoto di berbagai sisi.

Saat hari libur tiba, jumlah pengunjung melonjak cukup tinggi dari hari-hari biasa. Hal itu diungkapkan General Manager Matan Andau, Lukmanudin. Setidaknya jumlah pengunjung meningkat 70 persen dibandingkan hari normal.

“Terakhir kemarin (Minggu (23/1/2023), ada 2.700 pengunjung yang datang, sementara pada hari-hari biasa rata-rata sekitar 500-an,” beber Lukmanudin kepada Kalteng Pos.

Dikatakannya, pengunjung paling banyak datang dari Kota Palangka Raya dan Kasongan. Namun ada juga yang datang dari provinsi tetangga, Kalsel.

Objek wisata yang satu ini memang baru dibuka 25 November 2022 lalu. Sejak diresmikan, ada banyak pengunjung yang datang. Tempat ini dibuka tiap hari, pukul 09.00 WIB-22.00 WIB. Pada hari-hari normal, tutur Lukman, pengunjung biasanya akan datang pada akhir pekan.

“Ramainya Sabtu dan Minggu atau pas Jumat sore, itu sudah mulai ramai,” ucap alumnus D3 Pariwisata Universitas Indonesia tahun 2002 itu.

Lukman menjelaskan, di objek wisata Matan Andau pihaknya menawarkan visi wisata refresh and recharge. Untuk mewujudkan visi refresh, pihaknya menyediakan tempat liburan dan tamasya yang memungkinkan pengunjung membawa keluarga untuk piknik dan berkemah. Juga ada beberapa resort yang pihaknya siapkan untuk pengunjung yang ingin bermalam, dengan tarif Rp375 ribu per malam. Ada rumah kerucut berbentuk boneka dengan harga sewa Rp550 ribu. Sementara untuk rumah himba yang bentuknya agak lebar disewa Rp400 ribu per malam.

Baca Juga :  Dishub Lakukan Pengawasan Kapal Susur Sungai

“Ada berbagai bentuk tenda yang kami tawarkan agar wisatawan yang membawa serta keluarga bisa menikmati libur dan istirahat sejenak,” ucap pria asal Yogyakarta itu.

Selain itu ada aula untuk mengadakan pertemuan dan resto bagi pengunjung yang ingin makan dan bersantai. Lukman menyebut, dalam waktu dekat pihaknya akan menambah fasilitas. Di antaranya flying fox, sepeda gantung, dan penambahan resort. “Dalam waktu dekat akan masuk flying fox di sini, sama penambahan spot-spot foto,” sebutnya.

Seorang pemuda bertubuh kurus jangkung, asyik duduk di taman samping kanan lokasi pariwisata. Namanya Farid (24). Ia mengaku sudah dua setengah jam berada di kawasan wisata itu. “Menikmati angin di sini, suasananya asri, dekat hutan, bisa menikmati udara yang segar, didukung dengan hari yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu mendung seperti sekarang ini,” ucapnya sembari tersenyum.

Farid mengaku ingin melepas penat selama menjalani libur kuliahnya yang hampir berakhir. Ia tahu soal tempat wisata itu dari media sosial. Menurutnya lokasi wisata ini cukup bagus meski perlu ada beberapa penambahan. “Tempat berteduh sebaiknya dibuat lebih banyak lagi, sehingga pengunjung tidak kepanasan di bawah terik matahari,” tuturnya.

Tak jauh dari situ, Indah Maharati Tuwan (16) dan teman dekatnya Eka (16) tampak riang memperhatikan deretan resort dengan bentuk minimalis. Kedua remaja asal Desa Buntut Bali, Katingan itu mengaku termotivasi untuk datang karena melihat banyaknya unggahan foto pengguna media sosial saat liburan di objek wisata Matan Andau.

“Kami tertarik karena sering lihat orang posting di media sosial, makanya saya dan teman-teman ke sini bareng untuk melihat seperti apa sih,” ungkapnya. “Kesan pertama ke sini, lumayan bagus,” tambahnya.

Sementara, Sinyo (56) bersama istri dan keluarganya jauh-jauh dari Kapuas untuk mengunjungi objek wisata yang ada di Kota Cantik. Pria yang berprofesi sebagai guru SMA itu mengaku tertarik dengan objek wisata Matan Andau karena mendengar cerita temannya yang pernah berkunjung. Sebagai warga asli Kalteng, Sinyo mengaku merasa didahului ketika mengetahui bahwa yang lebih dahulu berkunjung ke lokasi wisata yang viral itu malah orang luar.

“Karena teman saya ada yang sudah duluan ke sini, kami lihat postingannya, makanya kami tertarik dengan yang namanya Matan Andau, kita warga asli di sini, masa enggak berkunjung,” ungkapnya.

“Sesuai ekspektasilah, cukup ramai, sebelumnya saya lihat seperti di postingan kawan-kawan itu, sesuailah,” imbuhnya.

Berpindah ke objek wisata air Tjilik Riwut yang terletak di taman wisata Tahai 8, cukup ramai pengunjung. Setidaknya ada puluhan anak muda dengan rentang usia 17-25 tahun yang menikmati objek wisata air hitam gambut yang tersedia di danau-danau di kawasan tersebut.

Baca Juga :  Wisata di Kumai Perlu Dikembangkan Lagi

Taman wisata yang menawarkan pemandian air gambut itu juga cukup diminati warga yang ingin berlibur. Ada puluhan sampai ratusan pengunjung bolak-balik taman wisata itu.

Owner Wisata Tahai 8, Mersi Ana (53) mengatakan, pada puncak libur Imlek Minggu (22/1) dan Senin (23/1/2023) terjadi peningkatan jumlah pengunjung dari hari-hari biasa.

“Kalau untuk Sabtu dan Minggu kami memang menerima cukup banyak pengunjung, berbeda dengan hari lain. Tapi pada momen libur Imlek tahun ini, pengunjung cukup banyak pada hari Senin,” bebernya.

Pada hari biasa, tutur Mersi, jumlah pengunjung berkisar 100-an orang saja. “Kalau momen libur ada 200-an lah yang berkunjung,” sebutnya.

Menanggapi soal perkembangan destinasi wisata di Kelurahan Tangkiling, Camat Bukit Batu Hendrikos Budi mengakui bahwa daerah yang ia pimpin menyimpan banyak potensi pariwisata.

“Karena kami satu-satunya kecamatan di Kota Palangka Raya yang memiliki areal perbukitan, kami bersama lurah setempat berkomitmen untuk mengembangkan daerah ini dengan mengajak pelaku pariwisata perorangan maupun swasta untuk mengelola berbagai potensi yang ada,” ucap Budi kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon WhatsApp, Senin (23/1).

Program kerja yang dijalankan selama ini membuahkan hasil. Dikatakan Budi, sejak awal menjabat ia telah membuat target untuk setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Bukit Batu agar menciptakan objek wisata unggulan.

“Prospeknya sangat baik, potensi wisata dikembangkan, dari bukit, sungai, hingga danau, semuanya ada,” jelasnya.

Pemerintah kecamatan bersama kelurahan mengajak masyarakat untuk lebih maksimal mengelola objek wisata daripada mengeksploitasinya. “Mending kita mengeksplor untuk kemajuan pariwisata daerah kita, itu juga yang nantinya berdampak positif bagi peningkatan PAD,” ucapnya.

Bergeser ke taman wisata Dermaga Kereng Bengkirai, terpantau normal. Berdasarkan keterangan pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Wisata Kereng Bangkirai, jumlah pengunjung yang datang ke taman wisata yang terkenal dengan wahana rekreasi perahu susur sungai itu diperkirakan 1.000-1.500 orang. Jumlah itu sama seperti jumlah pengunjung pada tiap akhir pekan.

Jumlah pengunjung pada libur Imlek tahun ini memang jauh berkurang dibandingkan saat libur tahun baru, yang mana jumlah pengunjung mencapai 10.000 orang.

“Memang untuk hari libur Imlek tahun ini jumlah pengunjung hampir sama saja dengan pengunjung hari minggu biasanya,” sebut Juhrian, salah seorang pengurus Pokdarwis, kemarin.

Pria yang bertanggung jawab mengawasi wahana rekreasi yang ada di taman wisata Dermaga Kereng Bangkirai itu menjelaskan, untuk libur Imlek tahun ini pihaknya memang tidak menyiapkan sesuatu yang spesial bagi pengunjung.

Agar makin banyak wisatawan yang mendatangi taman wisata Dermaga Kereng Bangkirai, Juhrian berharap ke depannya disediakan atraksi hiburan saat hari libur nasional.

“Misalnya libur Imlek, seharusnya ada atraksi barongsai digelar di sini, atau atraksi budaya atau kesenian pada waktu hari libur nasional,” kata Juhrian. (*/ce/ala)

Perayaan Imlek tahun ini bertepatan dengan libur akhir pekan. Momentum ini dimanfaatkan masyarakat Palangka Raya untuk mengunjungi objek-objek wisata bersama keluarga dan kerabat. Tempat wisata favorit dipenuhi wisatawan.

AKHMAD DHANI-AGUS JAYA, Palangka Raya

MENGISI waktu libur, warga Kota Cantik berbondong-bondong mendatangi tempat wisata di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu. Dari yang muda sampai yang tua. Mereka ingin menikmati waktu libur dalam rangka cuti bersama Imlek. Jumlah pengunjung mengalami peningkatan dari hari-hari biasa.

Salah satu destinasi wisata di Kelurahan Tangkiling yang digandrungi pengunjung adalah objek wisata Matan Andau. Lokasinya terletak di wilayah perbukitan. Persis pada ceruk perbukitan yang menjadi bagian dari kawasan perbukitan Bukit Tangkiling. Hanya dengan membayar tiket Rp20 ribu, pengunjung dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang tersedia di dalamnya. Kendati destinasi wisata tersebut terhitung masih baru, gaungnya sudah menyebar ke mana-mana.

Senin (23/1/2023) sekitar pukul 12.00 WIB, Kalteng Pos berkesempatan mengunjungi objek wisata tersebut. Ratusan orang memadati pintu loker. Suasana libur Imlek masih begitu terasa. Lampion jadi aksesori penghias utama bangunan-bangunan dalam kawasan wisata itu.

Puluhan mobil dan ratusan motor terparkir rapi di lokasi parkir yang letaknya dekat dengan gerbang masuk. Ada yang datang sekeluarga. Ada anak-anak muda dan orang dewasa. Memadati tempat pengambilan tiket.

Selain disuguhi dengan pemandangan taman di tengah hutan, pengunjung juga dibuat tak tahan untuk berswafoto. Ada banyak spot-spot foto yang “instagramable” di dalam kawasan wisata itu. Di antaranya rumah terbalik, patung burung tingang, frame bintang, serta banyak lagi lainnya. Para pengunjung tampak memadati rumah terbalik. Bergantian berfoto di berbagai sisi.

Saat hari libur tiba, jumlah pengunjung melonjak cukup tinggi dari hari-hari biasa. Hal itu diungkapkan General Manager Matan Andau, Lukmanudin. Setidaknya jumlah pengunjung meningkat 70 persen dibandingkan hari normal.

“Terakhir kemarin (Minggu (23/1/2023), ada 2.700 pengunjung yang datang, sementara pada hari-hari biasa rata-rata sekitar 500-an,” beber Lukmanudin kepada Kalteng Pos.

Dikatakannya, pengunjung paling banyak datang dari Kota Palangka Raya dan Kasongan. Namun ada juga yang datang dari provinsi tetangga, Kalsel.

Objek wisata yang satu ini memang baru dibuka 25 November 2022 lalu. Sejak diresmikan, ada banyak pengunjung yang datang. Tempat ini dibuka tiap hari, pukul 09.00 WIB-22.00 WIB. Pada hari-hari normal, tutur Lukman, pengunjung biasanya akan datang pada akhir pekan.

“Ramainya Sabtu dan Minggu atau pas Jumat sore, itu sudah mulai ramai,” ucap alumnus D3 Pariwisata Universitas Indonesia tahun 2002 itu.

Lukman menjelaskan, di objek wisata Matan Andau pihaknya menawarkan visi wisata refresh and recharge. Untuk mewujudkan visi refresh, pihaknya menyediakan tempat liburan dan tamasya yang memungkinkan pengunjung membawa keluarga untuk piknik dan berkemah. Juga ada beberapa resort yang pihaknya siapkan untuk pengunjung yang ingin bermalam, dengan tarif Rp375 ribu per malam. Ada rumah kerucut berbentuk boneka dengan harga sewa Rp550 ribu. Sementara untuk rumah himba yang bentuknya agak lebar disewa Rp400 ribu per malam.

Baca Juga :  Dishub Lakukan Pengawasan Kapal Susur Sungai

“Ada berbagai bentuk tenda yang kami tawarkan agar wisatawan yang membawa serta keluarga bisa menikmati libur dan istirahat sejenak,” ucap pria asal Yogyakarta itu.

Selain itu ada aula untuk mengadakan pertemuan dan resto bagi pengunjung yang ingin makan dan bersantai. Lukman menyebut, dalam waktu dekat pihaknya akan menambah fasilitas. Di antaranya flying fox, sepeda gantung, dan penambahan resort. “Dalam waktu dekat akan masuk flying fox di sini, sama penambahan spot-spot foto,” sebutnya.

Seorang pemuda bertubuh kurus jangkung, asyik duduk di taman samping kanan lokasi pariwisata. Namanya Farid (24). Ia mengaku sudah dua setengah jam berada di kawasan wisata itu. “Menikmati angin di sini, suasananya asri, dekat hutan, bisa menikmati udara yang segar, didukung dengan hari yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu mendung seperti sekarang ini,” ucapnya sembari tersenyum.

Farid mengaku ingin melepas penat selama menjalani libur kuliahnya yang hampir berakhir. Ia tahu soal tempat wisata itu dari media sosial. Menurutnya lokasi wisata ini cukup bagus meski perlu ada beberapa penambahan. “Tempat berteduh sebaiknya dibuat lebih banyak lagi, sehingga pengunjung tidak kepanasan di bawah terik matahari,” tuturnya.

Tak jauh dari situ, Indah Maharati Tuwan (16) dan teman dekatnya Eka (16) tampak riang memperhatikan deretan resort dengan bentuk minimalis. Kedua remaja asal Desa Buntut Bali, Katingan itu mengaku termotivasi untuk datang karena melihat banyaknya unggahan foto pengguna media sosial saat liburan di objek wisata Matan Andau.

“Kami tertarik karena sering lihat orang posting di media sosial, makanya saya dan teman-teman ke sini bareng untuk melihat seperti apa sih,” ungkapnya. “Kesan pertama ke sini, lumayan bagus,” tambahnya.

Sementara, Sinyo (56) bersama istri dan keluarganya jauh-jauh dari Kapuas untuk mengunjungi objek wisata yang ada di Kota Cantik. Pria yang berprofesi sebagai guru SMA itu mengaku tertarik dengan objek wisata Matan Andau karena mendengar cerita temannya yang pernah berkunjung. Sebagai warga asli Kalteng, Sinyo mengaku merasa didahului ketika mengetahui bahwa yang lebih dahulu berkunjung ke lokasi wisata yang viral itu malah orang luar.

“Karena teman saya ada yang sudah duluan ke sini, kami lihat postingannya, makanya kami tertarik dengan yang namanya Matan Andau, kita warga asli di sini, masa enggak berkunjung,” ungkapnya.

“Sesuai ekspektasilah, cukup ramai, sebelumnya saya lihat seperti di postingan kawan-kawan itu, sesuailah,” imbuhnya.

Berpindah ke objek wisata air Tjilik Riwut yang terletak di taman wisata Tahai 8, cukup ramai pengunjung. Setidaknya ada puluhan anak muda dengan rentang usia 17-25 tahun yang menikmati objek wisata air hitam gambut yang tersedia di danau-danau di kawasan tersebut.

Baca Juga :  Wisata di Kumai Perlu Dikembangkan Lagi

Taman wisata yang menawarkan pemandian air gambut itu juga cukup diminati warga yang ingin berlibur. Ada puluhan sampai ratusan pengunjung bolak-balik taman wisata itu.

Owner Wisata Tahai 8, Mersi Ana (53) mengatakan, pada puncak libur Imlek Minggu (22/1) dan Senin (23/1/2023) terjadi peningkatan jumlah pengunjung dari hari-hari biasa.

“Kalau untuk Sabtu dan Minggu kami memang menerima cukup banyak pengunjung, berbeda dengan hari lain. Tapi pada momen libur Imlek tahun ini, pengunjung cukup banyak pada hari Senin,” bebernya.

Pada hari biasa, tutur Mersi, jumlah pengunjung berkisar 100-an orang saja. “Kalau momen libur ada 200-an lah yang berkunjung,” sebutnya.

Menanggapi soal perkembangan destinasi wisata di Kelurahan Tangkiling, Camat Bukit Batu Hendrikos Budi mengakui bahwa daerah yang ia pimpin menyimpan banyak potensi pariwisata.

“Karena kami satu-satunya kecamatan di Kota Palangka Raya yang memiliki areal perbukitan, kami bersama lurah setempat berkomitmen untuk mengembangkan daerah ini dengan mengajak pelaku pariwisata perorangan maupun swasta untuk mengelola berbagai potensi yang ada,” ucap Budi kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon WhatsApp, Senin (23/1).

Program kerja yang dijalankan selama ini membuahkan hasil. Dikatakan Budi, sejak awal menjabat ia telah membuat target untuk setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Bukit Batu agar menciptakan objek wisata unggulan.

“Prospeknya sangat baik, potensi wisata dikembangkan, dari bukit, sungai, hingga danau, semuanya ada,” jelasnya.

Pemerintah kecamatan bersama kelurahan mengajak masyarakat untuk lebih maksimal mengelola objek wisata daripada mengeksploitasinya. “Mending kita mengeksplor untuk kemajuan pariwisata daerah kita, itu juga yang nantinya berdampak positif bagi peningkatan PAD,” ucapnya.

Bergeser ke taman wisata Dermaga Kereng Bengkirai, terpantau normal. Berdasarkan keterangan pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Wisata Kereng Bangkirai, jumlah pengunjung yang datang ke taman wisata yang terkenal dengan wahana rekreasi perahu susur sungai itu diperkirakan 1.000-1.500 orang. Jumlah itu sama seperti jumlah pengunjung pada tiap akhir pekan.

Jumlah pengunjung pada libur Imlek tahun ini memang jauh berkurang dibandingkan saat libur tahun baru, yang mana jumlah pengunjung mencapai 10.000 orang.

“Memang untuk hari libur Imlek tahun ini jumlah pengunjung hampir sama saja dengan pengunjung hari minggu biasanya,” sebut Juhrian, salah seorang pengurus Pokdarwis, kemarin.

Pria yang bertanggung jawab mengawasi wahana rekreasi yang ada di taman wisata Dermaga Kereng Bangkirai itu menjelaskan, untuk libur Imlek tahun ini pihaknya memang tidak menyiapkan sesuatu yang spesial bagi pengunjung.

Agar makin banyak wisatawan yang mendatangi taman wisata Dermaga Kereng Bangkirai, Juhrian berharap ke depannya disediakan atraksi hiburan saat hari libur nasional.

“Misalnya libur Imlek, seharusnya ada atraksi barongsai digelar di sini, atau atraksi budaya atau kesenian pada waktu hari libur nasional,” kata Juhrian. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/