Minggu, Mei 19, 2024
23.9 C
Palangkaraya

Mengasah Kemampuan Jurnalis Menulis Berita Ekonomi

PALANGKA RAYA-Puluhan jurnalis dari Bumi Tambun Bungai mengikuti Forum Komunikasi Media (FKM) Kalteng 2024 di Yogyakarta, Kamis (2/5). Melalui kegiatan yang digelar Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kalteng itu, kemampuan wartawan dalam menulis berita ekonomi dan fotografi benar-benar diasah.

Sebelum memasuki sesi pertama hingga ketiga, Kepala KPwBI Kalteng Taufik Saleh menyampaikan bahwa kegiatan rutin yang dilakukan BI Kalteng itu, tidak hanya untuk meningkatkan wawasan dan mengasah kemampuan wartawan dalam menulis berita ekonomi, tetapi juga mempererat silaturahmi dengan rekan-rekan media.

“Dengan wartawan mengikuti FKM ini, kami berharap dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam menulis berita ekonomi agar makin baik. Diharapkan pula dengan kegiatan ini penulisan warta ekonomi makin akurat dan memikat,” kata Taufik.

FKM saat itu diisi tiga narasumber. Pertama, materi mengenai penulisan warta ekonomi dan pemahaman narasi data dan grafik yang disampaikan Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas dan Direktur Kompas Institue, Andreas Maryoto. Sesi kedua membahas mengenai pengenalan tugas dan fungsi BI dan komunikasi kebijakan moneter Bank Indonesia, yang disampaikan oleh Kepala Divisi Relasi Media Masa dan Opinion Maker dari Departemen Komunikasi BI, Syachman Perdymer. Terakhir, mengenai tips dan trik teknik fotografi yang berkualitas, dipaparkan narasumber fotografer Kalteng Pos dan anggota fotografer Hitam Putih Borneo Arief Rahman Septian Prathama.

Baca Juga :  RS Tipe B di Wilayah Barat, Megah dan Tak Kalah dengan Kota Besar

Usai kemampuan para wartawan diasah, keesokan harinya, wartawan diajak mengunjungi beberapa UMKM di sekitar Borobudur, menggunakan mobil antik VW safari. Pertama-tama wartawan diajak untuk melihat proses pembuatan rengginan Bu Yatin. Di tempat ini, wartawan juga dipersilakan untuk mencoba membuat rengginang dan mencicipi berbagai rengginan yang sudah ready, sekaligus bisa membelinya.

Selanjutnya, wartawan diajak ke UMKM sanini pottery kerajinan gerabah. Gerabah adalah berbagai perkakas yang dibuat dari tanah liat. Di tempat itu wartawan melihat langsung proses pembuatan garabah. Wartawan juga dipersilakan untuk membuat gerabah. Harga jual gerabah dimulai dari Rp10 ribu.

UMKM ketiga yang dikunjungi adalah tempat pengolahan jamur. Lalu kami juga mengunjungi tempat pengolahan madu. Terakhir, para wartawan berkunjung ke tempat pembuatan kopi luwak. Sebagai penutup kegiatan hari itu, wartawan diajak untuk menikmati keindahan Candi Borobudur.

Di sela-sela kunjungan ke UMKM tersebut, Taufik Saleh menjelaskan, tiap FKM wartawan diajak untuk melihat kegiatan ekonomi yang dilakukan UMKM sehingga bisa tumbuh menjadi tempat destinasi wisata. Tahun ini, peserta FKM diajak melihat UMKM di sekitar Borobudur.

“Ada usaha-usaha kecil di sekitar Borobudur yang sangat bisa direplikasi di Kalteng. Karena di Kalteng juga punya UMKM sejenis, seperti amplang. Secara konsep bisnis, di Kalteng juga banyak sentra UMKM yang bisa di-link-kan dengan tempat-tempat wisata,” katanya.

Baca Juga :  Optimalisasi Pengembangan UMKM di Kalteng

Menurut Taufik, Kalteng perlu belajar dari Yogyakarta. Di Borobudur ada sarana transportasi untuk mengunjungi sejumlah UMKM yang eksis di sekitar Borobudur, sehingga wisatawan bisa membeli oleh-oleh.

“Misalnya seperti di Tanjung Puting atau Kereng Bangkirai, nyambungnya bagaimana dengan UMKM. Produk yang dijual harus produk asli sana, sehingga ketika pulang dari Palangka Raya atau Pangkalan Bun, wisatawan bisa membawa oleh-oleh dari tempat sekitar wisata. Itu juga bisa mengangkat perekonomian UMKM Kalteng,” tuturnya.

Jika ingin melakukan hal tersebut, Taufik menjelaskan, perlu ada sinergi dengan berbagai pihak. “Masih mungkin untuk bisa dicoba di Kalteng. Selain pemerintah, juga perlu keterlibatan komunitas. Komunitas bisa saling menjaga, karena kalau tidak ada kerja sama, kita tidak bisa bebas parkir di depan rumah penduduk. Jadi ini semua kompak yang datang ke sini juga bisa belanja dengan nyaman,” ujarnya.

Ia menegaskan, minimal dinas pariwisata setempat dan lembaga swadaya masyarakat juga berperan penting dalam me-link-kan tempat wisata dan UMKM.

“Kebanyakan di Yogyakarta peran nonpemeritah juga lumayan besar, ada keterlibatan asosiasi dan generasi muda bangun wisata dengan sikap yang baik. Infrastrktur juga salah satu pendukung sangat penting untuk melakukan seperti di sini, seperti kita lihat jalannya tadi aspal di sini,” tuturnya. (aza/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Puluhan jurnalis dari Bumi Tambun Bungai mengikuti Forum Komunikasi Media (FKM) Kalteng 2024 di Yogyakarta, Kamis (2/5). Melalui kegiatan yang digelar Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kalteng itu, kemampuan wartawan dalam menulis berita ekonomi dan fotografi benar-benar diasah.

Sebelum memasuki sesi pertama hingga ketiga, Kepala KPwBI Kalteng Taufik Saleh menyampaikan bahwa kegiatan rutin yang dilakukan BI Kalteng itu, tidak hanya untuk meningkatkan wawasan dan mengasah kemampuan wartawan dalam menulis berita ekonomi, tetapi juga mempererat silaturahmi dengan rekan-rekan media.

“Dengan wartawan mengikuti FKM ini, kami berharap dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam menulis berita ekonomi agar makin baik. Diharapkan pula dengan kegiatan ini penulisan warta ekonomi makin akurat dan memikat,” kata Taufik.

FKM saat itu diisi tiga narasumber. Pertama, materi mengenai penulisan warta ekonomi dan pemahaman narasi data dan grafik yang disampaikan Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas dan Direktur Kompas Institue, Andreas Maryoto. Sesi kedua membahas mengenai pengenalan tugas dan fungsi BI dan komunikasi kebijakan moneter Bank Indonesia, yang disampaikan oleh Kepala Divisi Relasi Media Masa dan Opinion Maker dari Departemen Komunikasi BI, Syachman Perdymer. Terakhir, mengenai tips dan trik teknik fotografi yang berkualitas, dipaparkan narasumber fotografer Kalteng Pos dan anggota fotografer Hitam Putih Borneo Arief Rahman Septian Prathama.

Baca Juga :  RS Tipe B di Wilayah Barat, Megah dan Tak Kalah dengan Kota Besar

Usai kemampuan para wartawan diasah, keesokan harinya, wartawan diajak mengunjungi beberapa UMKM di sekitar Borobudur, menggunakan mobil antik VW safari. Pertama-tama wartawan diajak untuk melihat proses pembuatan rengginan Bu Yatin. Di tempat ini, wartawan juga dipersilakan untuk mencoba membuat rengginang dan mencicipi berbagai rengginan yang sudah ready, sekaligus bisa membelinya.

Selanjutnya, wartawan diajak ke UMKM sanini pottery kerajinan gerabah. Gerabah adalah berbagai perkakas yang dibuat dari tanah liat. Di tempat itu wartawan melihat langsung proses pembuatan garabah. Wartawan juga dipersilakan untuk membuat gerabah. Harga jual gerabah dimulai dari Rp10 ribu.

UMKM ketiga yang dikunjungi adalah tempat pengolahan jamur. Lalu kami juga mengunjungi tempat pengolahan madu. Terakhir, para wartawan berkunjung ke tempat pembuatan kopi luwak. Sebagai penutup kegiatan hari itu, wartawan diajak untuk menikmati keindahan Candi Borobudur.

Di sela-sela kunjungan ke UMKM tersebut, Taufik Saleh menjelaskan, tiap FKM wartawan diajak untuk melihat kegiatan ekonomi yang dilakukan UMKM sehingga bisa tumbuh menjadi tempat destinasi wisata. Tahun ini, peserta FKM diajak melihat UMKM di sekitar Borobudur.

“Ada usaha-usaha kecil di sekitar Borobudur yang sangat bisa direplikasi di Kalteng. Karena di Kalteng juga punya UMKM sejenis, seperti amplang. Secara konsep bisnis, di Kalteng juga banyak sentra UMKM yang bisa di-link-kan dengan tempat-tempat wisata,” katanya.

Baca Juga :  Optimalisasi Pengembangan UMKM di Kalteng

Menurut Taufik, Kalteng perlu belajar dari Yogyakarta. Di Borobudur ada sarana transportasi untuk mengunjungi sejumlah UMKM yang eksis di sekitar Borobudur, sehingga wisatawan bisa membeli oleh-oleh.

“Misalnya seperti di Tanjung Puting atau Kereng Bangkirai, nyambungnya bagaimana dengan UMKM. Produk yang dijual harus produk asli sana, sehingga ketika pulang dari Palangka Raya atau Pangkalan Bun, wisatawan bisa membawa oleh-oleh dari tempat sekitar wisata. Itu juga bisa mengangkat perekonomian UMKM Kalteng,” tuturnya.

Jika ingin melakukan hal tersebut, Taufik menjelaskan, perlu ada sinergi dengan berbagai pihak. “Masih mungkin untuk bisa dicoba di Kalteng. Selain pemerintah, juga perlu keterlibatan komunitas. Komunitas bisa saling menjaga, karena kalau tidak ada kerja sama, kita tidak bisa bebas parkir di depan rumah penduduk. Jadi ini semua kompak yang datang ke sini juga bisa belanja dengan nyaman,” ujarnya.

Ia menegaskan, minimal dinas pariwisata setempat dan lembaga swadaya masyarakat juga berperan penting dalam me-link-kan tempat wisata dan UMKM.

“Kebanyakan di Yogyakarta peran nonpemeritah juga lumayan besar, ada keterlibatan asosiasi dan generasi muda bangun wisata dengan sikap yang baik. Infrastrktur juga salah satu pendukung sangat penting untuk melakukan seperti di sini, seperti kita lihat jalannya tadi aspal di sini,” tuturnya. (aza/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/