Minggu, April 27, 2025
25.6 C
Palangkaraya

Mangat Aunty, UMKM Binaan BRI Berhasil Bangkit dari Pandemi Covid-19

Produksi 800 Risol Mayo Sehari, Mangat Aunty Raup Omzet Rp35 Juta per Bulan

Pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada perekonomian masyarakat. Tidak terkecuali bagi para pelaku UMKM. Di balik itu, ada semangat kaum perempuan yang berhasil bangkit dan memulihkan perekonomian keluarga.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

TANGAN terampil seorang perempuan berhasil mengubah perekonomian keluarganya. Membuat jajanan dari luar negeri yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Risol mayo, merupakan varian risoles yang berisikan mayonaise, berasal dari Eropa, khususnya di Belanda dan Prancis.

Dia adalah Dewi Mahrita Sari, pemilik usaha risol mayo Mangat Aunty. Salah satu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMMK) yang berusaha memulihkan keadaan pascapandemi di tengah keterpurukan perekonomian keluarganya.

Di depan rumahnya, Jalan Kapuas Nomor 20, Kota Palangka Raya, Dewi mendirikan sepetak toko sebagai tempat produksi dan penjualan risol mayo. Bersama dua karyawannya, perempuan berhijab itu dengan ulet membuat jajanan yang pernah viral di Indonesia pada 2022 lalu.

Awalnya Dewi menjual pentol bakar di Jalan Yos Sudarso Palangka Raya, tepatnya di depan Kantor TVRI Kalimantan Tengah. Usaha ini ia rintis di tengah pandemi Covid-19 pada tahun 2020 untuk pendapatan tambahan sebagai tenaga kontrak di Pemprov Kalteng.

Takdir berkata lain. Tahun 2020, ia terdampak pengurangan tekon dan harus dirumahkan. Ia memutar otak agar bisa memulihkan perekonomian. Kemudian mencoba mengambil peluang dengan menjual risol mayo yang tengah viral saat itu.

“Tahun 2022 itulah, awal mula risol mayo Mangat Aunty dilaunching. Menambah varian jualan pentol bakar saya,” katanya saat dibincangi di rumahnya, Kamis (24/4/2025).Belajar autodidak di YouTube, perempuan yang lahir pada 15 Mei 1996 ini mulai memproduksi risol mayo dan menjualnya.

Namun, masyarakat di wilayah Kota Palangka Raya belum banyak yang mengenal varian risoles ini.“Saya coba minta influencer kuliner untuk mempromosikan risol mayo milik saya, besoknya gerobak saya langsung diserbu pembeli,” ucapnya kepada Kalteng Pos.

Risol mayo miliknya mulai viral dan dikenal. Saat itu, Dewi yang membuka gerobaknya dari pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB selalu diserbu pelanggan. Sebanyak 100 potong risol mayo habis dalam beberapa jam.

“Perlahan saya menambah jumlah produksi hingga mencapai 500 potong, juga habis. Akhirnya, saya fokus menjual risol mayo, tidak lagi menjual pentol bakar,” kata perempuan 29 tahun ini.

Risol mayo Mangat Aunty semakin dikenal. Tidak hanya masyarakat Kota Palangka Raya saja, tetapi juga diincar oleh masyarakat luar daerah. Mangat Aunty sudah memiliki reseller untuk memfasilitasi para pelanggan di luar daerah.

Baca Juga :  Zein Alitamara Mufthihati, Seniman Kota Cantik yang Mendunia

“Saat ini saya ada empat reseller, ada dari Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Sampit,” ujarnya.Banyaknya peminat risol mayo, membuat perempuan kelahiran Kuala Kapuas ini mencetuskan risol mayo frozen.

Harapannya, para pelanggan dari luar daerah bisa menikmati risol ini dengan menggoreng sendiri di rumah.“Juga bagi para warga kota Palangka Raya yang ingin menggoreng di rumah, bahkan ada pelanggan yang memesan hingga belasan mika,” tegasnya.

Sudah tiga tahun berjalan, meski risol mayo sudah tidak lagi viral, tidak menjadikan usahanya menurun. Hingga saat ini, ia masih memproduksi hingga 500 potong sehari. “Bersyukur, meski sudah tidak viral lagi, risol mayo milik saya masih banyak diminati masyarakat, tidak ada penurunan produksi dari awal hingga saat ini,” jawabnya.

Saat ini, Mangat Aunty mangkal di Jalan Katamso, pindah dari sebelumnya di depan Kantor TVRI. Ia hadir setiap Jumat, Sabtu dan Minggu dari pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB. Khusus untuk Hari Minggu, ia juga membuka lapak di Car Free Day (CFD) Palangka Raya.

“Khusus untuk hari Minggu, saya memproduksi hingga 800 potong risol, jika di CFD masih ada sisa kami jual malam hari di Jalan Katamso. Jika 800 potong itu habis di CFD, maka malam hari kami tutup,” ucapnya.

Untuk satu risol ia menjual dengan harga Rp4 ribu, sedangkan untuk satu mika ia jual seharga Rp15 ribu berisikan empat potong. Saat ini ia meraup omzet Rp1 juta hingga Rp1,5 juta sehari. Dalam sebulan, ia bisa mengumpulkan omzet hingga Rp35 juta.

Bulan Ramadan lalu, menjadi ladang cuan bagi Dewi dari usahanya itu. Ia menjadi salah satu pedagang di Pasar Ramadan Jalan Ais Nasution Palangka Raya yang disponsori oleh BRI Kantor Cabang Palangka Raya.

“Saat itu saya didata dan menjadi UMKM binaan BRI, saat itu juga saya mendapat fasilitas QRIS dari BRI,” singkatnya. Menurutnya, setelah pendataan, BRI jemput bola dengan mendaftarkan dirinya sebagai merchant QRIS BRI. Ia mengaku pengurusan QRIS sangat mudah dan cepat.

“Pihak BRI sangat membantu saya, dalam satu hari QRIS saya sudah selesai,” ujar perempuan berkulit putih ini.

Keberuntungan kembali berpihak kepadanya. Ia menjadi pelaku usaha terbaik ketiga di Pasar Ramadan dengan jumlah transaksi sebanyak 1.348 transaksi. Saat itu, Dewi mendapat hadiah satu unit mesin cuci.

Baca Juga :  Begini Kronologi Kecelakaan Maut yang Merenggut Enam Nyawa

“Di Pasar Ramadan, jumlah transaksi pembelian menggunakan QRIS milik saya sebanyak 1.348 ribu dengan pendapatan yang masuk ke rekening melalui QRIS sebanyak Rp18 juta lebih, sedangkan omzet total Rp67 juta,” bebernya.

Ia merasa bersyukur kenal dengan BRI, karena mendapat banyak keberuntungan. Selain itu, hal ini menjawab segala kebutuhan yang selama ini ia perlukan.“Selama ini banyak pelanggan saya menggunakan rekening BRI, sekarang saya bisa lebih memuaskan pelanggan khususnya yang menggunakan rekening BRI.

Mereka bisa bayar QRIS atau transfer langsung menggukan fasilitas BRI,” jelasnya. Di tempat terpisah, salah satu pelanggan Mangat Aunty, Siti Anisah Mutakarumah mengaku puas belanja di Mangat Aunty.

Menurutnya, dari segi rasa sudah tidak diragukan lagi. Belum lama ini ia memesan untuk keperluan pembagian takjil Ramadan. “Saat Ramadan, saya pesan 200 picis risol mayo di Mangat Aunty. Pemiliknya baik, bahkan memenuhi segala permintaan kami,” katanya.

Untuk pembayaran pun, lanjutnya, tidak ribet. Saat itu, Nisa, sapaan akrabnya, membayar menggunakan QRIS yang bisa di scan langsung dari ponselnya. “Saya menghubungi melalui WhatsApp, kemudian transfer uang, beberapa hari kemudian pesanan diantar. Cepat dan tidak ribet,” ceritanya.

Terpisah, Pemimpin Cabang BRI Palangka Raya Sari Wahono mengatakan, BRI terus menyosialisasikan QRIS kepada masyarakat termasuk hadir di Pasar Ramadan Jalan Ais Nasution beberapa waktu lalu.

“Bagi pedagang yang belum memiliki QRIS BRI akan dibantu pembuatannya, karena pengajuan QRIS BRI sangat mudah,” katanya. Pedagang juga bisa melakukan secara mandiri dengan mendownload aplikasi BRI Merchant, lalu pilih register dan daftar jadi merchant.

Pengajuan QRIS BRI juga sangat cepat, cukup satu hari sudah jadi. Saat ini, pengguna QRIS yang tercatat di BRI cabang Palangka Raya sebanyak 12.472 pengguna.Terlebih, lanjutnya, transaksi QRIS BRI di bawah atau sampai Rp500 ribu tidak ada potongan, sedangkan transaksi di atas Rp500 ribu dikenai potongan 0,3 persen, hal ini sesuai dengan kebijakan BI per 1 Desember 2024 lalu.

Selama in, BRI terus menyosialisasikan penggunaan transaksi digital ini kepada para pelaku usaha. Ditambahkannya, dengan QRIS BRI ini, baik pelaku usaha maupun masyarakat akan sangat mudah melakukan transaksi melalui ponsel.

Pihaknya berharap, secara perlahan masyarakat teredukasi untuk melakukan transaksi menggunakan QRIS. (*)

Pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada perekonomian masyarakat. Tidak terkecuali bagi para pelaku UMKM. Di balik itu, ada semangat kaum perempuan yang berhasil bangkit dan memulihkan perekonomian keluarga.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

TANGAN terampil seorang perempuan berhasil mengubah perekonomian keluarganya. Membuat jajanan dari luar negeri yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Risol mayo, merupakan varian risoles yang berisikan mayonaise, berasal dari Eropa, khususnya di Belanda dan Prancis.

Dia adalah Dewi Mahrita Sari, pemilik usaha risol mayo Mangat Aunty. Salah satu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMMK) yang berusaha memulihkan keadaan pascapandemi di tengah keterpurukan perekonomian keluarganya.

Di depan rumahnya, Jalan Kapuas Nomor 20, Kota Palangka Raya, Dewi mendirikan sepetak toko sebagai tempat produksi dan penjualan risol mayo. Bersama dua karyawannya, perempuan berhijab itu dengan ulet membuat jajanan yang pernah viral di Indonesia pada 2022 lalu.

Awalnya Dewi menjual pentol bakar di Jalan Yos Sudarso Palangka Raya, tepatnya di depan Kantor TVRI Kalimantan Tengah. Usaha ini ia rintis di tengah pandemi Covid-19 pada tahun 2020 untuk pendapatan tambahan sebagai tenaga kontrak di Pemprov Kalteng.

Takdir berkata lain. Tahun 2020, ia terdampak pengurangan tekon dan harus dirumahkan. Ia memutar otak agar bisa memulihkan perekonomian. Kemudian mencoba mengambil peluang dengan menjual risol mayo yang tengah viral saat itu.

“Tahun 2022 itulah, awal mula risol mayo Mangat Aunty dilaunching. Menambah varian jualan pentol bakar saya,” katanya saat dibincangi di rumahnya, Kamis (24/4/2025).Belajar autodidak di YouTube, perempuan yang lahir pada 15 Mei 1996 ini mulai memproduksi risol mayo dan menjualnya.

Namun, masyarakat di wilayah Kota Palangka Raya belum banyak yang mengenal varian risoles ini.“Saya coba minta influencer kuliner untuk mempromosikan risol mayo milik saya, besoknya gerobak saya langsung diserbu pembeli,” ucapnya kepada Kalteng Pos.

Risol mayo miliknya mulai viral dan dikenal. Saat itu, Dewi yang membuka gerobaknya dari pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB selalu diserbu pelanggan. Sebanyak 100 potong risol mayo habis dalam beberapa jam.

“Perlahan saya menambah jumlah produksi hingga mencapai 500 potong, juga habis. Akhirnya, saya fokus menjual risol mayo, tidak lagi menjual pentol bakar,” kata perempuan 29 tahun ini.

Risol mayo Mangat Aunty semakin dikenal. Tidak hanya masyarakat Kota Palangka Raya saja, tetapi juga diincar oleh masyarakat luar daerah. Mangat Aunty sudah memiliki reseller untuk memfasilitasi para pelanggan di luar daerah.

Baca Juga :  Zein Alitamara Mufthihati, Seniman Kota Cantik yang Mendunia

“Saat ini saya ada empat reseller, ada dari Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Sampit,” ujarnya.Banyaknya peminat risol mayo, membuat perempuan kelahiran Kuala Kapuas ini mencetuskan risol mayo frozen.

Harapannya, para pelanggan dari luar daerah bisa menikmati risol ini dengan menggoreng sendiri di rumah.“Juga bagi para warga kota Palangka Raya yang ingin menggoreng di rumah, bahkan ada pelanggan yang memesan hingga belasan mika,” tegasnya.

Sudah tiga tahun berjalan, meski risol mayo sudah tidak lagi viral, tidak menjadikan usahanya menurun. Hingga saat ini, ia masih memproduksi hingga 500 potong sehari. “Bersyukur, meski sudah tidak viral lagi, risol mayo milik saya masih banyak diminati masyarakat, tidak ada penurunan produksi dari awal hingga saat ini,” jawabnya.

Saat ini, Mangat Aunty mangkal di Jalan Katamso, pindah dari sebelumnya di depan Kantor TVRI. Ia hadir setiap Jumat, Sabtu dan Minggu dari pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB. Khusus untuk Hari Minggu, ia juga membuka lapak di Car Free Day (CFD) Palangka Raya.

“Khusus untuk hari Minggu, saya memproduksi hingga 800 potong risol, jika di CFD masih ada sisa kami jual malam hari di Jalan Katamso. Jika 800 potong itu habis di CFD, maka malam hari kami tutup,” ucapnya.

Untuk satu risol ia menjual dengan harga Rp4 ribu, sedangkan untuk satu mika ia jual seharga Rp15 ribu berisikan empat potong. Saat ini ia meraup omzet Rp1 juta hingga Rp1,5 juta sehari. Dalam sebulan, ia bisa mengumpulkan omzet hingga Rp35 juta.

Bulan Ramadan lalu, menjadi ladang cuan bagi Dewi dari usahanya itu. Ia menjadi salah satu pedagang di Pasar Ramadan Jalan Ais Nasution Palangka Raya yang disponsori oleh BRI Kantor Cabang Palangka Raya.

“Saat itu saya didata dan menjadi UMKM binaan BRI, saat itu juga saya mendapat fasilitas QRIS dari BRI,” singkatnya. Menurutnya, setelah pendataan, BRI jemput bola dengan mendaftarkan dirinya sebagai merchant QRIS BRI. Ia mengaku pengurusan QRIS sangat mudah dan cepat.

“Pihak BRI sangat membantu saya, dalam satu hari QRIS saya sudah selesai,” ujar perempuan berkulit putih ini.

Keberuntungan kembali berpihak kepadanya. Ia menjadi pelaku usaha terbaik ketiga di Pasar Ramadan dengan jumlah transaksi sebanyak 1.348 transaksi. Saat itu, Dewi mendapat hadiah satu unit mesin cuci.

Baca Juga :  Begini Kronologi Kecelakaan Maut yang Merenggut Enam Nyawa

“Di Pasar Ramadan, jumlah transaksi pembelian menggunakan QRIS milik saya sebanyak 1.348 ribu dengan pendapatan yang masuk ke rekening melalui QRIS sebanyak Rp18 juta lebih, sedangkan omzet total Rp67 juta,” bebernya.

Ia merasa bersyukur kenal dengan BRI, karena mendapat banyak keberuntungan. Selain itu, hal ini menjawab segala kebutuhan yang selama ini ia perlukan.“Selama ini banyak pelanggan saya menggunakan rekening BRI, sekarang saya bisa lebih memuaskan pelanggan khususnya yang menggunakan rekening BRI.

Mereka bisa bayar QRIS atau transfer langsung menggukan fasilitas BRI,” jelasnya. Di tempat terpisah, salah satu pelanggan Mangat Aunty, Siti Anisah Mutakarumah mengaku puas belanja di Mangat Aunty.

Menurutnya, dari segi rasa sudah tidak diragukan lagi. Belum lama ini ia memesan untuk keperluan pembagian takjil Ramadan. “Saat Ramadan, saya pesan 200 picis risol mayo di Mangat Aunty. Pemiliknya baik, bahkan memenuhi segala permintaan kami,” katanya.

Untuk pembayaran pun, lanjutnya, tidak ribet. Saat itu, Nisa, sapaan akrabnya, membayar menggunakan QRIS yang bisa di scan langsung dari ponselnya. “Saya menghubungi melalui WhatsApp, kemudian transfer uang, beberapa hari kemudian pesanan diantar. Cepat dan tidak ribet,” ceritanya.

Terpisah, Pemimpin Cabang BRI Palangka Raya Sari Wahono mengatakan, BRI terus menyosialisasikan QRIS kepada masyarakat termasuk hadir di Pasar Ramadan Jalan Ais Nasution beberapa waktu lalu.

“Bagi pedagang yang belum memiliki QRIS BRI akan dibantu pembuatannya, karena pengajuan QRIS BRI sangat mudah,” katanya. Pedagang juga bisa melakukan secara mandiri dengan mendownload aplikasi BRI Merchant, lalu pilih register dan daftar jadi merchant.

Pengajuan QRIS BRI juga sangat cepat, cukup satu hari sudah jadi. Saat ini, pengguna QRIS yang tercatat di BRI cabang Palangka Raya sebanyak 12.472 pengguna.Terlebih, lanjutnya, transaksi QRIS BRI di bawah atau sampai Rp500 ribu tidak ada potongan, sedangkan transaksi di atas Rp500 ribu dikenai potongan 0,3 persen, hal ini sesuai dengan kebijakan BI per 1 Desember 2024 lalu.

Selama in, BRI terus menyosialisasikan penggunaan transaksi digital ini kepada para pelaku usaha. Ditambahkannya, dengan QRIS BRI ini, baik pelaku usaha maupun masyarakat akan sangat mudah melakukan transaksi melalui ponsel.

Pihaknya berharap, secara perlahan masyarakat teredukasi untuk melakukan transaksi menggunakan QRIS. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/