Minggu, Mei 19, 2024
24.9 C
Palangkaraya

Gubernur Dorong Semua Daerah Miliki Cadangan Pangan

Di wilayah bagian barat meliputi Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), Seruyan, Sukamara, dan Lamandau, ada potensi perkebunan kelapa sawit dan pertambangan.

“Di sana juga ada pertanian berbasis perikanan tangkap, ada pertanian budi daya kopi dan tebu, lalu ada sektor pariwisata juga,” ucap Irawan kepada Kalteng Pos via telepon WhatsApp, kemarin.

Zona tengah yang meliputi Katingan, Palangka Raya, Kapuas, Pulang Pisau, dan Gunung Mas juga punya potensi bagus di sektor pertanian. Utamanya pada daerah-daerah yang terpilih menjadi kawasan pengembangan lumbung pangan (food estate).

“Di zona tengah sektor pertanian juga bagus, karena ada dua kabupaten yang menjadi lokasi pengembangan food estate, yaitu Kapuas dengan Pulang Pisau, dalam rangka ketahanan pangan nasional, fungsi Kalteng dalam mendukung ketahanan pangan nasional itu sangat strategis melalui pengembangan food estate,” jelasnya.

Sementara itu, zona timur merupakan wilayah-wilayah yang langsung bersentuhan dengan IKN. Meliputi Murung Raya (Mura), Barito Utara (Batara), Barito Selatan (Barsel), dan Barito Timur (Bartim). “Itu zona yang memang memiliki koneksi langsung dengan IKN, tentu di sana juga punya potensi, ada perkebunan cokelat, tebu, perikanan, lalu ada sektor pertanian seperti tanaman pangan dan hortikultura,” tutur dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR) itu.

Irawan mengatakan Kalteng punya kontribusi dalam pembangunan IKN. Karena, lanjutnya, bagaimana pun juga Kalteng harus punya peran sebagai daerah penyangga IKN. Daerah-daerah yang memang bersentuhan langsung dengan IKN harus diberdayakan. Posisi Kalteng dalam pengembangan IKN cukup strategis.

Baca Juga :  DAD Kalteng Gelar Acara Hasupa Hasundau

“Posisi Kalteng dalam pengembangan IKN cukup strategis ya, apalagi potensi pertaniannya yang sangat besar untuk dijadikan sektor pendukung untuk pengembangan IKN,” jelas pria yang menyelesaikan studi jenjang doktoral di Universitas Hasanuddin itu.

Upaya pemerintah daerah untuk memajukan ekonomi di sektor pertanian adalah dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Upaya itu diwujudkan dengan menyediakan program beasiswa pendidikan bagi pemuda Kalteng untuk sekolah pertanian.

Dijelaskannya, pengembangan SDM menjadi unsur penting dalam proses pembangunan untuk menyukeskan Kalteng menjadi daerah penyangga IKN. Apalagi Kalteng punya beberapa perguruan tinggi yang menjadi ujung tombak dalam pengembangan SDM.

“Di Kalteng ada banyak perguruan tinggi, ada UPR, UNKRIP, UMPR, dan lainnya, pengembangan SDM di perguruan tinggi itulah yang nanti diharapkan dapat meningkatkan SDM kita sehingga mampu ikut berperan dalam proses pembangunan,” jelasnya.

Sektor pertanian cukup menjanjikan bagi kaum muda Kalteng meraup keberhasilan. Sebab sejauh ini jumlah petani dan kondisi pertanian di Kalteng belum menggembirakan. Maka dari itu, dunia pendidikan tinggi dan dunia industri perlu saling bersinergi agar dapat mendukung potensi pemuda memajukan sektor pertanian.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah XI Kalimantan Periode 2018-2022 Prof Dr Ir Udiansyah MSi mengatakan, lima tahun terakhir jumlah petani di Kalteng mengalami penurunan dan umur rata-rata petani pun berkisar di angka 47 tahun. Maka dari itu, peluang milenial untuk terjun ke dunia pertanian sangat besar.

Baca Juga :  Food Estate, Bukan Hanya Padi Saja

“Melihat keadaan itu, peluang milenial untuk terjun ke dunia pertanian begitu besar,” ujarnya saat menghadiri seminar nasional bertajuk Peluang Kerja Milenial pada Daerah Penyangga IKN Nusantara, di M Bahalap Hotel, Palangka Raya, Rabu (18/1).

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) RI Afriansyah Noor yang turur hadir dan menjadi pembicara kunci seminar tersebut, mengaku prihatin dengan penurunan jumlah petani di Kalteng. Ia menyebut sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tidak diminati oleh generasi muda dewasa ini.

“Bahkan usia rata-rata nasional pekerja di sektor pertanian ini berkisar 45 tahun ke atas, sementara negara kita ini adalah negara agraria, pertanian, implikasinya apa? Temuan kami di lapangan banyak keluhan petani bahwa hasil produksi tidak sebanding dengan hasil yang dijual, makanya banyak yang tidak mau terjun ke sektor itu,” jelasnya.

Maka dari itu, Afriansyah mendorong agar pemerintah daerah dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas petani. Ia juga mengajak generasi muda di Bumi Tambun Bungai untuk terjun ke sektor pertanian. Lewat mekanisasi pertanian dan kemajuan teknologi pertanian dewasa ini, sudah seharusnya kaum muda terjun ke dunia pertanian untuk memajukan daerah.

“Jadi anak-anak mahasiswa, ayo terjun ke dunia pertanian, sekarang teknologi pertanian sudah canggih, sudah hebat, makanya sekarang ayo bekerja di sektor pertanian,” tandasnya. (abw/dan/ce/ala)

Di wilayah bagian barat meliputi Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), Seruyan, Sukamara, dan Lamandau, ada potensi perkebunan kelapa sawit dan pertambangan.

“Di sana juga ada pertanian berbasis perikanan tangkap, ada pertanian budi daya kopi dan tebu, lalu ada sektor pariwisata juga,” ucap Irawan kepada Kalteng Pos via telepon WhatsApp, kemarin.

Zona tengah yang meliputi Katingan, Palangka Raya, Kapuas, Pulang Pisau, dan Gunung Mas juga punya potensi bagus di sektor pertanian. Utamanya pada daerah-daerah yang terpilih menjadi kawasan pengembangan lumbung pangan (food estate).

“Di zona tengah sektor pertanian juga bagus, karena ada dua kabupaten yang menjadi lokasi pengembangan food estate, yaitu Kapuas dengan Pulang Pisau, dalam rangka ketahanan pangan nasional, fungsi Kalteng dalam mendukung ketahanan pangan nasional itu sangat strategis melalui pengembangan food estate,” jelasnya.

Sementara itu, zona timur merupakan wilayah-wilayah yang langsung bersentuhan dengan IKN. Meliputi Murung Raya (Mura), Barito Utara (Batara), Barito Selatan (Barsel), dan Barito Timur (Bartim). “Itu zona yang memang memiliki koneksi langsung dengan IKN, tentu di sana juga punya potensi, ada perkebunan cokelat, tebu, perikanan, lalu ada sektor pertanian seperti tanaman pangan dan hortikultura,” tutur dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR) itu.

Irawan mengatakan Kalteng punya kontribusi dalam pembangunan IKN. Karena, lanjutnya, bagaimana pun juga Kalteng harus punya peran sebagai daerah penyangga IKN. Daerah-daerah yang memang bersentuhan langsung dengan IKN harus diberdayakan. Posisi Kalteng dalam pengembangan IKN cukup strategis.

Baca Juga :  DAD Kalteng Gelar Acara Hasupa Hasundau

“Posisi Kalteng dalam pengembangan IKN cukup strategis ya, apalagi potensi pertaniannya yang sangat besar untuk dijadikan sektor pendukung untuk pengembangan IKN,” jelas pria yang menyelesaikan studi jenjang doktoral di Universitas Hasanuddin itu.

Upaya pemerintah daerah untuk memajukan ekonomi di sektor pertanian adalah dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Upaya itu diwujudkan dengan menyediakan program beasiswa pendidikan bagi pemuda Kalteng untuk sekolah pertanian.

Dijelaskannya, pengembangan SDM menjadi unsur penting dalam proses pembangunan untuk menyukeskan Kalteng menjadi daerah penyangga IKN. Apalagi Kalteng punya beberapa perguruan tinggi yang menjadi ujung tombak dalam pengembangan SDM.

“Di Kalteng ada banyak perguruan tinggi, ada UPR, UNKRIP, UMPR, dan lainnya, pengembangan SDM di perguruan tinggi itulah yang nanti diharapkan dapat meningkatkan SDM kita sehingga mampu ikut berperan dalam proses pembangunan,” jelasnya.

Sektor pertanian cukup menjanjikan bagi kaum muda Kalteng meraup keberhasilan. Sebab sejauh ini jumlah petani dan kondisi pertanian di Kalteng belum menggembirakan. Maka dari itu, dunia pendidikan tinggi dan dunia industri perlu saling bersinergi agar dapat mendukung potensi pemuda memajukan sektor pertanian.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah XI Kalimantan Periode 2018-2022 Prof Dr Ir Udiansyah MSi mengatakan, lima tahun terakhir jumlah petani di Kalteng mengalami penurunan dan umur rata-rata petani pun berkisar di angka 47 tahun. Maka dari itu, peluang milenial untuk terjun ke dunia pertanian sangat besar.

Baca Juga :  Food Estate, Bukan Hanya Padi Saja

“Melihat keadaan itu, peluang milenial untuk terjun ke dunia pertanian begitu besar,” ujarnya saat menghadiri seminar nasional bertajuk Peluang Kerja Milenial pada Daerah Penyangga IKN Nusantara, di M Bahalap Hotel, Palangka Raya, Rabu (18/1).

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) RI Afriansyah Noor yang turur hadir dan menjadi pembicara kunci seminar tersebut, mengaku prihatin dengan penurunan jumlah petani di Kalteng. Ia menyebut sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tidak diminati oleh generasi muda dewasa ini.

“Bahkan usia rata-rata nasional pekerja di sektor pertanian ini berkisar 45 tahun ke atas, sementara negara kita ini adalah negara agraria, pertanian, implikasinya apa? Temuan kami di lapangan banyak keluhan petani bahwa hasil produksi tidak sebanding dengan hasil yang dijual, makanya banyak yang tidak mau terjun ke sektor itu,” jelasnya.

Maka dari itu, Afriansyah mendorong agar pemerintah daerah dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas petani. Ia juga mengajak generasi muda di Bumi Tambun Bungai untuk terjun ke sektor pertanian. Lewat mekanisasi pertanian dan kemajuan teknologi pertanian dewasa ini, sudah seharusnya kaum muda terjun ke dunia pertanian untuk memajukan daerah.

“Jadi anak-anak mahasiswa, ayo terjun ke dunia pertanian, sekarang teknologi pertanian sudah canggih, sudah hebat, makanya sekarang ayo bekerja di sektor pertanian,” tandasnya. (abw/dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/