Minggu, Mei 19, 2024
23.7 C
Palangkaraya

Gas Elpiji 3 Kg Mahal dan Langka

SAMPIT- Warga Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengeluhkan gas elpiji 3 Kg yang saat ini susah didapat atau langka. Jika ada, harganya mahal berkisar Rp35.000 hingga Rp45.000 per tabung.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotim Hj Darmawati meminta pemerintah mengawasi secara ketat distribusi gas elpiji, khususnya ukuran 3 kg yang banyak dibutuhkan masyarakat, dan dengan kelangkaan gas melon itu diharapkan pemerintah setempat untuk bisa turun langsung ke lapangan guna memantau harga di sejumlah agen ataupun pangkalan.

“Pemerintah Kabupaten harus cepat turun tangan untuk mengatasi kelangkaan gas melon ini dan kalau bisa berikan teguran keras atau sanksi kepada agen atau pangkalan yang bermain untuk menaikkan harga di atas harga eceran tertinggi,” ujarnya saat di bincangi di ruang kerjanya, Senin (22/3).

Darmawati mengatakan dirinya sering mendapat keluhan ibu-ibu yang kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg, padahal sangat dibutuhkan untuk memasak. Sebagai seorang perempuan dan juga ibu rumah tangga, dirinya paham betul pentingnya elpiji untuk kebutuhan dapur. Barang tersebut sudah dapat dianggap sebagai kebutuhan pokok rutin yang harus dipenuhi.

Baca Juga :  Lakukan Pengawasan dan Evaluasi

“Saya sangat menyayang, distribusi elpiji 3 kg di Kabupaten Kotim ini dinilai belum merata dan belum lancar sesuai harapan masyarakat. Padahal, elpiji 3 kg ini paling banyak digunakan masyarakat setelah pemerintah mengarahkan masyarakat melalui program konversi dari minyak tanah ke gas elpiji,” tuturnya.

Politikus Partai Golkar ini juga mengatakan tidak jarang warga harus antre di pangkalan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg tersebut. Tidak sedikit pula yang harus pulang dengan kecewa tidak sempat mendapatkan elpiji karena sudah kehabisan.

“Harga juga bervariasi dan pasokan yang belum sesuai harapan, cukup membebani masyarakat sehingga sering dikeluhkan. Perlu upaya serius pemerintah untuk mengawasi ketat distribusi elpiji 3 kg agar benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan dan harganya tidak terlalu tinggi,” ucap Darmawati.

Menurutnya tidak sulit jika memang pemerintah serius menelusuri penyebab elpiji 3 kg sering sulit didapat dan harganya tinggi. Tinggal keseriusan pemerintah dan semua pihak terkait untuk menyikapi masalah ini dengan sungguh-sungguh. Kalau pihak Pertamina sudah mengklaim bahwa pasokan mencukupi tapi ternyata di lapangan warga kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.

Baca Juga :  Tindak Lanjuti Kelangkaan dan Kenaikan Harga Gas Elpiji Subsidi

“Maka dari itu pemerintah daerah harus menelusuri pendestribusiannya mengapa sampai terjadi seperti sehingga dikeluhkan masyarakat. Baik harga yang tidak sesuai harga eceran tertinggi yang membebani masyarakat,” sampai Darmawati.

Dirinya juga meminta pihak pemerintah daerah dan Pertamina bahkan kepolisian diminta bersama-sama menyikapi serius masalah ini, karena elpiji 3 kg sangat dibutuhkan masyarakat. Ini salah satu kebutuhan yang berkaitan langsung dengan hajat hidup masyarakat luas.

“Saya juga minta kepada pihak aparat kepolisian untuk menyelidiki langkanya dan mahalnya gas 3 kg ini, apabila ada yang kedapatan menimbun gas tersebut maka berikan sanksi tegas agar bisa menimbulkan efek jera, kalau perlu cabut izinnya,” tegasnya.(bah/uni)

SAMPIT- Warga Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengeluhkan gas elpiji 3 Kg yang saat ini susah didapat atau langka. Jika ada, harganya mahal berkisar Rp35.000 hingga Rp45.000 per tabung.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotim Hj Darmawati meminta pemerintah mengawasi secara ketat distribusi gas elpiji, khususnya ukuran 3 kg yang banyak dibutuhkan masyarakat, dan dengan kelangkaan gas melon itu diharapkan pemerintah setempat untuk bisa turun langsung ke lapangan guna memantau harga di sejumlah agen ataupun pangkalan.

“Pemerintah Kabupaten harus cepat turun tangan untuk mengatasi kelangkaan gas melon ini dan kalau bisa berikan teguran keras atau sanksi kepada agen atau pangkalan yang bermain untuk menaikkan harga di atas harga eceran tertinggi,” ujarnya saat di bincangi di ruang kerjanya, Senin (22/3).

Darmawati mengatakan dirinya sering mendapat keluhan ibu-ibu yang kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg, padahal sangat dibutuhkan untuk memasak. Sebagai seorang perempuan dan juga ibu rumah tangga, dirinya paham betul pentingnya elpiji untuk kebutuhan dapur. Barang tersebut sudah dapat dianggap sebagai kebutuhan pokok rutin yang harus dipenuhi.

Baca Juga :  Lakukan Pengawasan dan Evaluasi

“Saya sangat menyayang, distribusi elpiji 3 kg di Kabupaten Kotim ini dinilai belum merata dan belum lancar sesuai harapan masyarakat. Padahal, elpiji 3 kg ini paling banyak digunakan masyarakat setelah pemerintah mengarahkan masyarakat melalui program konversi dari minyak tanah ke gas elpiji,” tuturnya.

Politikus Partai Golkar ini juga mengatakan tidak jarang warga harus antre di pangkalan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg tersebut. Tidak sedikit pula yang harus pulang dengan kecewa tidak sempat mendapatkan elpiji karena sudah kehabisan.

“Harga juga bervariasi dan pasokan yang belum sesuai harapan, cukup membebani masyarakat sehingga sering dikeluhkan. Perlu upaya serius pemerintah untuk mengawasi ketat distribusi elpiji 3 kg agar benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan dan harganya tidak terlalu tinggi,” ucap Darmawati.

Menurutnya tidak sulit jika memang pemerintah serius menelusuri penyebab elpiji 3 kg sering sulit didapat dan harganya tinggi. Tinggal keseriusan pemerintah dan semua pihak terkait untuk menyikapi masalah ini dengan sungguh-sungguh. Kalau pihak Pertamina sudah mengklaim bahwa pasokan mencukupi tapi ternyata di lapangan warga kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.

Baca Juga :  Tindak Lanjuti Kelangkaan dan Kenaikan Harga Gas Elpiji Subsidi

“Maka dari itu pemerintah daerah harus menelusuri pendestribusiannya mengapa sampai terjadi seperti sehingga dikeluhkan masyarakat. Baik harga yang tidak sesuai harga eceran tertinggi yang membebani masyarakat,” sampai Darmawati.

Dirinya juga meminta pihak pemerintah daerah dan Pertamina bahkan kepolisian diminta bersama-sama menyikapi serius masalah ini, karena elpiji 3 kg sangat dibutuhkan masyarakat. Ini salah satu kebutuhan yang berkaitan langsung dengan hajat hidup masyarakat luas.

“Saya juga minta kepada pihak aparat kepolisian untuk menyelidiki langkanya dan mahalnya gas 3 kg ini, apabila ada yang kedapatan menimbun gas tersebut maka berikan sanksi tegas agar bisa menimbulkan efek jera, kalau perlu cabut izinnya,” tegasnya.(bah/uni)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/