Selasa, Mei 14, 2024
24.5 C
Palangkaraya

Bulan Ini, Presiden Bakal Ikut Panen di Food Estate

PALANGKA RAYA-Dalam waktu dekat, tepatnya pertengahan bulan ini, Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan berkunjung ke lokasi pengembangan food estate di Bumi Tambun Bungai. Kunjungan presiden kali ini dalam rangka mengikuti panen raya di lokasi lumbung pangan yang ada di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Kalteng Leonard S Ampung mengatakan, rencana panen raya bertajuk Panen Padi Nusantara 2023 yang akan diikuti oleh Presiden RI nantinya, daerah yang menjadi kandidat pertama adalah Kalimantan Tengah.

“Daerah yang akan menjadi lokasi kegiatan Panen Padi Nusantara 2023 yang akan dihadiri Bapak Presiden nanti, kandidat nomor satu adalah Kalimantan Tengah, akan dilaksanakan pada bulan Maret ini, antara tanggal 10-20 bulan ini,” beber Leonard saat rapat evaluasi TPID atas hasil rilis BPS terkait inflasi Kalteng Februari 2023 di Ruang Rapat Bajakah Lantai II Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (2/3).

Leonard juga mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian RI mengenai kejelasan waktu pelaksanaan dan kepastian Presiden RI untuk berkunjung ke Kalteng.

Yang dilakukan pihaknya saat ini yakni mengantisipasi potensi gangguan yang akan terjadi dalam rangka memperingati hari panen raya bulan ini. Dalam menghadapi panen raya ini, pihaknya telah menyiapkan tempat untuk perayaan nanti.

Baca Juga :  Mentan Apresiasi Petani Desa Sanggang

“Lokasi peringatan panen raya sudah kami siapkan di lokasi yang berbatasan antara Desa Belanti Siam dan Desa Pantik, di situ hamparan luas kurang lebih 2.000 hektare, di situ ada 750 hektare yang siap panen pada tanggal 10-20, sudah menguning semua, siap panen,” bebernya.

Sementara itu, berkenaan dengan potensi gangguan proses panen di tengah curah yang hujan tinggi akhir-akhir ini, Leonard menyebut pihaknya terus memantau agar aktivitas pertanian tetap berjalan baik. Sejalan dengan apa yang disampaikan BMKG soal potensi gagal panen padi akibat angin kencang, Leonard menurutkan pihaknya sangat berharap tidak terjadi gagal panen kali ini.

“Karena padi sudah mulai ke arah menguning, padi itu kalau sudah berisi, kan merunduk terus, kalau dihantam angin sama hujan, diantisipasi agar jangan sampai jatuh, itu yang mengakibatkan gagal panen, mudah-mudahan itu tidak terjadi,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga akan mengantisipasi kegagalan panen karena faktor lain, seperti adanya serangan hama. “Tinjauan kami kemarin kan ada hama burung, kami akan upayakan agar tidak terjadi, hama tanaman lain juga diantisipasi, seperti melalui upaya penyemprotan dan lain-lain,” tandasnya.

Seperti diketahui, intensitas curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini disinyalir mengganggu aktivitas pertanian. Kondisi demikian dapat mengganggu proses panen di lokasi lumbung pangan atau food estate di Kalteng. Dibutuhkan perhatian pemangku kebijakan untuk merumuskan strategi yang tepat agar aktivitas pertanian tetap berjalan baik.

Baca Juga :  LLDikti Wilayah XI Kalimantan Sosialisasikan Regulasi Baru KIP Kuliah

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun BMKG Tjilik Riwut Kalimantan Tengah Anton menyampaikan hasil prakiraan cuaca bulanan. Menurutnya, dari Maret hingga Agustus nanti wilayah Kalteng masih berpotensi turun hujan dengan intensitas cukup tinggi.

“Terutama untuk bulan Maret-April, kami prediksi pada Maret dan April ini potensi hujannya di kategori menengah hingga tinggi,” ucap Anton saat rapat evaluasi TPID di lantai II Kantor Gubernur Kalteng, kemarin.

Anton menyebut curah hujan tinggi diprediksi akan terjadi di wilayah Kalteng bagian utara, terutama di Murung Raya, Gunung Mas, Barito Utara, dan Kapuas bagian utara.

Diakuinya bahwa saat ini curah hujan di Bumi Tambun Bungai masih cukup tinggi. Hujan turun hampir merata di seluruh wilayah. Terkait gangguan cuaca terhadap proses panen, Anton mengatakan, potensi angin kencang akibat cuaca buruk tetap ada. Hal itu dikhawatirkan dapat mengganggu tanaman padi yang telah siap dipanen.

“Bulan ini hujannya masih cukup tinggi dan merata di semua wilayah. Mudah-mudahan tidak sampai mengganggu aktivitas panen. Tanaman padi yang sudah tua akan rawan terhadap angin kencang. Mudah-mudahan cuaca buruk belakangan ini tidak sampai mengganggu tanaman padi yang siap panen itu,” tandasnya. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Dalam waktu dekat, tepatnya pertengahan bulan ini, Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan berkunjung ke lokasi pengembangan food estate di Bumi Tambun Bungai. Kunjungan presiden kali ini dalam rangka mengikuti panen raya di lokasi lumbung pangan yang ada di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Kalteng Leonard S Ampung mengatakan, rencana panen raya bertajuk Panen Padi Nusantara 2023 yang akan diikuti oleh Presiden RI nantinya, daerah yang menjadi kandidat pertama adalah Kalimantan Tengah.

“Daerah yang akan menjadi lokasi kegiatan Panen Padi Nusantara 2023 yang akan dihadiri Bapak Presiden nanti, kandidat nomor satu adalah Kalimantan Tengah, akan dilaksanakan pada bulan Maret ini, antara tanggal 10-20 bulan ini,” beber Leonard saat rapat evaluasi TPID atas hasil rilis BPS terkait inflasi Kalteng Februari 2023 di Ruang Rapat Bajakah Lantai II Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (2/3).

Leonard juga mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian RI mengenai kejelasan waktu pelaksanaan dan kepastian Presiden RI untuk berkunjung ke Kalteng.

Yang dilakukan pihaknya saat ini yakni mengantisipasi potensi gangguan yang akan terjadi dalam rangka memperingati hari panen raya bulan ini. Dalam menghadapi panen raya ini, pihaknya telah menyiapkan tempat untuk perayaan nanti.

Baca Juga :  Mentan Apresiasi Petani Desa Sanggang

“Lokasi peringatan panen raya sudah kami siapkan di lokasi yang berbatasan antara Desa Belanti Siam dan Desa Pantik, di situ hamparan luas kurang lebih 2.000 hektare, di situ ada 750 hektare yang siap panen pada tanggal 10-20, sudah menguning semua, siap panen,” bebernya.

Sementara itu, berkenaan dengan potensi gangguan proses panen di tengah curah yang hujan tinggi akhir-akhir ini, Leonard menyebut pihaknya terus memantau agar aktivitas pertanian tetap berjalan baik. Sejalan dengan apa yang disampaikan BMKG soal potensi gagal panen padi akibat angin kencang, Leonard menurutkan pihaknya sangat berharap tidak terjadi gagal panen kali ini.

“Karena padi sudah mulai ke arah menguning, padi itu kalau sudah berisi, kan merunduk terus, kalau dihantam angin sama hujan, diantisipasi agar jangan sampai jatuh, itu yang mengakibatkan gagal panen, mudah-mudahan itu tidak terjadi,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga akan mengantisipasi kegagalan panen karena faktor lain, seperti adanya serangan hama. “Tinjauan kami kemarin kan ada hama burung, kami akan upayakan agar tidak terjadi, hama tanaman lain juga diantisipasi, seperti melalui upaya penyemprotan dan lain-lain,” tandasnya.

Seperti diketahui, intensitas curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini disinyalir mengganggu aktivitas pertanian. Kondisi demikian dapat mengganggu proses panen di lokasi lumbung pangan atau food estate di Kalteng. Dibutuhkan perhatian pemangku kebijakan untuk merumuskan strategi yang tepat agar aktivitas pertanian tetap berjalan baik.

Baca Juga :  LLDikti Wilayah XI Kalimantan Sosialisasikan Regulasi Baru KIP Kuliah

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun BMKG Tjilik Riwut Kalimantan Tengah Anton menyampaikan hasil prakiraan cuaca bulanan. Menurutnya, dari Maret hingga Agustus nanti wilayah Kalteng masih berpotensi turun hujan dengan intensitas cukup tinggi.

“Terutama untuk bulan Maret-April, kami prediksi pada Maret dan April ini potensi hujannya di kategori menengah hingga tinggi,” ucap Anton saat rapat evaluasi TPID di lantai II Kantor Gubernur Kalteng, kemarin.

Anton menyebut curah hujan tinggi diprediksi akan terjadi di wilayah Kalteng bagian utara, terutama di Murung Raya, Gunung Mas, Barito Utara, dan Kapuas bagian utara.

Diakuinya bahwa saat ini curah hujan di Bumi Tambun Bungai masih cukup tinggi. Hujan turun hampir merata di seluruh wilayah. Terkait gangguan cuaca terhadap proses panen, Anton mengatakan, potensi angin kencang akibat cuaca buruk tetap ada. Hal itu dikhawatirkan dapat mengganggu tanaman padi yang telah siap dipanen.

“Bulan ini hujannya masih cukup tinggi dan merata di semua wilayah. Mudah-mudahan tidak sampai mengganggu aktivitas panen. Tanaman padi yang sudah tua akan rawan terhadap angin kencang. Mudah-mudahan cuaca buruk belakangan ini tidak sampai mengganggu tanaman padi yang siap panen itu,” tandasnya. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/