Jumat, Mei 10, 2024
29.3 C
Palangkaraya

Tantangan Guru di Kalimantan Tengah Kian Berat

 

PALANGKA RAYA-Hari Guru Sedunia tahun 2023 mengusung tema “Guru yang kita perlukan untuk pendidikan yang kita inginkan, keharusan global untuk mengatasi kekurangan guru”. Makna dari tema hari guru sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Oktober ini sangat sesuai dengan tuntutan mutu pendidikan di zaman global yang identik dengan digitalisasi di berbagai lini.

Praktisi pendidikan Kalteng, Slamet Winaryo berpendapat, keberadaan guru di era digitalisasi tetap sangat diperlukan. Posisi guru tidak dapat diganti dengan teknologi secanggih apapun (robot). Sebab, peran guru yang tidak dapat diganti adalah tugas mendidik karakter atau kepribadian.

“Tugas guru selain mengajar, melatih, membimbing, dan menilai, yang terpenting adalah tugas mendidik siswa dalam menyiapkan sumber daya manusia yang profesional, berkarakter, dan memiliki kompetensi abad 21 yaitu communication, collaboration, critical thinking, problem solving, dan creativity,” ungkap Slamet kepada Kalteng Pos, Kamis dini hari (5/10).

Akan tetapi, jumlah guru di Kalteng hingga kini masih kurang. Dikatakan Slamet, jumlah guru PNS di Indonesia, termasuk di Kalteng, pada semua jenjang masih sangat kurang. Hal ini menjadi hambatan dalam menyukseskan program wajib belajar 9 tahun dan 12 tahun. Dari kondisi inilah masing-masing sekolah banyak merekrut guru honorer atau kontrak untuk memenuhi kebutuhan guru yang ada.

“Tentu keberadaan guru kontrak ini perlu perhatian pemerintah, terutama dalam  menjamin masa depannya juga kesejahtaraannya,” kata pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua I Pengurus Provinsi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalteng ini.

Baca Juga :  Penyuntikan Vaksin Dosis Ketiga Dimulai

Oleh karena itu, Slamet menyebut sudah menjadi tugas pemerintah agar menjadi solusi dalam mengatasi kekurangan guru dengan banyaknya guru honorer atau kontrak, dengan tetap memperhatikan kualitas dan kesejahteraan guru terjamin.

“Kami sangat memberikan apresiasi kepada pemerintah dalam membina dan mengembangkan profesionalitas dan kesejahteraan guru melalui pengadaan CPNS Guru dan pengangkatan para guru honorer menjadi Guru PPPK yang jumlahnya masih sangat banyak,” jelas Slamet.

Ia berharap kesejahteraan dan profesionalitas guru di Kalteng terus diperhatikan oleh pemerintah dengan lebih baik dalam upaya  mewujudkan Indeks Pembangunan Manusia IPM) di Kalteng yang lebih baik.

Untuk wilayah Kota Palangka Raya sendiri, masih kekurangan tenaga pendidik atau guru, hal ini disebabkan sekolah yang ada di Kota Cantik ini cukup banyak terutama pada jenjang Sekolah Dasar (SD).

“Sekolah kita ini cukup banyak terutama pada jenjang sd, itu ada sekitar 122 sekolah, anggap saja dalam 1 sekolah butuh minimal 9 guru, kalau kita kalikan itu ada sekitar 1.098 orang, belum yang lagi yang sistem ngajarnya itu paralel karena sekolahnya cukup besar, misal paralel 3 kaya sd percobaan, dikali 9 maka dibutuhkan sekitar 27 pengajar dalam 1 sekolah, dan kalo kita akumulasikan ada sekitar 3.294 guru,” ucap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani.

Sedangkan total guru dari jenjang taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada sekitar 3.652 orang, tentu Kota Palangka Raya masih harus menambah tanaga pendidik untuk mencukupi kebutuhan tenaga pendidik. Untuk jenjang pendidikan SD guru agama Hindu di Kota Palangka Raya ini cukup minim hanya ada 3 guru agama Hindu yang mengajar, hal ini disebabkan jumlah murid juga tidak terlalu bayak hanya berkisar 3 sampai 4 orang dalam satu kelas.

Baca Juga :  Pemuda Miliki Peran Sentral Dalam Pembangunan

Meski begitu sekolah yang memiliki guru agama Hindu tetap masih dicari, sehingga harus tetap disediakan. Untuk guru dengan bidang studi terbanyak ada di mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), dengan jumlah guru ada 157 orang.

Berbeda dengan jenjang SD, untuk jenjang SMP di Kota Palangka Raya ada sekitar 49 sekolah. Pada bidang studi agama Katolik memiliki jumlah guru tidak banyak yakni sekitar 10 orang, dan yang terbanyak ada pada mata pelajaran Ilmu Pendidikan Alam sekitar 105 orang. Disdik mendorong para guru untuk berprestasi seperti penulisan karya ilmiah.

“Tentu untuk guru berpartisipasi kita, selalu mendorong mereka lebih meningkatkan skil dalam mengajar, juga prestasi dengan mengikuti ajang akademisi seperti, kupres, penulis artikel, selain baik itu mereka guru penggerak atau sekolah IKM, atau  implementasi Kurikulum merdeka, mereka semua diminta untuk mendaftarkan di platform merdeka belajar, dari situ kita diminta untuk belajar dari sana dan juga memperlihatkan hasil kerjanya, jadi mereka akan mengirimkan hasil atau cara mereka dalam mengajar, sehingga akan terlihat mana yang kreatif, dari ini kita bisa belajar dan mengembangkan sehingga tenaga pengajar atau guru akan semakin berkembang,” pungkasnya. (dan/mut/ala)

 

PALANGKA RAYA-Hari Guru Sedunia tahun 2023 mengusung tema “Guru yang kita perlukan untuk pendidikan yang kita inginkan, keharusan global untuk mengatasi kekurangan guru”. Makna dari tema hari guru sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Oktober ini sangat sesuai dengan tuntutan mutu pendidikan di zaman global yang identik dengan digitalisasi di berbagai lini.

Praktisi pendidikan Kalteng, Slamet Winaryo berpendapat, keberadaan guru di era digitalisasi tetap sangat diperlukan. Posisi guru tidak dapat diganti dengan teknologi secanggih apapun (robot). Sebab, peran guru yang tidak dapat diganti adalah tugas mendidik karakter atau kepribadian.

“Tugas guru selain mengajar, melatih, membimbing, dan menilai, yang terpenting adalah tugas mendidik siswa dalam menyiapkan sumber daya manusia yang profesional, berkarakter, dan memiliki kompetensi abad 21 yaitu communication, collaboration, critical thinking, problem solving, dan creativity,” ungkap Slamet kepada Kalteng Pos, Kamis dini hari (5/10).

Akan tetapi, jumlah guru di Kalteng hingga kini masih kurang. Dikatakan Slamet, jumlah guru PNS di Indonesia, termasuk di Kalteng, pada semua jenjang masih sangat kurang. Hal ini menjadi hambatan dalam menyukseskan program wajib belajar 9 tahun dan 12 tahun. Dari kondisi inilah masing-masing sekolah banyak merekrut guru honorer atau kontrak untuk memenuhi kebutuhan guru yang ada.

“Tentu keberadaan guru kontrak ini perlu perhatian pemerintah, terutama dalam  menjamin masa depannya juga kesejahtaraannya,” kata pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua I Pengurus Provinsi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalteng ini.

Baca Juga :  Penyuntikan Vaksin Dosis Ketiga Dimulai

Oleh karena itu, Slamet menyebut sudah menjadi tugas pemerintah agar menjadi solusi dalam mengatasi kekurangan guru dengan banyaknya guru honorer atau kontrak, dengan tetap memperhatikan kualitas dan kesejahteraan guru terjamin.

“Kami sangat memberikan apresiasi kepada pemerintah dalam membina dan mengembangkan profesionalitas dan kesejahteraan guru melalui pengadaan CPNS Guru dan pengangkatan para guru honorer menjadi Guru PPPK yang jumlahnya masih sangat banyak,” jelas Slamet.

Ia berharap kesejahteraan dan profesionalitas guru di Kalteng terus diperhatikan oleh pemerintah dengan lebih baik dalam upaya  mewujudkan Indeks Pembangunan Manusia IPM) di Kalteng yang lebih baik.

Untuk wilayah Kota Palangka Raya sendiri, masih kekurangan tenaga pendidik atau guru, hal ini disebabkan sekolah yang ada di Kota Cantik ini cukup banyak terutama pada jenjang Sekolah Dasar (SD).

“Sekolah kita ini cukup banyak terutama pada jenjang sd, itu ada sekitar 122 sekolah, anggap saja dalam 1 sekolah butuh minimal 9 guru, kalau kita kalikan itu ada sekitar 1.098 orang, belum yang lagi yang sistem ngajarnya itu paralel karena sekolahnya cukup besar, misal paralel 3 kaya sd percobaan, dikali 9 maka dibutuhkan sekitar 27 pengajar dalam 1 sekolah, dan kalo kita akumulasikan ada sekitar 3.294 guru,” ucap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani.

Sedangkan total guru dari jenjang taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada sekitar 3.652 orang, tentu Kota Palangka Raya masih harus menambah tanaga pendidik untuk mencukupi kebutuhan tenaga pendidik. Untuk jenjang pendidikan SD guru agama Hindu di Kota Palangka Raya ini cukup minim hanya ada 3 guru agama Hindu yang mengajar, hal ini disebabkan jumlah murid juga tidak terlalu bayak hanya berkisar 3 sampai 4 orang dalam satu kelas.

Baca Juga :  Pemuda Miliki Peran Sentral Dalam Pembangunan

Meski begitu sekolah yang memiliki guru agama Hindu tetap masih dicari, sehingga harus tetap disediakan. Untuk guru dengan bidang studi terbanyak ada di mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), dengan jumlah guru ada 157 orang.

Berbeda dengan jenjang SD, untuk jenjang SMP di Kota Palangka Raya ada sekitar 49 sekolah. Pada bidang studi agama Katolik memiliki jumlah guru tidak banyak yakni sekitar 10 orang, dan yang terbanyak ada pada mata pelajaran Ilmu Pendidikan Alam sekitar 105 orang. Disdik mendorong para guru untuk berprestasi seperti penulisan karya ilmiah.

“Tentu untuk guru berpartisipasi kita, selalu mendorong mereka lebih meningkatkan skil dalam mengajar, juga prestasi dengan mengikuti ajang akademisi seperti, kupres, penulis artikel, selain baik itu mereka guru penggerak atau sekolah IKM, atau  implementasi Kurikulum merdeka, mereka semua diminta untuk mendaftarkan di platform merdeka belajar, dari situ kita diminta untuk belajar dari sana dan juga memperlihatkan hasil kerjanya, jadi mereka akan mengirimkan hasil atau cara mereka dalam mengajar, sehingga akan terlihat mana yang kreatif, dari ini kita bisa belajar dan mengembangkan sehingga tenaga pengajar atau guru akan semakin berkembang,” pungkasnya. (dan/mut/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/