PALANGKA RAYA-Tingkat konsumsi masyarakat yang cukup tinggi serta harga jual daging Babi yang cukup mahal yang hampir setara dengan harga daging Sapi, merupakan salah satu potensi usaha yang sangat menjanjikan hasil bagi sebagian masyarakat yang ada di beberapa daerah Kalteng. Salah satunya di Kabupaten Katingan.

Karena itu, Ketua Komisi II membidangi sumber daya alam (SDA) salah satunya sektor peternakan Achmad Rasyid mendorong agar masyarakat yang menekuni budi daya ternak Babi, bisa mengelola usaha dengan tekun.

“Kami ada kunker ke Kabupatan Katingan berkaitan dengan sektor peternakan disana, salah satunya melihat peternakan Babi. Kami melihat potensi ini cukup bagus. Karena harga dagingnya cukup mahal hampir setara dengan harga daging Sapi. Kami mendorong agar masyarakat menekuni usahanya dengan tekun, karena hasilnya juga cukup bagus bagi mereka,” ucap Rasyid.

Baca Juga :  Serap Aspirasi Masyarakat Desa Tumbang Lapan

Legislator Fraksi Gerindra DPRD Kalteng ini mengusulkan agar kedepan peternakan Babi bisa dibuat lebih modern di lokasi yang tidak mengangu lingkungan pemukiman masyarakat lainya.

“Kandang peternakan Babi, selama ini dibuat dekat rumah-rumah. Kami usulkan agar dibuat lebih modern, agar terjaga kebersihan kandang, agar Babi sehat, lingkungan juga sehat dan yang makan juga sehat,”ucapnya.

Wakil rakyat Dapil IV Kabupaten Bartim, Barut, Barsel dan Murung Raya ini mengatakan bahwa terkait pembangunan kandang Babi modern ini juga diusulkan masyarakat bisa masuk pada tahun anggaran 2024. Maka dari itu ia berharap mudah-mudahan untuk bantuan untuk kandang dan bibit Babi dengan sistem peternakan Babi modern untuk masyarakat disana bisa terakomodir tahun anggaran 2024.

Baca Juga :  Pembangunan Infrastruktur Harus Memperhatikan Kualitas

Disampaikan Rasyid, diketahui penyakit yang cukup rawan menyerang ternak masyarakat adalah penyakit mulut dan kuku. “Informasi terakhir bahwa ada jenis penyakit baru yang saat ini menyerang Babi yakni virus ASF (African Swine Fever). Beberapa waktu ini sudah ramai di Jawa Tengah. Himbauan kami, agar sementara ini jangan mendatangkan Babi dari sana, karena informasinya menular dengan cepat,” terangnya. (irj/ans)