Minggu, Mei 11, 2025
33.4 C
Palangkaraya

Cetak Kader Tanggap Bencana, Menwa Mahayana Gelar Pelatihan SAR

PALANGKA RAYA – Untuk memperkuat kesiapsiagaan generasi muda menghadapi bencana, Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahayana Kalimantan Tengah menggelar Pelatihan Search and Rescue (SAR) Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (10–11/5), di Aula Kantor BPBPK Kalteng, Jalan Tjilik Riwut Km 9 Palangka Raya.

Sebanyak 30 anggota aktif Menwa dari berbagai perguruan tinggi di Kalteng mengikuti pelatihan intensif ini. Kegiatan tersebut terlaksana atas kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng.

Pelatihan secara resmi dibuka oleh Sekretaris BPBPK Kalteng, Agus Suyanto, yang mewakili Kepala Pelaksana BPBD Kalteng, Ahmad Toyib. Dalam sambutan tertulisnya, Ahmad Toyib menyambut baik inisiatif pelatihan ini dan menyebutnya sebagai langkah penting dalam memperkuat kapasitas penanggulangan bencana di tingkat daerah.

“Menwa memiliki posisi strategis sebagai bagian dari elemen masyarakat yang siap terlibat dalam setiap fase penanganan bencana—mulai dari evakuasi, penyelamatan korban, hingga bantuan kemanusiaan,” ujar Agus membacakan pernyataan Ahmad Toyib.

Baca Juga :  Tips Sukses Mengombinasikan Tanaman Buah

Ia berharap Pelatihan SAR Mahayana 2025 bisa menjadi fondasi awal yang kuat dalam membangun keterlibatan aktif mahasiswa dalam upaya penanggulangan bencana, baik di Kalimantan Tengah maupun secara nasional.

“Ketika bencana terjadi, kami ingin anggota Menwa dapat bertindak cepat, terorganisir, dan sigap berkoordinasi dengan BPBD, baik sebelum, saat, maupun setelah kejadian,” tegas Agus.

Komandan Menwa Mahayana, Lalu Muhammad Isnaeni, S.Pd., mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk nyata komitmen Menwa untuk membentuk kader muda yang tanggap, terlatih, dan memiliki kepekaan sosial tinggi dalam menghadapi situasi darurat.

“Pelatihan ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah ruang pembentukan karakter, disiplin, dan kesiapsiagaan untuk misi-misi kemanusiaan,” jelas Isnaeni.

Ia juga mengingatkan seluruh peserta agar mengikuti pelatihan dengan penuh keseriusan dan tanggung jawab. “Kami ingin membentuk pribadi yang mampu menyelamatkan nyawa dan menjaga keselamatan lingkungan sekitar,” tegasnya.

Baca Juga :  RSDDS Laksanakan Pelatihan Pengendalian Resistensi Antimikroba

Tak lupa, Isnaeni menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada BPBD Kalteng, FPRB Kalteng, serta seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.

Sementara itu, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kalteng, Dr. Siti Maimunah, SP, MP, menilai kegiatan ini sejalan dengan misi FPRB untuk memberdayakan generasi muda dalam menghadapi isu-isu kebencanaan.

“Kebencanaan bukan hanya tentang evakuasi, tapi juga mencakup upaya pencegahan, respons cepat, dan pemulihan pasca-bencana. Oleh karena itu, membekali pemuda dengan pemahaman dan keterampilan yang mumpuni adalah langkah strategis,” tutur Siti.

Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi batu loncatan bagi Menwa Mahayana untuk terlibat lebih aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan, khususnya dalam konteks kebencanaan di Kalimantan Tengah.

“Ke depan, kami berharap Menwa memiliki daftar personel yang siap ditugaskan kapan pun bencana terjadi,” tutupnya.(sja)

PALANGKA RAYA – Untuk memperkuat kesiapsiagaan generasi muda menghadapi bencana, Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahayana Kalimantan Tengah menggelar Pelatihan Search and Rescue (SAR) Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu (10–11/5), di Aula Kantor BPBPK Kalteng, Jalan Tjilik Riwut Km 9 Palangka Raya.

Sebanyak 30 anggota aktif Menwa dari berbagai perguruan tinggi di Kalteng mengikuti pelatihan intensif ini. Kegiatan tersebut terlaksana atas kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng.

Pelatihan secara resmi dibuka oleh Sekretaris BPBPK Kalteng, Agus Suyanto, yang mewakili Kepala Pelaksana BPBD Kalteng, Ahmad Toyib. Dalam sambutan tertulisnya, Ahmad Toyib menyambut baik inisiatif pelatihan ini dan menyebutnya sebagai langkah penting dalam memperkuat kapasitas penanggulangan bencana di tingkat daerah.

“Menwa memiliki posisi strategis sebagai bagian dari elemen masyarakat yang siap terlibat dalam setiap fase penanganan bencana—mulai dari evakuasi, penyelamatan korban, hingga bantuan kemanusiaan,” ujar Agus membacakan pernyataan Ahmad Toyib.

Baca Juga :  Tips Sukses Mengombinasikan Tanaman Buah

Ia berharap Pelatihan SAR Mahayana 2025 bisa menjadi fondasi awal yang kuat dalam membangun keterlibatan aktif mahasiswa dalam upaya penanggulangan bencana, baik di Kalimantan Tengah maupun secara nasional.

“Ketika bencana terjadi, kami ingin anggota Menwa dapat bertindak cepat, terorganisir, dan sigap berkoordinasi dengan BPBD, baik sebelum, saat, maupun setelah kejadian,” tegas Agus.

Komandan Menwa Mahayana, Lalu Muhammad Isnaeni, S.Pd., mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk nyata komitmen Menwa untuk membentuk kader muda yang tanggap, terlatih, dan memiliki kepekaan sosial tinggi dalam menghadapi situasi darurat.

“Pelatihan ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah ruang pembentukan karakter, disiplin, dan kesiapsiagaan untuk misi-misi kemanusiaan,” jelas Isnaeni.

Ia juga mengingatkan seluruh peserta agar mengikuti pelatihan dengan penuh keseriusan dan tanggung jawab. “Kami ingin membentuk pribadi yang mampu menyelamatkan nyawa dan menjaga keselamatan lingkungan sekitar,” tegasnya.

Baca Juga :  RSDDS Laksanakan Pelatihan Pengendalian Resistensi Antimikroba

Tak lupa, Isnaeni menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada BPBD Kalteng, FPRB Kalteng, serta seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.

Sementara itu, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kalteng, Dr. Siti Maimunah, SP, MP, menilai kegiatan ini sejalan dengan misi FPRB untuk memberdayakan generasi muda dalam menghadapi isu-isu kebencanaan.

“Kebencanaan bukan hanya tentang evakuasi, tapi juga mencakup upaya pencegahan, respons cepat, dan pemulihan pasca-bencana. Oleh karena itu, membekali pemuda dengan pemahaman dan keterampilan yang mumpuni adalah langkah strategis,” tutur Siti.

Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi batu loncatan bagi Menwa Mahayana untuk terlibat lebih aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan, khususnya dalam konteks kebencanaan di Kalimantan Tengah.

“Ke depan, kami berharap Menwa memiliki daftar personel yang siap ditugaskan kapan pun bencana terjadi,” tutupnya.(sja)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/