Kamis, Mei 2, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Wajah Baru Bundaran Besar

PALANGKA RAYA-Bundaran Besar Palangka Raya akan memiliki wajah baru. Bangunan yang menjadi ikon ibu kota Provinsi Kalteng tersebut akan dipoles dan ditata dengan arsitektur modern. Dari desain yang telah dirilis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng, Bundaran Besar tampak begitu indah dan megah.

Tahun ini pemerintah provinsi (pemprov) melakukan renovasi tanpa menghilangkan atau mengubah desain awal. Kepala Dinas PUPR Kalteng H Shalahuddin, S.T., M.T. mengatakan, sesuai arahan Gubernur H Sugianto Sabran akan segera dilakukan renovasi. Mulai dibangun tahun 2022-2024 multi years contrak (MYC) dengan total dana senilai Rp125 miliar, fisik 2 tahun anggaran (2022-2023), dan pembayaran 3 tahun anggaran (2022-2024).

“Pekerjaan utama Rp98 miliar masuk di MYC, sementara pekerjaan pelengkap beserta interior masuk dalam reguler Rp27 miliar,” kata H Shalahuddin kepada Kalteng Pos, Rabu (5/1).

Baca Juga :  Catatan Kepolisian, Bus DAMRI KH 7604 AI Tiga Kali Terlibat Lakalantas

Pihaknya berharap ada dukungan dari seluruh masyarakat Kalteng, khususnya warga Kota Palangka Raya, untuk pelaksanaan renovasi Bundaran Besar. “Mohon doa dan dukungan agar pembangunan dapat berjalan lancar, sehingga Bundaran Besar yang menjadi salah satu ikon ibu kota provinsi ini memiliki daya tarik dan terlihat indah,” tambahnya. 

Dijelaskan Shalahuddin, lokasi Bundaran Besar berada di pusat Kota Cantik yang sekaligus akan menjadikan ikon Provinsi Kalteng, yang merupakan titik pertemuan dari akses utama dari dan menuju kota-kota besar lainnya.

Konsep perancangan bangunan pun dengan memperhatikan aspek persatuan dan budaya, di mana Bundaran Besar merupakan bukti peninggalan dan menjadi embrio Kota Palangka Raya. Salah satu aset berharga bahwa Bundaran Besar menjadi sentral untuk pengembangan tata kota.

Baca Juga :  Potensi PPI Kumai Perlu Dimaksimalkan

Menara pada Bundaran Besar juga menggambarkan menara yang segi lima Pancasila, budaya suku Dayak Kalteng, dan penghargaan terhadap sejarah serta perjuangan masyarakat melawan penjajah pada masa lampau. Menara Talawang sebagai landmark sekaligus simbol pembaharuan.

Tahun sebelumnya, pemprov melalui Dinas PUPR telah melakukan rapat gelar konsultasi publik dan sosialisasi Amdal renovasi Bundaran Besar Kota Palangka Raya. Shalahudin berharap agar Amdal ini benar-benar dilaksanakan sesuai aturan dan mengikuti kerangka acuan kerja Amdal yang telah dibuat, sehingga benar-benar sesuai dengan harapan bersama dan pemanfatannya.

PALANGKA RAYA-Bundaran Besar Palangka Raya akan memiliki wajah baru. Bangunan yang menjadi ikon ibu kota Provinsi Kalteng tersebut akan dipoles dan ditata dengan arsitektur modern. Dari desain yang telah dirilis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng, Bundaran Besar tampak begitu indah dan megah.

Tahun ini pemerintah provinsi (pemprov) melakukan renovasi tanpa menghilangkan atau mengubah desain awal. Kepala Dinas PUPR Kalteng H Shalahuddin, S.T., M.T. mengatakan, sesuai arahan Gubernur H Sugianto Sabran akan segera dilakukan renovasi. Mulai dibangun tahun 2022-2024 multi years contrak (MYC) dengan total dana senilai Rp125 miliar, fisik 2 tahun anggaran (2022-2023), dan pembayaran 3 tahun anggaran (2022-2024).

“Pekerjaan utama Rp98 miliar masuk di MYC, sementara pekerjaan pelengkap beserta interior masuk dalam reguler Rp27 miliar,” kata H Shalahuddin kepada Kalteng Pos, Rabu (5/1).

Baca Juga :  Catatan Kepolisian, Bus DAMRI KH 7604 AI Tiga Kali Terlibat Lakalantas

Pihaknya berharap ada dukungan dari seluruh masyarakat Kalteng, khususnya warga Kota Palangka Raya, untuk pelaksanaan renovasi Bundaran Besar. “Mohon doa dan dukungan agar pembangunan dapat berjalan lancar, sehingga Bundaran Besar yang menjadi salah satu ikon ibu kota provinsi ini memiliki daya tarik dan terlihat indah,” tambahnya. 

Dijelaskan Shalahuddin, lokasi Bundaran Besar berada di pusat Kota Cantik yang sekaligus akan menjadikan ikon Provinsi Kalteng, yang merupakan titik pertemuan dari akses utama dari dan menuju kota-kota besar lainnya.

Konsep perancangan bangunan pun dengan memperhatikan aspek persatuan dan budaya, di mana Bundaran Besar merupakan bukti peninggalan dan menjadi embrio Kota Palangka Raya. Salah satu aset berharga bahwa Bundaran Besar menjadi sentral untuk pengembangan tata kota.

Baca Juga :  Potensi PPI Kumai Perlu Dimaksimalkan

Menara pada Bundaran Besar juga menggambarkan menara yang segi lima Pancasila, budaya suku Dayak Kalteng, dan penghargaan terhadap sejarah serta perjuangan masyarakat melawan penjajah pada masa lampau. Menara Talawang sebagai landmark sekaligus simbol pembaharuan.

Tahun sebelumnya, pemprov melalui Dinas PUPR telah melakukan rapat gelar konsultasi publik dan sosialisasi Amdal renovasi Bundaran Besar Kota Palangka Raya. Shalahudin berharap agar Amdal ini benar-benar dilaksanakan sesuai aturan dan mengikuti kerangka acuan kerja Amdal yang telah dibuat, sehingga benar-benar sesuai dengan harapan bersama dan pemanfatannya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/