Minggu, Mei 19, 2024
26.4 C
Palangkaraya

Sertifikasi Dulu, Baru Persija Home Base di JIS

JAKARTA – Persija Jakarta sudah dua kali merasakan kehilangan stadion. Tapi, kini mereka tak perlu khawatir nomaden lagi karena sudah punya kandang baru. Yaitu Jakarta International Stadium (JIS).

”Jakarta punya tim kelas dunia (Persija, Red). Suporternya juga kelas dunia (Jakmania, Red). Insya Allah, stadionnya harus kelas dunia,” Kata Gubernur DKI Anies Baswedan dalam peresmian JIS, Minggu (24/7).

Kandang pertama Macan Kemayoran –julukan Persija– yang hilang adalah Stadion Menteng. Stadion yang juga pernah menjadi pusat pembinaan pemain Persija tersebut digusur pada era Gubernur Sutiyoso pada 2006. Stadion berkapasitas 10 ribu penonton itu dialihfungsikan menjadi ruang terbuka hijau.

Sembilan tahun kemudian, giliran Stadion Lebak Bulus yang dibongkar. Gubernur saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, merobohkannya untuk pembangunan depo MRT (mass rapid transport).

Sejak dua stadion itu digusur, Macan Kemayoran hanya mengandalkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai home base. Kalau stadion itu sedang dipakai untuk kegiatan lain, Persija terpaksa nomaden dan mengungsi ke sejumlah kota lain. Misalnya, Bekasi, Malang, Bantul, dan Solo.

Baca Juga :  Juri Tak Netral, WBC Batalkan Kemenangan Petinju Indonesia

Dengan kapasitas 82 ribu penonton, JIS menjadi stadion dengan kapasitas terbesar di Indonesia saat ini. Sebelumnya, rekor itu dipegang Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Tapi, setelah melewati berbagai renovasi, kapasitas stadion tersebut tinggal menjadi sekitar 77 ribu penonton.

Salah satu rangkaian acara grand launching Jakarta International Stadium adalah mempertemukan tim ibu kota dengan klub asal Thailand Chonburi FC. Pertandingan itu berakhir dengan skor imbang 3-3.

Ketua Umum The Jakmania Diky Soemarno menyatakan, kehadiran JIS akan membuat Jakarta seperti Paris, ibu kota Prancis. ”Ada tiga hal yang membuat sebuah kota menjadi bagus. Yaitu, kesenian, museum, dan sepak bola. Kalau Paris bisa seperti itu, Jakarta juga bisa,” terang alumnus Universitas Indonesia tersebut.

Baca Juga :  Dibantai Jepang 5-0, Tim Uber Indonesia Tetap Lolos

Meski Jakarta International Stadium sudah berdiri kukuh, Persija belum akan berkandang di sana dalam waktu dekat. Ada proses administrasi yang masih harus diselesaikan. Direktur PT Jakarta Propertindo Widi Amanasto mengungkapkan, salah satu administrasi yang belum rampung adalah sertifikasi.

”Ini berkaitan dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Jadi, bukan masalah bisnis antara kami dan Persija,” ucap Widi.

Diky tidak mempermasalahkan tim kebanggaannya belum bisa ber-home base di Jakarta International Stadium. Saat ini yang terpenting Jakarta International Stadium sudah jadi. Dan, segala administrasinya rampung sebelum siap dipakai Macan Kemayoran. ”Persija bukan tidak punya uang untuk menyewa Jakarta International Stadium. Tapi, biar semuanya klir dulu,” kata Diky.  (jpc/ko)

JAKARTA – Persija Jakarta sudah dua kali merasakan kehilangan stadion. Tapi, kini mereka tak perlu khawatir nomaden lagi karena sudah punya kandang baru. Yaitu Jakarta International Stadium (JIS).

”Jakarta punya tim kelas dunia (Persija, Red). Suporternya juga kelas dunia (Jakmania, Red). Insya Allah, stadionnya harus kelas dunia,” Kata Gubernur DKI Anies Baswedan dalam peresmian JIS, Minggu (24/7).

Kandang pertama Macan Kemayoran –julukan Persija– yang hilang adalah Stadion Menteng. Stadion yang juga pernah menjadi pusat pembinaan pemain Persija tersebut digusur pada era Gubernur Sutiyoso pada 2006. Stadion berkapasitas 10 ribu penonton itu dialihfungsikan menjadi ruang terbuka hijau.

Sembilan tahun kemudian, giliran Stadion Lebak Bulus yang dibongkar. Gubernur saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, merobohkannya untuk pembangunan depo MRT (mass rapid transport).

Sejak dua stadion itu digusur, Macan Kemayoran hanya mengandalkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai home base. Kalau stadion itu sedang dipakai untuk kegiatan lain, Persija terpaksa nomaden dan mengungsi ke sejumlah kota lain. Misalnya, Bekasi, Malang, Bantul, dan Solo.

Baca Juga :  Juri Tak Netral, WBC Batalkan Kemenangan Petinju Indonesia

Dengan kapasitas 82 ribu penonton, JIS menjadi stadion dengan kapasitas terbesar di Indonesia saat ini. Sebelumnya, rekor itu dipegang Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Tapi, setelah melewati berbagai renovasi, kapasitas stadion tersebut tinggal menjadi sekitar 77 ribu penonton.

Salah satu rangkaian acara grand launching Jakarta International Stadium adalah mempertemukan tim ibu kota dengan klub asal Thailand Chonburi FC. Pertandingan itu berakhir dengan skor imbang 3-3.

Ketua Umum The Jakmania Diky Soemarno menyatakan, kehadiran JIS akan membuat Jakarta seperti Paris, ibu kota Prancis. ”Ada tiga hal yang membuat sebuah kota menjadi bagus. Yaitu, kesenian, museum, dan sepak bola. Kalau Paris bisa seperti itu, Jakarta juga bisa,” terang alumnus Universitas Indonesia tersebut.

Baca Juga :  Dibantai Jepang 5-0, Tim Uber Indonesia Tetap Lolos

Meski Jakarta International Stadium sudah berdiri kukuh, Persija belum akan berkandang di sana dalam waktu dekat. Ada proses administrasi yang masih harus diselesaikan. Direktur PT Jakarta Propertindo Widi Amanasto mengungkapkan, salah satu administrasi yang belum rampung adalah sertifikasi.

”Ini berkaitan dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Jadi, bukan masalah bisnis antara kami dan Persija,” ucap Widi.

Diky tidak mempermasalahkan tim kebanggaannya belum bisa ber-home base di Jakarta International Stadium. Saat ini yang terpenting Jakarta International Stadium sudah jadi. Dan, segala administrasinya rampung sebelum siap dipakai Macan Kemayoran. ”Persija bukan tidak punya uang untuk menyewa Jakarta International Stadium. Tapi, biar semuanya klir dulu,” kata Diky.  (jpc/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/