PALANGKA RAYA – Tak sekadar hafal Juz 30, tapi anak-anak RA Tahfidz Al-Fakhira mampu melantunkan hafalan Alquran dengan fasih, makhraj atau pengucapan huruf-huruf dengan benar, panjang pendek bacaan dengan tepat.
Penghafal 30 juz Al-Qur’an yang penuh inspirasi kali ini adalah Fauzan. Sejak berusia 12 tahun, ia sudah menghafal seluruh Al-Qur'an. Kini remaja kelahiran 2004 itu rutin melakukan murajaah atau melafazkan kembali surah yang sudah dihafal agar lebih melekat dalam ingatan.Â
Sosok ayah dan ibunya memiliki peran penting bagi Muhammaf Syafi'i Ma'arif dalam menghafal Al-Qur'an. Besar di Ponpes Salafiyah Iqro yang didirikan orang tuanya, Syafi’i tumbuh menjadi pemuda yang mencintai Al-Qur'an. Ia pun dipercaya menjadi guru tahfidz quran di pesantren yang didirikan oleh kedua orangtuanya itu.
Muhammad Firja Fawwaz merupakan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Wafa Kota Palangka Raya. Selain sebagai santri, ia juga merupakan seorang tahfiz Al-Qur'an. Berkat kemampuan itu, ia aktif mengikuti event keagamaan tingkat provinsi hingga nasional.
Enam tahun menimba ilmu di pondok pesantren (ponpes), Muhammad Ifansyah akhirnya berhasil menghafal 30 juz Al-Qur’an. Sang nenek dan orang tualah yang memotivasinya hingga bisa menjadi hafiz Al-Qur’an. Â
Sedari kecil Muhammad Nafis Alfarisi sangat familiar dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Orang tuanya juga rutin memutar murottal. Alhasil ketika beranjak remaja, ia berhasil menjadi penghafal 30 juz Al-Qur’an.
Berkat dorongan dan dukungan orang tua, Nisa Mutmainnah (18) kini telah menjadi penghafal 30 juz Al-Qur’an. Gadis asal Kabupaten Gunung Mas (Gumas) itu berhasil menghafal 30 juz Al-Qur’an saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Hidayatul Insan Fii Ta'limiddin Palangka Raya.
Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki banyak penghafal 30 juz Al-Qur’an. Perempuan maupun laki-laki. Penghafal Al-Qur’an yang diwawancarai kali ini berasal dari Kabupaten Barito Utara (Batara). Ia adalah Husein Aman. Pemuda 22 tahun itu mulai belajar mengaji sejak masih TK.
Hafiz Al-Qur’an berikutnya adalah Ummi Latifatun Nadziroh. Gadis 20 tahun itu mulai menghafal ayat suci sejak kecil. Orang tua menjadi motivatornya sehingga bisa menghafalkan 30 juz Al-Qur’an.
Penghafal 30 juz Al-Qur’an berikutnya datang dari Kabupaten Seruyan. Dia adalah Lulu Syahbania Ahmad. Gadis 21 tahun itu mulai menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an sejak duduk di bangku kelas VI sekolah dasar (SD), lalu dituntaskan saat menuntut ilmu agama di pondok pesantren.