Rabu, Mei 22, 2024
24.4 C
Palangkaraya

Bincang-Bincang dengan Pj Bupati Barsel Dr Deddy Winarwan

Baru Lima Bulan, Blusukan ke 45 Desa demi Wujudkan 8 Program Prioritas

 Awal pekan ini, podcast Ruang Redaksi kedatangan tamu spesial. Ia adalah Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Dr Deddy Winarwan. Ada banyak cerita yang dibagikannya selama mengemban tugas memimpin Bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus. Perbincangan itu juga akan ditayangkan di kanal YouTube Kalteng Pos.

NOVIA NADYA CLAUDIA, Palangka Raya

MENGAWALI perbincangan di acara podcast Ruang Redaksi Kalteng Pos, Pj Bupati Barsel Dr Deddy Winarwan menceritakan awal mula dirinya diamanahi tugas sebagai pj kepala daerah. Pria yang lahir di Kotabumi-Lampung Utara, 3 Februari 1978 itu mengatakan, setelah rapat tim penilaian akhir (TPA) dan SK diterbitkan pada 20 Mei 2023, ia mendapat panggilan dari Kementerian Dalam Negeri.

Saat itu ia menerima arahan dan wejangan dari menteri perihal penunjukan pj. Dikatakannya, penunjukkan pj kepala daerah merupakan amanah Presiden Republik Indonesia (RI). Karena itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya, mengabdi untuk masyarakat, membangun kabupaten yang dipimpin, menaati aturan yang berlaku, dan tidak melakukan tindak pidana korupsi.

Perjalanan karier Deddy tentu tidak diragukan lagi. Sebelumnya ia pernah menduduki jabatan Kepala Bidang Perencanaan Asdep Infrastruktur Pemerintahan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (2019), Kasubdit Fasilitasi Kelembagaan Pendukung Perangkat Desa Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri (2019-2020), Kepala Pusat Litbang Otda Polpum, Badan Litbang Kemendagri (2020-2021), Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (2021-sekarang), dan saat ini menjabat Pj Bupati Barito Selatan (sejak Mei 2023).

“Pada saat saya masuk ke Barsel, kami sudah punya sedikit data. Basic saya sebelum menjadi pj adalah Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri. Di satu sisi, kami melakukan evaluasi terhadal kinerja semua kepala daerah. Di sisi lain, juga menjadi aparatur pemeriksa internal pemerintah,” ungkap Deddy di Ruang Redaksi Kalteng Pos, Selasa (24/10).

Kenyataan yang dihadapi di lapangan, tentu masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Seperti masalah stunting dan infrastruktur. Karena itu, alumnus STPDN itu bertekat untuk berlari kencang dalam membangun daerah yang berjuluk Dahani Dahanai Tuntung Tulus selama menjabat hingga 24 Mei 2024.

Baca Juga :  Suku Dayak Ikut Menyelesaikan Pembangunan Masjid

“Masa jabatan kami hanya satu tahun, tugas kami adalah mengabdi dan mengayomi masyarakat, bukan minta dilayani, makanya kami turun sampai ke tingkat desa. Pj bupati minimal harus turun sampai tingkat RT,” imbuhnya.

Selama menjalani jabatan baru kurang lebih lima bulan, Deddy telah mengunjungi 45 desa dari total 86 desa yang ada di Kabupaten Barito Selatan. Ia menemukan ada banyak hal yang harus dibenahi, seperti ketersediaan tenaga kesehatan, akses jalan, dan sebagainya.

Tahun 2004, Deddy lulus S-2 Universitas Gajah Mada dan melanjutkan studi S-3 tahun 2012 di kampus yang sama. Semasa kecil, ia harus berjalan kaki menuju sekolah, karena ia lahir di keluarga sederhana. Tak terbayang olehnya bisa menjadi sosok yang berpengaruh dan berperan penting dalam pembangunan daerah.

Deddy datang ke Kalteng tidak dengan tangan kosong. Setelah terpilih menjadi pj Bupati Barito Selatan, ia langsung mencanangkan 8 program prioritas yang menjadi pokok utama pelaksanaan tugasnya. Pertama, penguatan birokrasi dan pelayanan publik. Kedua, menggratiskan biaya layanan pembangunan sistem informasi SIDUTA dan membuka gerai di tiap kecamatan dengan nama “MALEWU”. Ketiga, penanganan stunting, inflasi, dan kemiskinan ekstrem. Keempat, ganta ma tumpuk atau datang langsung ke desa (blusukan).

Program kelima, peningkatan kehidupan beragama. Keenam, pelestarian budaya Dayak melalui lomba pidato dan pelajaran muatan lokal di sekolah. Ketujuh, pembentukan call center (itah lapor) untuk memastikan masyarakat mempunyai saluran dalam menyampaikan kritik dan saran. Lalu kedelapan, peningkatan kesejahteraan perangkat daerah, guru honorer, dan RT/RW melalui penambahan jumlah insentif sebesar 100 persen.

Sejauh ini, Deddy telah membawa tim seni budaya Bario Selatan yakni Tarian Wadian Dadas dan Wadian Bawo sebagai juara 1 pada ajang Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Expo 2023. Saat acara APKASI diselenggarakan, banyak delegasi luar negeri termasuk UNESCO yang hadir. Sehingga saat pemerintah India mengadakan festival tarian rakyat internasional, Kabupaten Barito Selatan diminta untuk mewakili Indonesia. Dengan tekad, semangat, dan perjuangan untuk berlatih selama satu bulan, dengan dipimpin langsung sang istri ketua tim PPK, Hj. Erna Ardiani, SE., M.Si. Ternyata, Erna juga ikut menari.

Baca Juga :  Dewan Barsel Ternyata Tetap Usulkan Nama Lisda sebagai Pj Bupati

Tim Seni Budaya Barsel yang mewakili Indonesia meraih prestasi fenomenal dengan dinobatkan sebagai The Excellent Performance, sekaligus menduduki runner up (juara II) ajang International Folk Dance Festival di New Delhi, India, 17-21 Oktober 2023. Tim Seni Budaya Barsel hanya kalah dari tuan rumah yang menyabet juara satu.

“Istri saya basic-nya di dunia seni, sehingga ia ikut langsung. Kita terpilih untuk membawakan tarian saat opening ceremony dan diakui dunia. Kita berhasil meraih dua juara, yaitu sebagai penampilan terbaik dan sebagai runner up di bawah tuan rumah India,” ucapnya.

Prinsip yang saat ini terpatri dalam dirinya yaitu apabila kita hidup di Kalteng, maka kita harus mencintai, mempelajari, dan mendukung pelestarian adat istiadat dan budaya. Selama kepemimpinannya, ia memberdayakan dan mendayagunakan tarian-tarian lokal dan sanggar tari yang ada di Barsel. Terbukti ia mampu membuktikan dan membawa Kabupaten Barito Selatan menjadi lebih baik dan maju, meski di awal pelantikan mendapat penolakan.

“Kata orang tua; di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, jadi saya selalu mencoba untuk mengakulturasi, mempelajari leluhur dan keagungan budaya Dayak untuk meresapi bagaimana filosofi kehidupan masyarakat Dayak, dan mempelajari falsafah budaya Dayak. Itulah kenapa selain konsen di bidang pendidikan dan kesehatan, juga ada perhatian ke bidang seni, budaya, dan pariwisata,” tuturnya.

Kepemimpinan empati selalu menjadi prinsipnya. Menurutnya, dalam memimpin suatu daerah, seorang pemimpin harus bisa menyesuaikan dengan kondisi daerah yang dipimpin, rendah hati, dan terbuka menerima kritikan. Deddy menyebut, salah satu ulama pernah mengatakan kepadanya, bahwa menjadi seorang pj kepala daerah harus visioner dan bisa melihat potensi-potensi yang dimiliki daerah.

“Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan Presiden RI, Kemendagri, dan Gubernur Kalteng untuk saya memimpin Kabupaten Barsel selama setahun. Mohon dukungan dan doa restu. Mari sama-sama kita membangun Barito Selatan yang adil, makmur, dan sejahtera,” tutupnya. (*/ce/ala)

 Awal pekan ini, podcast Ruang Redaksi kedatangan tamu spesial. Ia adalah Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Barito Selatan (Barsel) Dr Deddy Winarwan. Ada banyak cerita yang dibagikannya selama mengemban tugas memimpin Bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus. Perbincangan itu juga akan ditayangkan di kanal YouTube Kalteng Pos.

NOVIA NADYA CLAUDIA, Palangka Raya

MENGAWALI perbincangan di acara podcast Ruang Redaksi Kalteng Pos, Pj Bupati Barsel Dr Deddy Winarwan menceritakan awal mula dirinya diamanahi tugas sebagai pj kepala daerah. Pria yang lahir di Kotabumi-Lampung Utara, 3 Februari 1978 itu mengatakan, setelah rapat tim penilaian akhir (TPA) dan SK diterbitkan pada 20 Mei 2023, ia mendapat panggilan dari Kementerian Dalam Negeri.

Saat itu ia menerima arahan dan wejangan dari menteri perihal penunjukan pj. Dikatakannya, penunjukkan pj kepala daerah merupakan amanah Presiden Republik Indonesia (RI). Karena itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya, mengabdi untuk masyarakat, membangun kabupaten yang dipimpin, menaati aturan yang berlaku, dan tidak melakukan tindak pidana korupsi.

Perjalanan karier Deddy tentu tidak diragukan lagi. Sebelumnya ia pernah menduduki jabatan Kepala Bidang Perencanaan Asdep Infrastruktur Pemerintahan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (2019), Kasubdit Fasilitasi Kelembagaan Pendukung Perangkat Desa Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri (2019-2020), Kepala Pusat Litbang Otda Polpum, Badan Litbang Kemendagri (2020-2021), Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (2021-sekarang), dan saat ini menjabat Pj Bupati Barito Selatan (sejak Mei 2023).

“Pada saat saya masuk ke Barsel, kami sudah punya sedikit data. Basic saya sebelum menjadi pj adalah Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri. Di satu sisi, kami melakukan evaluasi terhadal kinerja semua kepala daerah. Di sisi lain, juga menjadi aparatur pemeriksa internal pemerintah,” ungkap Deddy di Ruang Redaksi Kalteng Pos, Selasa (24/10).

Kenyataan yang dihadapi di lapangan, tentu masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Seperti masalah stunting dan infrastruktur. Karena itu, alumnus STPDN itu bertekat untuk berlari kencang dalam membangun daerah yang berjuluk Dahani Dahanai Tuntung Tulus selama menjabat hingga 24 Mei 2024.

Baca Juga :  Suku Dayak Ikut Menyelesaikan Pembangunan Masjid

“Masa jabatan kami hanya satu tahun, tugas kami adalah mengabdi dan mengayomi masyarakat, bukan minta dilayani, makanya kami turun sampai ke tingkat desa. Pj bupati minimal harus turun sampai tingkat RT,” imbuhnya.

Selama menjalani jabatan baru kurang lebih lima bulan, Deddy telah mengunjungi 45 desa dari total 86 desa yang ada di Kabupaten Barito Selatan. Ia menemukan ada banyak hal yang harus dibenahi, seperti ketersediaan tenaga kesehatan, akses jalan, dan sebagainya.

Tahun 2004, Deddy lulus S-2 Universitas Gajah Mada dan melanjutkan studi S-3 tahun 2012 di kampus yang sama. Semasa kecil, ia harus berjalan kaki menuju sekolah, karena ia lahir di keluarga sederhana. Tak terbayang olehnya bisa menjadi sosok yang berpengaruh dan berperan penting dalam pembangunan daerah.

Deddy datang ke Kalteng tidak dengan tangan kosong. Setelah terpilih menjadi pj Bupati Barito Selatan, ia langsung mencanangkan 8 program prioritas yang menjadi pokok utama pelaksanaan tugasnya. Pertama, penguatan birokrasi dan pelayanan publik. Kedua, menggratiskan biaya layanan pembangunan sistem informasi SIDUTA dan membuka gerai di tiap kecamatan dengan nama “MALEWU”. Ketiga, penanganan stunting, inflasi, dan kemiskinan ekstrem. Keempat, ganta ma tumpuk atau datang langsung ke desa (blusukan).

Program kelima, peningkatan kehidupan beragama. Keenam, pelestarian budaya Dayak melalui lomba pidato dan pelajaran muatan lokal di sekolah. Ketujuh, pembentukan call center (itah lapor) untuk memastikan masyarakat mempunyai saluran dalam menyampaikan kritik dan saran. Lalu kedelapan, peningkatan kesejahteraan perangkat daerah, guru honorer, dan RT/RW melalui penambahan jumlah insentif sebesar 100 persen.

Sejauh ini, Deddy telah membawa tim seni budaya Bario Selatan yakni Tarian Wadian Dadas dan Wadian Bawo sebagai juara 1 pada ajang Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Expo 2023. Saat acara APKASI diselenggarakan, banyak delegasi luar negeri termasuk UNESCO yang hadir. Sehingga saat pemerintah India mengadakan festival tarian rakyat internasional, Kabupaten Barito Selatan diminta untuk mewakili Indonesia. Dengan tekad, semangat, dan perjuangan untuk berlatih selama satu bulan, dengan dipimpin langsung sang istri ketua tim PPK, Hj. Erna Ardiani, SE., M.Si. Ternyata, Erna juga ikut menari.

Baca Juga :  Dewan Barsel Ternyata Tetap Usulkan Nama Lisda sebagai Pj Bupati

Tim Seni Budaya Barsel yang mewakili Indonesia meraih prestasi fenomenal dengan dinobatkan sebagai The Excellent Performance, sekaligus menduduki runner up (juara II) ajang International Folk Dance Festival di New Delhi, India, 17-21 Oktober 2023. Tim Seni Budaya Barsel hanya kalah dari tuan rumah yang menyabet juara satu.

“Istri saya basic-nya di dunia seni, sehingga ia ikut langsung. Kita terpilih untuk membawakan tarian saat opening ceremony dan diakui dunia. Kita berhasil meraih dua juara, yaitu sebagai penampilan terbaik dan sebagai runner up di bawah tuan rumah India,” ucapnya.

Prinsip yang saat ini terpatri dalam dirinya yaitu apabila kita hidup di Kalteng, maka kita harus mencintai, mempelajari, dan mendukung pelestarian adat istiadat dan budaya. Selama kepemimpinannya, ia memberdayakan dan mendayagunakan tarian-tarian lokal dan sanggar tari yang ada di Barsel. Terbukti ia mampu membuktikan dan membawa Kabupaten Barito Selatan menjadi lebih baik dan maju, meski di awal pelantikan mendapat penolakan.

“Kata orang tua; di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, jadi saya selalu mencoba untuk mengakulturasi, mempelajari leluhur dan keagungan budaya Dayak untuk meresapi bagaimana filosofi kehidupan masyarakat Dayak, dan mempelajari falsafah budaya Dayak. Itulah kenapa selain konsen di bidang pendidikan dan kesehatan, juga ada perhatian ke bidang seni, budaya, dan pariwisata,” tuturnya.

Kepemimpinan empati selalu menjadi prinsipnya. Menurutnya, dalam memimpin suatu daerah, seorang pemimpin harus bisa menyesuaikan dengan kondisi daerah yang dipimpin, rendah hati, dan terbuka menerima kritikan. Deddy menyebut, salah satu ulama pernah mengatakan kepadanya, bahwa menjadi seorang pj kepala daerah harus visioner dan bisa melihat potensi-potensi yang dimiliki daerah.

“Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan Presiden RI, Kemendagri, dan Gubernur Kalteng untuk saya memimpin Kabupaten Barsel selama setahun. Mohon dukungan dan doa restu. Mari sama-sama kita membangun Barito Selatan yang adil, makmur, dan sejahtera,” tutupnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/